7 Juli 2023
PHNOM PENH – Perwakilan senior Kamboja dan Vietnam menekankan komitmen bersama mereka untuk memperkuat keamanan di sepanjang perbatasan kedua negara. Urgensi ini muncul setelah adanya laporan baru-baru ini mengenai aktivitas drone ilegal di provinsi-provinsi timur laut Kamboja.
Koy Pisey, wakil kepala Sekretariat Tetap Otoritas Nasional Urusan Perbatasan, pada tanggal 5 Juli menyatakan kegembiraannya atas niat rekan-rekan Vietnam untuk memperdalam kerja sama yang sudah terjalin.
“Perlunya Kamboja untuk bekerja sama, bersatu dan bekerja sama dengan negara-negara tetangga kita, baik itu Vietnam, Laos atau Thailand, sangatlah penting. Tujuan utama kami adalah menciptakan perbatasan yang damai, aman dan sejahtera, serta mendorong keharmonisan antar penduduk,” katanya.
Pham Thu Hang, juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam, sebelumnya menggarisbawahi komitmen bersama tersebut pada 4 Juli. Beliau menyatakan bahwa Vietnam selalu memelihara hubungan kerja yang erat dengan Kamboja untuk menjamin keamanan perbatasan dan memelihara perdamaian dan ketertiban sambil memerangi pemberontakan. -kegiatan kriminal di perbatasan.
“Kami berharap dapat melanjutkan kerja sama kami dengan Kamboja untuk melindungi perbatasan yang mewakili perdamaian, persahabatan, kerja sama, dan pembangunan,” katanya.
Pisey menegaskan bahwa posisi Kamboja serupa, dan menambahkan bahwa Kerajaan tersebut selalu bekerja sama dengan Vietnam untuk mengamankan dan mengembangkan wilayah perbatasan. Ia menekankan kerja sama yang erat antara kedua negara, terutama terlihat dalam upaya demarkasi perbatasan.
Minggu sebelumnya, Perdana Menteri Hun Sen mengerahkan unit pengawalnya dan angkatan bersenjata terkait ke perbatasan timur laut sebagai tanggapan atas laporan serangan pesawat tak berawak terhadap kedaulatan Kamboja. Perdana menteri berspekulasi bahwa drone ini bisa jadi milik kelompok pemberontak di Vietnam atau dioperasikan dari kapal yang berlabuh di negara regional lain.
Pada tanggal 3 Juli, Menteri Pertahanan Nasional Tea Banh melaporkan bahwa kondisi perbatasan telah stabil, dan sebagian besar pasukan yang dikerahkan akan mundur ke pangkalan mereka.
Kin Phea, direktur Institut Hubungan Internasional di Royal Academy of Kamboja, mencatat bahwa kedua negara secara umum menjaga kerja sama yang baik di sepanjang perbatasan, meskipun terkadang ada kendala kecil.
Thong Mengdavid, peneliti di Pusat Studi Strategis Mekong di Asian Vision Institute, memuji pernyataan Pham Thu Hang sebagai bukti penghargaan Vietnam terhadap hubungan bilateral. Meski demikian, ia menegaskan Kamboja harus mengutamakan keamanan nasionalnya, terutama membendung potensi terorisme.
“Saat ini, baik Kamboja maupun Vietnam tidak dapat memastikan asal usul drone tersebut atau mengetahui niat mereka. Namun, penerbangan tidak sah di atas Kamboja merupakan pelanggaran kedaulatan nasional dan ancaman terhadap keamanannya,” ujarnya.
Mengdavid menekankan kerja sama yang kuat antara kedua negara dan upaya bersama untuk memitigasi masalah terkait perbatasan.