14 Juli 2023
DHAKA – Bangladesh kemungkinan besar tidak akan menghadapi masalah apa pun jika India melarang ekspor beras karena banyaknya stok pangan di gudang publik dan panen yang baik dalam dua musim tanam terakhir, kata pejabat Kementerian Pangan dan importir beras kemarin.
Tanggapan ini muncul ketika India, produsen beras terbesar di dunia, sedang mempertimbangkan untuk melarang ekspor sebagian besar varietas beras, menurut laporan Reuters kemarin, mengutip Bloomberg News.
Pemerintah sedang mendiskusikan rencana untuk melarang ekspor semua beras non-Basmati, kata laporan itu, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut, menurut Reuters.
“Kami tidak melihat tantangan apa pun untuk saat ini. Sampai saat ini stok kita bagus dan produksi dalam negeri juga bagus,” kata Pak. Shakhawat Hossain, Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pangan, mengatakan.
Direktorat Makanan memiliki stok 19 lakh ton biji-bijian makanan pada 12 Juli.
Ini adalah jumlah stok pangan tertinggi sejauh ini, kata pejabat pangan lainnya.
Perkiraan produksi beras untuk tahun fiskal penuh (TA) 2022-23 belum dirilis oleh Biro Statistik Bangladesh (BBS).
Total produksi dapat meningkat sebesar 5 persen menjadi 4 crore ton pada tahun anggaran 2022-2023 jika perkiraan beras musim kemarau Boro oleh Departemen Penyuluhan Pertanian diperhitungkan.
DAE memperkirakan produksi Boro di Bangladesh, yang menyumbang sebagian besar produksi beras, mencapai 2,18 crore ton, tertinggi dalam sejarah, dan naik 8 persen dibandingkan tahun lalu.
Chitta Majumder, direktur pelaksana Majumder Group of Industries, yang mengimpor beras dari India selain memperoleh padi dari pasar dalam negeri, mengatakan bahwa para petani mendapatkan panen yang baik.
Selain impor, ketersediaan gandum di pasar dalam negeri juga cukup, katanya.
“Jadi harga tidak mungkin naik di sini sekarang,” katanya.
Apalagi tarif impor kini berkisar 62 persen. Pada tingkat ini, tidak ada yang akan mengimpor beras karena beras impor tidak akan kompetitif pada tingkat ini, katanya.
Sektor swasta Bangladesh sebagian besar mengimpor beras dari India.
Majumder mengatakan, harga beras yang biasa mereka impor akhir-akhir ini sedang naik di India.
Di kota Dhaka, harga eceran gandum tetap tidak berubah selama sebulan terakhir, menurut data harga pasar yang dikumpulkan oleh Bangladesh Trading Corporation yang dikelola pemerintah.
Bangladesh mengimpor beras sebesar 7 persen lebih banyak dari tahun ke tahun, dengan total 10,55 lakh ton, pada tahun fiskal 2022-2023, menurut data Kementerian Pangan.
Importir swasta membawa 421.000 ton dan pemerintah membawa sisanya untuk menambah stok pangan guna melaksanakan berbagai program distribusi pangan masyarakat.
Seorang pejabat senior kementerian pangan mengatakan mereka tidak memiliki kontrak dengan India mengenai pasokan beras dan gandum.
Direktorat Jenderal Pangan mengimpor 100.000 ton beras dari negara tetangga, tambah pejabat itu.