Peluang yang belum dimanfaatkan untuk makanan dan minuman Vietnam di Belanda

27 Desember 2022

HANOI – Masih terdapat peluang yang belum dimanfaatkan bagi koperasi dan dunia usaha Vietnam untuk mengirimkan produk makanan dan minuman (F&B) mereka ke Belanda jika mereka dapat mengetahui dan mengatasi kelemahan mereka, kata para ahli.

Belanda adalah mitra dagang terbesar kedua Vietnam di pasar UE setelah Jerman. Vietnam juga dianggap sebagai salah satu pintu gerbang bagi barang-barang Vietnam untuk memasuki pasar yang sangat besar ini.

Selain itu, Perjanjian Perdagangan Bebas UE-Việt Nam (EVFTA) yang resmi berlaku pada 1 Agustus 2020 juga membuka peluang bagi produsen makanan dan minuman Vietnam untuk mempromosikan ekspornya ke pasar Belanda.

Ekspor terbatas meski permintaan tinggi

Menurut Niel Nguyễn, direktur VIEC mengatakan permintaan produk F&B dari Belanda meningkat setelah inflasi negara tersebut terkendali dan tidak terjadi kekurangan minyak.

Nguyễn mengutip survei yang mengatakan bahwa hampir 50 persen orang Belanda minum jus buah setiap hari. Kopi adalah minuman favorit mereka, setelah air diambil dari keran. Disusul minuman seperti teh dan air mineral non-karbonasi. Ini semua adalah produk potensial Vietnam.

Namun, ia mengatakan tidak mudah bagi usaha kecil dan menengah serta koperasi Vietnam untuk memasuki dan menaklukkan pasar Belanda meskipun permintaan produk makanan dan minuman di negara tersebut tinggi.

Nguyễn menambahkan bahwa ia hampir tidak dapat menemukan produk jus dan kopi bermerek Vietnam di platform elektronik besar di Belanda, meskipun Vietnam adalah eksportir kopi terkemuka di dunia.

Harga produk F&B di Belanda memang tidak murah. Namun ia mencatat bahwa jika koperasi dan dunia usaha di Vietnam tidak dapat memanfaatkan kekuatan bahan mentah mereka dan berinvestasi dalam pengolahan mendalam, maka mereka tidak dapat menembus pasar ini.

Strategi ekspor jangka panjang

Para pakar perdagangan mengatakan bahwa penaklukan pasar Belanda akan membantu dunia usaha dan koperasi Vietnam mendominasi banyak pasar Eropa karena Belanda adalah pintu gerbang untuk membawa barang ke negara-negara tersebut. Namun, pasar Belanda dan Eropa lainnya memiliki persyaratan yang sangat tinggi terhadap kualitas produk impor.

Oleh karena itu, dunia usaha dan koperasi dalam negeri harus meninjau kembali proses produksi mereka saat ini untuk menemukan arah yang tepat dalam mendorong ekspor ke pasar-pasar tersebut.

Perusahaan juga harus memilih metode ekspor langsung untuk mengendalikan pasar dan meningkatkan nilai merek. Daripada mengekspor ke perusahaan pengimpor, mereka harus bekerja sama langsung dengan distributor di negara pengimpor dan berhubungan langsung dengan konsumen.

Menurut para ahli, melalui metode ekspor langsung, diperlukan waktu 2-10 hari sebelum produk perusahaan tersebut tersedia di Belanda atau beberapa negara UE. Kemudian hanya butuh waktu sekitar 3-6 bulan saja hingga barang tersebut mampu membekas di pasaran.

Para ahli mengatakan bahwa membangun kepercayaan dengan mitra Belanda melalui rencana jangka panjang juga penting. — VNS

Data Sidney

By gacor88