22 Februari 2022
TOKYO – Untuk terakhir kalinya, Terminal Kapal Penumpang Harumi di Tokyo, dengan atap piramida teralis putih yang mengesankan, ditutup pada Minggu malam.
Setelah 30 tahun, fasilitas tua di Distrik Chuo yang dulunya dikenal sebagai “pintu gerbang ke laut” Tokyo akan dibongkar, dan sebagian besar fungsinya diambil alih oleh Terminal Kapal Pesiar Internasional Tokyo di Distrik Koto, yang akan dibuka pada tahun 2020.
Terminal Harumi terkadang digunakan sebagai lokasi drama TV dan sebagai ruang relaksasi bagi keluarga dan pasangan saat berkencan. Harapan banyak orang adalah bahwa kawasan tersebut akan tetap menjadi tempat untuk menikmati laut bahkan setelah pembongkaran terminal, yang diperkirakan akan dimulai pada musim panas ini.
“Sungguh menyedihkan melihat terminal ditutup karena ini adalah pekerjaan yang membutuhkan banyak usaha, di mana kami mengerahkan seluruh energi kami,” kata Tadayoshi Numata, arsitek yang bertanggung jawab atas desain terminal saat bekerja di firma arsitektur Minoru Takeyama. . (1934-2020).
Pada bulan September 2020, pemerintah Tokyo membuka Terminal Kapal Pesiar Internasional Tokyo di distrik Aomi, sebelum kapal tiba di Jembatan Pelangi.
Sekitar tahun 1988, pemerintah metropolitan Tokyo menugaskan Takeyama, yang merancang gedung Shibuya 109 di Tokyo pada akhir tahun 70an, untuk merancang dan membangun terminal kapal pesiar. Tujuan pemerintah Tokyo adalah menciptakan fasilitas yang dapat menjadi wajah tepi laut Tokyo dan menghidupkan kawasan sekitar Teluk Tokyo.
Takeyama mengusulkan desain berdasarkan gambar sebuah rumah karena menurutnya itu harus menjadi tempat di mana orang yang berangkat melalui laut dan mereka yang kembali dapat merasa seperti di rumah sendiri. Dengan gambaran tersebut, ia merancang bangunan dengan atap piramidal.
Untuk menghidupkan citra Takeyama, Numata, kini berusia 65 tahun, dan rekan-rekannya menghabiskan waktu satu tahun berulang kali merevisi denah lantai dan gambar penampang setiap lantai hingga mereka puas.
Tak lama setelah pembukaan terminal pada tahun 1991, Numata melihat fasilitas tersebut dari sebuah kapal, dan dia teringat seolah baru kemarin betapa indahnya atap piramida putih dengan latar langit biru.
“Saya berharap orang-orang akan mengingat terminal tersebut ketika melihat laut Harumi,” kata Numata.
■ ‘Rumah’ bagi para pelaut
Bagi banyak pelaut yang pelabuhan asalnya adalah Dermaga Harumi, mereka menemukan rumah di atap piramida tersebut.
Hiroshi Murakami, direktur pelaksana Jalur Penumpang Mitsui OSK yang berusia 60 tahun dan mantan kapten kapal Nippon Maru, merasakan hubungan yang kuat dengan terminal tersebut.
“Saat saya kembali ke Harumi, saya bisa melihat terminal, Menara Tokyo, dan gedung-gedung di dekatnya,” kata Murakami. “Pemandangan di malam hari sungguh indah.”
Ketika dia menjadi pasangan kedua pada tahun 1995, Murakami menghabiskan sekitar dua bulan di atas kapal Nippon Maru dalam pelayaran ke Hawaii, Karibia, dan Alaska. Selama pelayaran ia disibukkan dengan pekerjaan peta untuk menentukan posisi kapal, selain itu ia juga bertanggung jawab atas pemeliharaan peralatan. Dia juga terkadang bekerja shift hingga larut malam. Murakami tidak bisa tenang karena dia bertanggung jawab atas nyawa sekitar 300 penumpang. Ketika dia melihat atap limas di akhir perjalanan panjang, dia bisa merasakan bahwa dia telah pulang dengan selamat.
Di Terminal Harumi pula dia kembali ke pelabuhan pada pelayaran pertamanya sebagai kapten. Saat para penumpang mengucapkan selamat tinggal saat mereka turun, seorang gadis berkata kepada Murakami, “Kapten, saya menikmati perjalanan ini.” Kata-katanya tiba-tiba membuatnya menangis.
“Terminal adalah tempat yang penuh kenangan bagi saya sebagai seorang pelaut,” ujarnya.
Perkampungan atlet untuk Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo yang juga berada di distrik Harumi akan diubah menjadi kondominium berdasarkan rencana untuk membuat distrik pemukiman bagi lebih dari 10.000 orang. Setelah terminal kapal pesiar dibongkar, kawasan tersebut nantinya akan diubah menjadi ruang hijau.
“Saya berharap kawasan ini akan menjadi kota di mana masyarakat dapat berjalan-jalan, merasakan angin laut kapan saja, dan mengintegrasikan laut ke dalam kehidupan sehari-hari,” kata Murakami.
■ Pembongkaran, perluasan
Menurut Biro Pelabuhan dan Pelabuhan Pemerintah Metropolitan Tokyo, pembongkaran Terminal Kapal Penumpang Harumi diperkirakan akan dimulai sekitar bulan Juli. Di lokasi terminal akan dibangun terminal sederhana dengan fungsi bea cukai dan imigrasi untuk menerima kapal penumpang berukuran kecil dan menengah.
Terminal Kapal Pesiar Internasional Tokyo memiliki satu tempat berlabuh yang dapat menampung kapal penumpang skala besar yang saat ini digunakan. Ini akan diperluas menjadi dua tempat berlabuh. Setelah perluasan ini, terminal sederhana di Harumi akan dibongkar dan diubah menjadi ruang hijau.