Saham-saham Indonesia terpukul ketika pasar global bergulat dengan kekhawatiran terhadap virus corona

28 Januari 2020

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indikator utama Bursa Efek Indonesia (BEI), turun 1,78 persen menjadi 6.133,21 pada penutupan hari Senin, karena saham-saham global terpukul oleh kekhawatiran investor mengenai dampak ekonomi dari penyebaran virus corona di Tiongkok.

Pasar saham Indonesia anjlok pada hari Senin karena saham global terpukul oleh kekhawatiran investor mengenai dampak ekonomi dari penyebaran virus corona di Tiongkok.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks utama Bursa Efek Indonesia (BEI), turun 1,78 persen menjadi 6.133,21 pada perdagangan Senin.

Bank Indonesia (BI) telah mencatat arus keluar modal sebesar Rp 980 juta (US$72.128) di pasar saham di tengah wabah virus, kata Gubernur Perry Warjiyo.

Indonesia juga mencatat arus modal keluar sebesar Rp 2,3 triliun pada sertifikat BI (SBI) yang sudah jatuh tempo, tambahnya.

“Arus keluar modal dari pasar saham adalah akibat dari risiko geopolitik dan meningkatnya ketidakpastian pasar yang disebabkan oleh virus corona baru,” kata Perry pada hari Jumat.

Namun, investor asing membeli saham senilai Rp 161 miliar lebih banyak daripada yang mereka jual pada hari Senin di tengah aksi jual di pasar saham global.

Saham global jatuh ke level terendah dalam dua minggu pada hari Senin, dengan MSCI All-Country World Index, yang melacak saham di 47 negara, turun 0,42 persen ke level terendah sejak 13 Januari, menurut laporan Reuters. Permintaan terhadap aset-aset safe haven seperti yen Jepang dan surat utang negara telah meningkat tajam.

Sementara itu, harga minyak turun 2 persen karena meningkatnya jumlah kasus virus corona baru dan penutupan kota-kota yang memperburuk kekhawatiran terhadap permintaan minyak mentah. Patokan minyak mentah Brent turun 2,1 persen, atau $1,28, menjadi $59,40 per barel, setelah sebelumnya jatuh ke $58,60, terendah sejak akhir Oktober.

Dunia sedang dilanda kekhawatiran setelah virus corona baru (2019-nCoV) tahun 2019, yang memiliki kemiripan dengan sindrom pernapasan akut parah (SARS), pertama kali terdeteksi pada tanggal 31 Desember 2019 di Wuhan, Tiongkok. Strain baru ini telah menginfeksi 2.800 orang dan menewaskan sedikitnya 80 orang pada Senin pagi, menurut AFP.

Virus ini juga telah menyebar ke negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat, Australia, Jepang, Singapura, dan Hong Kong, yang semuanya telah melaporkan kasus virus corona Wuhan yang terkonfirmasi.

Sepanjang tahun ini, lanjut Perry, aliran modal masuk mencapai Rp 26,1 triliun dari surat utang negara (SBN) dan Rp 2,57 triliun dari bursa sehingga menyebabkan aliran masuk sebesar Rp 25,79 triliun hingga Jumat.

“BI meyakini aliran masuk tersebut berasal dari kepercayaan pelaku pasar dan investor, termasuk asing terhadap perekonomian Indonesia,” kata Gubernur BI.

Dengan meningkatnya wabah virus corona yang menimbulkan risiko terhadap perekonomian negara dan masyarakatnya, seruan semakin meningkat agar Indonesia meningkatkan kesiapsiagaannya terhadap virus corona Wuhan, meskipun negara tersebut belum memiliki kasus yang terkonfirmasi hingga saat ini.

Situs Judi Online

By gacor88