26 Oktober 2022
DHAKA – Kerusakan yang disebabkan oleh Topan Sitrang tidak seburuk yang dikhawatirkan karena badai tersebut melemah saat mendekati pantai dan mendarat saat air surut, kata para ahli.
Namun, hal ini menyebabkan sedikitnya 21 orang tewas di berbagai distrik, sebagian besar di wilayah Selatan, sementara tujuh lainnya dikhawatirkan tewas karena mereka masih hilang setelah kapal pengerukan tenggelam di Chattogram.
“Topan tersebut menghantam pantai saat air surut dengan kecepatan angin 75 km/jam, lebih rendah sekitar 35 km/jam dari perkiraan kami sebelumnya. Saat topan Sidr, kecepatan angin mencapai 223 km/jam,” kata Bazlur Rashid, ahli meteorologi di Departemen Meteorologi Bangladesh.
Jika Sitrang mendarat saat air pasang, tingkat kerusakan akan lebih besar karena gelombang badai akan lebih tinggi, katanya.
Angin kencang dan banjir bandang merusak sekitar 10.000 rumah, tanaman di lahan seluas 6.000 hektar dan menghanyutkan ikan dari 1.000 kamp di seluruh negeri, kata Menteri Negara Penanggulangan Bencana Enamur Rahman kepada wartawan kemarin.
Menteri Negara Ketenagalistrikan Nasrul Hamid mengatakan para pejabat mampu memulihkan 70 persen saluran listrik yang putus tadi malam setelah topan merusak 1.500-2.000 tiang dan menyebabkan sekitar 80 lakh orang tanpa aliran listrik di Bhola, Patuakhali, Barishal, Chandpur, Chattogram. Laxmipur, Noakhali dan beberapa distrik lainnya.
Dia berharap jalur tersebut akan pulih sepenuhnya pada siang hari ini.
Di Bhola, gelombang badai mencapai ketinggian tujuh kaki, kata Menteri Negara Enamur kepada wartawan.
Sitrang berasal dari Teluk Benggala sebelum berbelok ke utara ke Bangladesh. Ia kehilangan kekuatan saat bergerak.
Ribuan pohon tumbang dan tanggul di sepanjang garis pantai jebol di banyak tempat, sehingga membanjiri daerah dataran rendah di Barishal, Bhola, Patuakhali, Noakhali dan Khulna.
Pejabat kementerian penanggulangan bencana mengatakan hampir 10 lakh orang tinggal di 6.925 tempat perlindungan topan dan pulang ke rumah mereka.
kemarin pagi
TUJUH TAKUT MATI
Mayat salah satu dari delapan pekerja yang hilang setelah Saikat 2, kapal pengerukan, tenggelam di Selat Sandwip di Teluk Benggala ditemukan tadi malam, hampir 24 jam setelah kapal tenggelam di tengah angin kencang, kata Petugas Mirsharai Upazila Nirbahi . Minhajur Rahman.
Pekerja lain di lokasi pengerukan menemukan jenazah mengambang di dekat lokasi tenggelamnya kapal, tambahnya.
Di Sirajganj, seorang wanita dan bayi laki-lakinya tenggelam setelah sebuah perahu yang membawa mereka dan tiga lainnya tenggelam di daerah Mohonpur sekitar jam 8 malam, kata Mosaddek Hossain, petugas yang bertanggung jawab di Kantor Polisi Zona Barat Jembatan Bangabandhu.
Dalam upazila Louhajang Munshiganj, seorang wanita dan putrinya yang berusia tiga tahun tewas tertimpa pohon tumbang di rumah mereka di daerah Kanaksar.
Almarhum diketahui bernama Asma Begum Ashu (28) dan Suraiya (3). Suami Asma, Abdur Razzak (35), terluka.
Di Kasba Brahmanbaria, seorang pria bernama Joynal Abedin Bhuiya terbunuh saat dahan pohon tumbang menimpa rumahnya di desa Dhojnagar.
Di upazila Kapasia Gazipur, Anisur Rahman yang berusia sembilan tahun meninggal ketika sebuah rumah dari tanah runtuh di tengah hujan lebat sekitar pukul 23.30 pada hari Senin. Kakak laki-lakinya Al Amin (11) terluka.
Di Lalmohon Bhola, Rabeya Begum (25) tenggelam di air banjir sementara seorang pria bernama Mofizul Islam dari Sadar Upazila meninggal ketika rumah lumpurnya runtuh menimpanya.
Di Tungipara Gopalganj, dua wanita bernama Sharmin Begum (25) dan Romecha Begum (58) meninggal setelah pohon tumbang di rumah mereka.
Seorang warga negara Myanmar bernama Shouming (71) tewas setelah jatuh dari kapal di Pelabuhan Darat Teknaf di Cox’s Bazar sekitar pukul 21.00. Dialah juru masak kapal tersebut, kata Jasim Uddin, general manager Pelabuhan Teknaf.
Sembilan orang lainnya sebelumnya dilaporkan tewas.
Setelah dilakukan penilaian resmi, para petani ikan yang terkena dampak akan mendapatkan pinjaman tanpa bunga, sementara mereka yang rumahnya rusak akan mendapatkan lembaran besi bergelombang dan insentif tunai, kata Menteri Negara Enamur.
Ada kemungkinan siklon lain terjadi pada bulan Desember, tambahnya.
Dhirito Sundar Roy, seorang petani ikan di kawasan Khaleshbunia di Batiaghata, Khulna, mengatakan kepada The Daily Star bahwa dia kehilangan sekitar enam muatan udang dan dua muatan ikan putih akibat banjir.
“Tetapi tidak ada yang datang untuk mengambil informasi dari saya,” tambahnya
Biprodas Bairagi, petani ikan lainnya di daerah Chaksailmari, mengatakan, “Saya meminjam Tk 2 lakh dari sebuah LSM dan Tk 50.000 dari seorang kerabat untuk budidaya ikan. Dan saya kehilangan segalanya karena banjir.”