12 Juni 2023
JAKARTA – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) telah menyampaikan tawaran perdamaian yang tidak biasa kepada musuh bebuyutannya, Partai Demokrat, untuk bekerja sama dalam pemilu mendatang, sebuah langkah yang menurut para analis akan melemahkan aspirasi presiden dari pihak oposisi. Sosok Anies bisa membuat Baswedan terpuruk.
Partai yang berkuasa tiba-tiba membuka pintu bagi kemungkinan rekonsiliasi dengan partai oposisi ketika pertemuan yang telah lama direncanakan antara pewaris PDI-P Puan Maharani dan ketua umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono akhirnya akan dilanjutkan, Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDI- P, kata. Sabtu ini.
Puan adalah putri ibu pemimpin PDI-P Megawati Soekarnoputri yang menjabat sebagai presiden sebelum ayah Agus dan pendiri Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, meninggalkan kabinet Megawati pada tahun 2004 untuk memperjuangkannya demi jabatan tertinggi.
Membandingkan hubungan sulit antara kedua partai yang bersaing dengan hubungan antara Arab Saudi dan Iran, Hasto mengatakan bahwa partai yang berkuasa dengan rendah hati menawarkan kesempatan kepada Partai Demokrat untuk berdialog tentang kemungkinan dukungan terhadap calon presiden dari PDI-P Ganjar Pranowo pada pemilu tahun depan. dua partai yang mempunyai perbedaan politik.
“Kami memiliki semangat gotong royong (gotong royong), jadi PDI Perjuangan mau menyambut (Partai Demokrat) sambil menunggu (apa Anies akan tetapkan Agus sebagai cawapresnya atau tidak). Toh Anies tetap harus mengundang (Agus harus masuk tiketnya),” kata Hasto.
“Kami menghormati partai politik yang telah menjalin kemitraan elektoral, namun kemampuan berdialog (dengan mereka) tetap menjadi sesuatu yang penting. Kita boleh saja berbeda pendapat secara politik, namun ketika ada ruang untuk berdialog, terutama untuk kepentingan masyarakat dan bangsa, (kita harus melihatnya) dari sudut pandang yang positif.”
Baca juga: PDI-P mengincar kemenangan putaran pertama pada tahun 2024
PDI-P sebelumnya telah mengesampingkan segala kemungkinan kemitraan politik dengan Partai Demokrat, dan menekankan bahwa kedua partai memiliki perbedaan historis dan mendasar, termasuk mengenai bagaimana Yudhoyono memerintah sebagai presiden ketika PDI-P memainkan perannya sebagai oposisi.
Namun, PDI-P tampaknya tiba-tiba mengambil perubahan baru-baru ini karena mereka telah menempatkan Agus dalam daftar calon wakil presiden Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, bersama dengan nama-nama populer lainnya dalam jajak pendapat publik dan para ketua umum partai yang bersaing untuk mendapatkan posisi tersebut. mengisi slot wakil presiden pada pemilu mendatang.
Langkah PDI-P ini terjadi ketika Anies menghadapi tren penurunan elektabilitasnya, sehingga mendorong Partai Demokrat mengancam untuk “mengevaluasi” keanggotaannya dalam koalisi tripartit Perubahan untuk Persatuan (KPP), yang mendukung mantan gubernur Jakarta tersebut, kecuali pada putaran kedua. . mitra akan diumumkan bulan ini.
Baca juga: Aliansi Anies menunjukkan celah di bawah tekanan untuk ditunjuk sebagai cawapres
Sejak Partai Demokrat, Partai NasDem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membentuk KPP awal tahun ini dan menetapkan Anies sebagai calon presiden, aliansi tersebut belum berhasil menentukan siapa yang akan mencalonkan diri bersamanya, dan akhirnya mengizinkan Anies untuk mencalonkan diri. memilih pasangannya dari beberapa kandidat terpilih.
Partai Demokrat bersikeras mencalonkan Agus sebagai wakil presiden, karena Yudhoyono dikatakan berjuang keras untuk ambisi politik putranya. Dan masuknya Agus baru-baru ini ke dalam daftar calon wakil presiden Ganjar telah mengejutkan Partai Demokrat, sehingga mendorong beberapa anggotanya untuk memuji PDI-P karena tidak memenuhi syarat dan entah bagaimana mengakui Agus layak untuk ikut dalam pemilihan tahun 2024.
“Sepertinya ada perubahan nada yang disampaikan Puan di internal PDI-P, dan jarang juga masyarakat mendengar kata-kata baik dari anggota PDI-P tentang Ketua Umum Partai (kita) AHY,” kata politikus Demokrat Syahrial Nasution. , yang menyebut Agus dengan inisialnya.
Agus menyambut baik usulan dialog dari PDI-P, dan menyatakan bahwa partainya menolak memainkan politik perpecahan dan akan terus menjalin komunikasi dengan partai lain meskipun mereka telah berkomitmen pada aliansi pemilu yang berbeda.
“Saya sendiri selalu bisa merasionalisasikan setiap pengaturan yang disimulasikan oleh entitas politik saat ini,” kata Agus.
Namun, beberapa anggota Partai Demokrat mengatakan partainya akan “tetap setia” kepada aliansi KPP, Anies, dan siapa pun yang menjadi pasangannya; posisi yang juga diambil oleh mitra aliansinya.
Meski para analis mengatakan pasangan Ganjar-Agus masih terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, tawaran perdamaian dari PDI-P bisa menjadi ujian loyalitas bagi Partai Demokrat, yang dukungan KPP diperlukan untuk melewati ambang batas pencalonan presiden.
Kepercayaan Partai Demokrat terhadap KPP akan goyah jika AHY tidak berhasil menjadi cawapres Anies. Potensi ini dilihat oleh PDI-P,” kata analis Arifki Chaniago dalam keterangannya.
“Anies pasti membutuhkan dukungan Demokrat untuk mencalonkan diri sebagai presiden tahun depan. Namun, untuk bisa bersaing dengan pimpinan Prabowo (Subianto dari Partai Gerindra) dan Ganjar, tampaknya Anies membutuhkan cawapres yang lebih kuat.”