5 Juli 2023
BEIJING – NEV, ekonomi digital, dan elektronika energi kemungkinan besar akan menjadi bahan pengisi kebijakan
Tiongkok akan bekerja sama dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara untuk mendorong pengembangan berkualitas tinggi pada segmen-segmen utama industri-industri baru dan memfasilitasi aliran berbagai sumber daya untuk memperdalam integrasi di bidang ini, kata Jin Zhuanglong, Menteri Perindustrian dan Teknologi Informasi.
Tiongkok dan ASEAN saling melengkapi dalam industri-industri baru dan ada kemauan yang kuat untuk pertukaran dan kerja sama antara dunia usaha di kedua belah pihak, katanya pada hari Selasa di forum Tiongkok-ASEAN mengenai industri-industri baru di Shenzhen, KwaZulu-Natal.
Mengingat bahwa ASEAN memiliki potensi besar dalam transformasi industri dan pengembangan inovatif, Jin mengatakan Tiongkok akan bekerja sama dengan kawasan ini untuk merangsang vitalitas inovasi dan mendorong pengembangan berkualitas tinggi di bidang-bidang utama dengan berfokus pada sektor-sektor seperti kendaraan energi baru, ekonomi digital, dan elektronik energi.
Kedua belah pihak akan mencari sekelompok proyek besar yang berteknologi tinggi, dengan volume investasi besar dan dapat mendorong pembangunan industri untuk menciptakan kekuatan pendorong baru bagi kerja sama industri dan membangun landasan baru untuk pengembangan inovatif, katanya.
“Perkembangan industri-industri baru memerlukan rantai industri dan rantai pasokan yang terhubung, stabil, dan tidak terblokir,” kata Jin.
Tiongkok akan memperkuat kerja sama dengan ASEAN untuk memfasilitasi aliran orang, barang, modal, dan informasi yang efisien antara kawasan industri, industri, dan kawasan untuk memperdalam integrasi dalam rantai industri, rantai pasokan, dan rantai nilai, katanya.
Tiongkok akan berpegang pada keterbukaan dan inklusivitas, serta berupaya menciptakan model pengembangan terpadu bagi industri-industri baru yang berkarakter Tiongkok-ASEAN, katanya.
Menteri juga menekankan pentingnya komunikasi tingkat tinggi di sektor industri antara Tiongkok dan ASEAN, mengusulkan untuk mempercepat pembentukan mekanisme dialog dan pertukaran tingkat menteri untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi perkembangan industri-industri baru.
Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian Indonesia, mengatakan bahwa meskipun ASEAN sedang berupaya untuk memainkan peran utama dalam bidang kendaraan listrik secara global, terdapat potensi besar untuk kerja sama antara kawasan dan Tiongkok. Penjualan tahunan kendaraan listrik di Tiongkok mencapai 6,8 juta unit, menduduki puncak peringkat global selama delapan tahun berturut-turut.
Menteri menyerukan lebih banyak koordinasi antara sektor publik dan swasta dan antara kedua wilayah untuk mewujudkan pembangunan hijau.
Malaithong Kommasith, Menteri Perindustrian dan Perdagangan Laos, mengatakan industri-industri baru menghadapi banyak hambatan, seperti kurangnya kesadaran konsumen, pembiayaan yang tidak memadai, pembatasan yang diberlakukan, tingginya biaya penelitian dan pengembangan, dan lingkungan yang tidak ramah.
Oleh karena itu, mendorong kerja sama regional pada industri-industri baru dapat menjadi pilihan strategis bagi ASEAN dan Tiongkok untuk pulih dari pandemi COVID-19, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mencapai pembangunan di kawasan, ujarnya.
Liang Hua, Chairman, Huawei Technologies Co, mengatakan Huawei berkomitmen membantu negara-negara ASEAN membangun ekosistem talenta digital, melalui lebih dari 200.000 profesional digital yang dibina melalui berbagai proyek yang diluncurkan perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.
Perusahaan akan terus memberikan dukungan bagi pengembangan industri-industri baru di ASEAN dengan mendorong pengembangan talenta-talenta berkualitas di kawasan, ujarnya.