20 September 2022
KUALA LUMPUR – Sayuran, buah-buahan, makanan laut, dan bahkan beras digunakan untuk menyamarkan narkoba yang dibawa ke negara tersebut, dan beberapa sindikat narkoba bahkan menggunakan layanan p-hailing untuk menyelundupkan dan mendistribusikan narkoba.
Di era internet, transaksi juga dilakukan melalui situs media sosial.
Para penyelundup selalu mengubah taktik, sehingga menyulitkan polisi anti-narkoba.
Perbatasan darat Malaysia dengan Thailand, yang membentang sepanjang 576 km dari Kuala Perlis di Perlis hingga Pengkalan Kubur di Kelantan, juga penuh dengan “lorong tikus” atau jalan rahasia bagi penyelundup untuk menyembunyikan dan mengangkut barang selundupan mereka.
“Sepanjang 105 km perbatasan Kelantan-Thailand, hampir 200 pangkalan tidak resmi digunakan oleh penyelundup untuk mengangkut barang, termasuk narkoba, ke negara itu,” kata Wakil Irjen Polisi Tan Sri Razarudin Husain.
“Sindikat menggunakan ‘lorong tikus’ dan menyembunyikan persediaan narkoba mereka di bawah barang-barang kebutuhan pokok seperti sayuran, buah-buahan, beras, dan bahkan makanan laut.
“Sementara beberapa orang terpaksa menyimpan obat-obatan di kompartemen khusus di dalam kendaraan, yang lain menggunakan fiberglass dan perahu nelayan untuk mengangkut obat-obatan terlarang,” katanya kepada The Star dalam sebuah wawancara.
Dia mengatakan mereka juga menggunakan layanan ehailing dan pengiriman makanan untuk mengirim obat ke pelanggan.
“Kami mengetahui modus operandi mereka dan kami harus mengambil satu atau dua langkah ke depan untuk mengekang aktivitas mereka,” tambahnya.
Departemen Reserse Kriminal Narkotika Bukit Aman (NCID) juga menghadapi tantangan era digital, dimana sindikat menerima pesanan melalui aplikasi chatting seperti WeChat, WhatsApp dan Facebook, kata Razarudin.
“Permintaan dan penawaran dilakukan secara online, dan situs media sosial menjadi saluran transaksi baru yang digunakan sindikat.
“Sindikat juga menggunakan web gelap untuk melakukan aktivitasnya. Hal ini hanya dapat dicapai dengan menggunakan perangkat lunak dan konfigurasi tertentu.
“Hal ini merupakan tantangan bagi pihak berwenang karena login dan data pengguna bersifat rahasia, sehingga menyulitkan pihak berwenang untuk melacaknya,” katanya.
Menurut Razarudin, salah satu faktor utama penyelundupan narkoba ke negara Malaysia adalah lokasinya yang dekat dengan “segitiga emas” yaitu di perbatasan bersama Thailand, Myanmar, dan Laos.
“Kedekatan tersebut merupakan faktor utama penyelundupan narkoba di Malaysia.
“Itulah sebabnya NCID bekerja sama dengan lembaga penegak hukum lainnya untuk memperkuat keamanan di perbatasan guna memerangi penyelundupan semacam itu,” katanya.
Lokasi Malaysia, infrastruktur dan sistem komunikasi menjadikan negara ini sebagai negara transit yang ideal untuk penyelundupan narkoba, tambahnya.
Tingginya permintaan dan harga obat yang bisa mencapai tiga kali lipat di negara ketiga juga turut menyebabkan Malaysia dijadikan negara transit, kata Razarudin.
“Narkoba seperti heroin dan syabu dijual dengan harga jauh lebih tinggi dan permintaannya tinggi di negara-negara seperti Australia dan Selandia Baru.
“Kami yakin sindikat narkoba internasional bekerja sama dengan pemain lokal untuk melakukan penyelundupan narkoba secara besar-besaran,” ungkapnya.
Dia mengatakan NCID telah bekerja sama dengan pihak berwenang asing untuk secara efektif memerangi penyelundupan narkoba.
“Departemen bekerja sama dengan berbagai lembaga di luar negeri, antara lain kepolisian Australia, Badan Pengawasan Narkoba AS, Biro Narkotika Pusat Singapura, kepolisian Indonesia, dan Interpol,” ujarnya.
Razarudin mengatakan penyalahgunaan dan peredaran narkoba merupakan ancaman bagi negara.
“Sindikat menjadi lebih berani. Ancaman narkoba juga mengancam integritas penegakan hukum.
“Jika mereka yang memegang kekuasaan dengan mudah ‘dibeli’ oleh para pengedar narkoba, bagaimana masyarakat bisa mempercayai kita untuk memberantas masalah narkoba?” dia berkata.
Dia menambahkan, polisi tidak akan kompromi dalam menindak setiap personelnya yang kedapatan terkait sindikat narkoba.
“Saya ingin mengingatkan jajaran kepolisian untuk tidak mencoreng pengorbanan dan kerja keras orang lain dengan perbuatannya.
“Jauhkan diri dari praktik korupsi yang dapat merusak masa depan seseorang karena tidak ada kebaikan yang dikaitkan dengan korupsi,” imbuhnya.