20 Desember 2022
JAKARTA – Indonesia dan Amerika Serikat telah berkomitmen untuk meluncurkan kemitraan iklim baru pada awal tahun depan dengan pendanaan hingga US$50 juta untuk membantu Indonesia mencapai tujuan penyerap karbon kehutanan pada tahun 2030.
Pada bulan Mei, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mendukung program Indonesia Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030.
Komitmen terhadap kemitraan iklim baru ini mengikuti lembar fakta Gedung Putih: Memperkuat Kemitraan Strategis AS-Indonesia yang diterbitkan pada tanggal 13 November, yang juga diumumkan pada pertemuan bilateral antara Presiden Joko “Jokowi” Widodo dan Presiden Joe Biden di sela-sela pertemuan tersebut. KTT Pemimpin Kelompok Dua Puluh (G20) di Bali.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengapresiasi kemitraan Indonesia-AS mendatang yang akan memperluas kesepakatan kedua negara sebelumnya mengenai FOLU Net Sink 2030.
“Kami dapat menunjukkan bahwa kemitraan kami bukan sekedar janji, namun diwujudkan dalam aksi iklim,” kata Siti dalam pernyataan yang dipublikasikan di situs kementerian, Jumat.
USAID menyatakan akan berkoordinasi dengan Jakarta di semua tingkatan mulai dari daerah hingga pusat, serta dengan pemangku kepentingan internasional, untuk mendukung tujuan iklim Indonesia.
Kementerian Lingkungan Hidup dan USAID harus mengusulkan kegiatan-kegiatan yang terperinci, sesuai dengan persyaratan hukum dan keuangan kedua negara, berdasarkan perjanjian kerangka kerja kemitraan iklim yang baru.
“Kami mendukung kepemimpinan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam pemanfaatan lahan berkelanjutan dan perlindungan hutan berharga di seluruh Indonesia,” kata Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen, Jumat.
“Perjanjian kerangka kerja ini akan memperdalam kemitraan kami dengan Pemerintah Indonesia untuk mengatasi tantangan perubahan iklim dan memastikan masa depan yang sejahtera, berketahanan, dan ramah lingkungan,” tambah Cohen.
Kemitraan baru ini juga mencakup dukungan terhadap konservasi orangutan di Sumatera dan Kalimantan serta “spesies karismatik” lainnya seperti gajah, harimau, dan badak.
Hal ini juga bertujuan untuk mendukung prioritas kementerian lingkungan hidup, termasuk melalui Dana Lingkungan Hidup Indonesia (BPDLH) dan dengan memperkuat kolaborasi pemangku kepentingan, untuk membangun dan memelihara pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Kementerian juga telah menandatangani beberapa perjanjian dengan negara lain dalam upayanya mencari dukungan teknis dan finansial untuk FOLU Net Sink 2030.
Pada bulan September, Indonesia dan Norwegia menandatangani MoU mengenai pengurangan emisi di sektor kehutanan untuk mendukung tujuan penyerap karbon Indonesia, dan Norwegia melakukan pencairan dana pertamanya sebesar $56 juta ke Indonesia.
Bulan berikutnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan Inggris menandatangani MoU terpisah mengenai kerja sama lingkungan dan iklim, yang mencakup dukungan untuk FOLU Net Sink 2030 di Indonesia.