4 September 2023
DHAKA – Sekitar 55,5 kg emas batangan dan perhiasan senilai sekitar Tk 47 crore dicuri dari gudang bea cukai di bandara Dhaka, kata para pejabat.
Kantor Bea Cukai Dhaka mengajukan kasus ini ke Kantor Polisi Bandara tadi malam dan menyebutkan dalam pengaduannya bahwa empat Asisten Petugas Pendapatan (ARO) dan empat penjaga “gagal memberikan jawaban yang memuaskan” mengenai masalah tersebut.
Orang-orang yang disebutkan dalam pengaduan – ARO Shahidul Islam, Akram Sheikh, Saidul Islam Shahed dan Masum Rana serta penjaga Rezaul Karim, Mozammel Haq, Afzal Hossain dan Niamat Hawlader – bertanggung jawab atas gudang tersebut, kata pejabat bea cukai.
Tak satu pun dari ARO yang dapat dihubungi tadi malam saat penyelidik menyita telepon mereka.
Antara tahun 2020 dan bulan lalu, barang-barang berharga curian milik orang-orang yang tiba di bandara dengan membawa lebih banyak emas daripada yang diperbolehkan oleh undang-undang telah disita.
Menurut sumber bea cukai, emas batangan, perhiasan, dan barang impor ilegal lainnya disimpan di dua gudang di Bandara Internasional Hazrat Shahjalal.
Saat dihubungi, Komisioner Bea Cukai AKM Nurul Huda Azad mengatakan, salah satu gudang diduga berisi 200 kg emas. Namun petugas hanya menemukan sekitar 145 kg pada hari Sabtu.
“Kami telah meminta bantuan dari polisi dan badan intelijen setelah mengetahui masalah ini,” tambahnya.
Berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan tahun 1969, petugas intelijen atau aparat penegak hukum wajib menyerahkan emas batangan atau perhiasan yang disita ke kantor pabean terdekat dalam waktu 24 jam.
Bea Cukai harus menyetorkan emas secara permanen atau sementara ke Bank Bangladesh dalam waktu tujuh hari, menurut undang-undang tersebut.
Ditanya mengapa emas disimpan di lemari bersama barang lainnya, Azad mengatakan pemilik seharusnya mengambil barang tersebut setelah membayar denda dan pajak. “Itulah mengapa dana tersebut belum disetorkan ke Bank Bangladesh.”
“Emasnya sepertinya dicuri secara bertahap. Biasanya dua ARO yang masing-masing memiliki satu set kunci ditugaskan untuk mengawasi dua gudang tersebut,” ujarnya.
Ketika dia mengambil alih gudang tersebut pada 10 November tahun lalu, ARO yang kini sedang diselidiki secara resmi telah menyerahkan inventaris tersebut, katanya.
“Jika mereka menandatangani surat-surat itu tanpa memeriksa secara fisik apa yang ada di dalamnya, maka itu adalah tanggung jawab mereka,” imbuhnya.
BAGAIMANA SEMUANYA DIMULAI
Pada tanggal 14 Agustus, pejabat senior menemukan enam batangan emas di tempat yang relatif kurang aman di sebuah gudang.
Petugas kemudian melancarkan penyelidikan menyeluruh terhadap barang-barang yang datang sejak tahun 2020 tersebut. Tukang emas dipanggil untuk mengukur berapa banyak emas yang ada.
Namun pada Sabtu dini hari, saat pemeriksaan inventaris, dua ARO memberi tahu pejabat senior bahwa sebuah gudang tampaknya telah dibobol, kata sumber.
Petugas bea cukai kemudian menghubungi penegak hukum.
“Setelah melakukan penyelidikan forensik, penegak hukum tidak menemukan bukti orang yang masuk tanpa izin ke dalam gudang dan menduga ada kemungkinan keterlibatan orang dalam,” kata seorang perwira polisi senior yang terlibat dalam penyelidikan tersebut.
Petugas bea cukai di tempat kejadian pertama kali mengatakan kepada polisi bahwa pencuri mungkin memasuki gudang melalui jendela toilet yang pecah.
“Tapi ternyata kalengnya sudah dipotong tadi. Dan tidak mungkin bagi siapa pun untuk masuk melalui ruang kecil tersebut,” kata petugas tersebut kepada The Daily Star, seraya menambahkan bahwa tidak ada kamera keamanan di sana.
“Petugas bea cukai yang bertanggung jawab atas keamanan mungkin terlibat dalam pencurian itu,” kata pejabat itu, yang meminta tidak disebutkan namanya.
Sekitar delapan kg emas yang hilang disita pada 13 Agustus tahun ini dan 47 kg disita pada waktu berbeda sejak tahun 2020, kata mereka.