Menurunnya populasi di Asia dan Pasifik mempengaruhi pasokan tenaga kerja

2 November 2022

PATTANI – Asia dan Pasifik adalah wilayah terbesar di dunia baik dari segi geografis dan jumlah penduduk. Menurunnya jumlah penduduk dan meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia di Asia dan Pasifik mempengaruhi pasokan tenaga kerja dunia.

Menurut PBB, jumlah keluarga di Asia Timur telah berkurang menjadi 1,7 anak per perempuan, sementara jumlah keluarga di Asia Selatan tetap pada 2,5 anak per perempuan.

Di pasar tenaga kerja (disebut juga pasar tenaga kerja), pekerja dan pencari kerja menyediakan pasokan tenaga kerja sementara pemberi kerja menyediakan permintaan tenaga kerja. Pemahaman yang benar mengenai pasokan tenaga kerja di masa depan akan memungkinkan pemerintah dan perusahaan mengatasi hambatan dalam mempertahankan jumlah tenaga kerja yang memadai.

Dua tantangan utama pasokan tenaga kerja di Asia dan Pasifik dalam waktu dekat adalah sebagai berikut:

Pertama, akan terjadi pengurangan jumlah penduduk usia produktif (atau penduduk usia kerja). Meskipun generasi muda di banyak negara (misalnya Tiongkok, India, Malaysia, Indonesia, Thailand, Singapura, dan Filipina) telah dipromosikan untuk mempelajari keterampilan yang diperlukan untuk pekerjaan di masa depan (misalnya keterampilan abad ke-21), namun persediaan sumber daya manusia masih belum mencukupi. untuk menggantikan populasi yang lebih tua.

Dalam beberapa dekade terakhir, negara-negara Asia Timur dan ASEAN berpotensi menarik minat perusahaan multinasional, khususnya di sektor manufaktur. Karena berkurangnya populasi usia kerja di wilayah ini berdampak pada produktivitas, kemungkinan besar akan terjadi peningkatan penggunaan robot dan kecerdasan buatan (AI) di industri.

Oleh karena itu, karyawan harus beradaptasi dengan lingkungan teknologi baru. Mereka harus siap bekerja dengan robot dan AI. Sementara itu, mereka juga perlu mempelajari keterampilan tertentu (misalnya berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah yang kompleks) yang tidak dapat digantikan oleh AI.

Mengingat kualitas sumber daya manusia di kawasan ini, Singapura adalah contoh yang baik dari sistem pendidikan berkualitas tinggi yang menekankan keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan masa depan seperti keterampilan analitis, kerja sama tim, dan keterampilan kreativitas. Dapat dikatakan bahwa keterampilan angkatan kerja bergantung pada tingkat pembangunan masing-masing negara.

Kedua, jumlah pekerja lanjut usia akan meningkat. Ketika jumlah penduduk usia produktif tidak mencukupi untuk mencapai produktivitas tinggi, pemerintah dan perusahaan membutuhkan pekerja lanjut usia untuk tetap bekerja. Namun pekerja yang lebih tua mungkin kurang memiliki keterampilan yang dibutuhkan di abad ke-21 (misalnya keterampilan teknologi). Mereka harus dilatih untuk menguasai keterampilan tersebut. Perusahaan perlu berinvestasi dalam pelatihan pekerja yang lebih tua untuk mendapatkan jumlah karyawan terampil yang memadai.

Namun, sebuah studi tentang pasokan tenaga kerja bagi lansia di Thailand yang didanai oleh Asian Development Bank Institute menemukan bahwa lansia yang memiliki dana pensiun yang memadai cenderung tidak akan terus bekerja, sedangkan lansia yang bekerja di sektor informal (tanpa pensiun) cenderung tetap bekerja. pasar. mendapatkan penghasilan untuk hidup. Fenomena ini juga bisa terjadi di negara-negara Asia lainnya.

Pemerintah di Asia dan Pasifik perlu mengatasi pasokan tenaga kerja di masa depan dengan merumuskan dan menerapkan kebijakan mengenai pekerja yang lebih tua (misalnya upah dan tunjangan, pelatihan dan pengembangan, lingkungan kerja, dll.).

Demikian pula, mereka harus melakukan upaya untuk meningkatkan keterampilan generasi muda agar sesuai dengan kebutuhan masa depan.

***

Phathara-on Wesarat adalah Asisten Profesor dan Anlaya Smuseneto adalah Associate Professor, Fakultas Humaniora dan Ilmu Sosial, Prince of Songkla University (Kampus Pattani), Thailand.

SGP hari Ini

By gacor88