10 Februari 2022
TOKYO – Karena pasokan gas alam Eropa dari Rusia terancam di tengah meningkatnya ketegangan mengenai Ukraina, pemerintah Jepang memutuskan untuk memasok sebagian gas alam cair yang diimpor Jepang ke negara-negara Eropa.
Langkah pemerintah yang tidak biasa ini menyusul permintaan Amerika Serikat untuk meningkatkan pasokan energi bagi Eropa, yang sangat bergantung pada gas Rusia.
Amerika Serikat dan Uni Eropa telah mengumumkan kebijakan untuk menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Rusia jika mereka menginvasi Ukraina. Sebagai pembalasan, Rusia mungkin akan menghentikan pasokan gas ke Eropa.
Jepang mengimpor hampir seluruh LNG-nya, yang digunakan untuk pembangkit listrik termal dan untuk memasok gas ke perusahaan-perusahaan utilitas. Pemerintah berencana meminta kerja sama dengan perusahaan lokal pemegang hak gas bumi di luar negeri setelah mendapat jumlah yang diperlukan untuk dalam negeri. Rincian jumlah yang diberikan ke Eropa dan jadwalnya akan dibahas lebih lanjut, meski jumlahnya diperkirakan kecil.
Konsumsi listrik dan gas meningkat di musim dingin karena kebutuhan akan pemanas dan air panas. Di Jepang, situasi listrik menjadi ketat pada musim dingin lalu, terutama di Jepang bagian barat, karena kekurangan LNG. Situasinya juga mengerikan pada musim dingin ini, dengan Tokyo Electric Power Company Holdings, Inc. yang harus menerima listrik dari perusahaan utilitas lain pada bulan Januari.
Mengenai masalah Ukraina, Jepang menekankan pentingnya bertindak bersama dengan negara-negara Kelompok Tujuh lainnya – Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Perancis, Jerman dan Italia. Selama tersedia cukup LNG untuk keperluan domestik, pemerintah menyimpulkan bahwa pembayaran tambahan apa pun dapat diberikan kepada negara-negara Eropa.
Negara-negara Eropa akan mengalami kekurangan energi. Persediaan gas alam biasanya berjumlah sekitar 70%, namun jumlahnya mencapai 50% di bulan Januari. UE bergantung pada Rusia untuk sekitar 40% pasokan gas alamnya. Penurunan persediaan tersebut diyakini disebabkan berkurangnya pasokan dari Rusia.
Jerman, yang bergantung pada Rusia untuk lebih dari separuh pasokan gas alamnya, adalah salah satu negara Uni Eropa yang mengkhawatirkan krisis energi. Rusia, dengan mengancam akan memutus pasokan gas, tampaknya berusaha menabur perselisihan antara negara-negara Eropa dan Amerika Serikat mengenai masalah Ukraina.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden berupaya meredakan kekhawatiran mengenai kekurangan gas di Eropa sehingga Amerika Serikat dan UE dapat mengoordinasikan respons mereka terhadap situasi di Ukraina. Maka Washington mendesak negara-negara Asia yang mengimpor LNG, termasuk Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan, untuk mempertimbangkan memasok sebagian impor mereka ke Eropa. Menanggapi permintaan AS, Australia berencana memperluas ekspor LNG ke Eropa.
Washington juga berupaya mendorong Qatar, produsen gas alam terkemuka, untuk mengekspor gas ke Eropa.