7 Juni 2022
KUALA LUMPUR: Pendekatan yang hati-hati sedang diambil untuk mengatasi perkembangan global terkini, terutama kekurangan pangan dan kenaikan harga pangan yang telah mempengaruhi kesejahteraan Keluarga Malaysia (Keluarga Malaysia), kata Perdana Menteri Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob.
Untuk mengatasi krisis ekonomi akibat pandemi dan konflik Rusia-Ukraina, ia mengatakan pemerintah telah merumuskan langkah-langkah jangka pendek, menengah dan panjang untuk menstabilkan pasokan dan harga pangan.
Ismail Sabri mengatakan Malaysia, kawasan Asia, dan kawasan lain di dunia tidak luput dari dampak krisis ini, seraya menambahkan bahwa rantai pasokan global juga terkena dampaknya, sehingga harga pangan global naik lebih dari 30%.
Langkah-langkah jangka pendek termasuk penghapusan persyaratan izin yang disetujui (AP) untuk mengimpor pangan dan larangan ekspor ayam, tambahnya.
“Ada juga penyaluran bantuan keuangan langsung kepada masyarakat, khususnya kelompok B40, mulai 1 Juli dengan pembentukan Agrofood Fund dengan alokasi RM500 juta melalui pinjaman lunak kepada pelaku industri dan penciptaan buffer stock untuk ayam, daging dan ikan untuk memastikan pasokan pangan yang cukup,” katanya.
Perdana Menteri mengatakan hal ini dalam pidato ucapan selamatnya pada upacara penobatan penghargaan dan penghormatan federal bersamaan dengan hari ulang tahun resmi Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah di Istana Negara kemarin.
Ismail Sabri mengatakan lima langkah jangka pendek tersebut merupakan salah satu pendekatan pemerintah untuk melindungi seluruh keluarga Malaysia dari beban kenaikan harga barang, terlepas dari berbagai subsidi yang diperkirakan mencapai R71 miliar pada tahun ini.
Ia mengatakan hal ini diikuti dengan berbagai langkah jangka menengah dan panjang untuk menstabilkan pasokan dan harga pangan.
Sementara itu, ia mengatakan Malaysia akan terus menyatakan posisinya untuk melindungi kepentingan dan kedaulatan negara, serta menyuarakan perdamaian global di kancah internasional.
Ia mengatakan kunjungannya ke luar negeri baru-baru ini jelas membuktikan kerja sama yang baik dan hubungan diplomatik yang kuat antara Malaysia dan negara lain.
Selain itu, pemerintah akan terus berupaya dalam semangat inklusivitas, kebersamaan, dan kepuasan sebagai Keluarga Malaysia melintasi keyakinan politik dan ideologi demi kesejahteraan masyarakat.
Ia mengatakan, segala tantangan akan dihadapi bersama-sama dengan mencari titik temu dan mengesampingkan perbedaan.
Sementara itu, untuk memastikan tidak ada keluarga Malaysia yang tertinggal dalam pembangunan negaranya, perdana menteri mengatakan pemerintah terus meningkatkan program-program dalam agenda perlindungan sosial di seluruh negeri.
Terkait hal ini, katanya, pemerintah bulan lalu melaksanakan Program Pengentasan Kemiskinan Keras Keluarga Malaysia tahap pertama yang melibatkan 80 wilayah perkotaan dan pedesaan, termasuk pemukiman Orang Asli.
“Kami akan terus melindungi kehidupan masyarakat miskin dan kelompok berpenghasilan rendah agar mereka dapat menikmati hidup nyaman,” ujarnya.
Ketika negara ini sedang bertransisi ke fase endemik Covid-19, Ismail Sabri mengatakan beberapa prosedur operasi standar telah dilonggarkan mulai 1 Mei agar masyarakat dapat menikmati kehidupan normal dan meningkatkan semangat mereka.
Pada saat yang sama, Kementerian Kesehatan akan terus memantau situasi Covid-19 dan bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia untuk memastikan stabilitas kesehatan masyarakat berada pada tingkat yang memuaskan dan berfungsi dengan baik, ujarnya.
Atas nama pemerintah, pegawai negeri dan rakyat, Perdana Menteri mengucapkan selamat kepada Sultan Abdullah atas perayaan resmi ulang tahun Yang Mulia.
“Semoga Yang Mulia Raja, Raja Permaisuri Agong dan seluruh keluarga kerajaan senantiasa diberkahi Allah dengan kesehatan, umur panjang dan dilimpahkan kemuliaan yang setinggi-tingginya.
“Yang Mulia adalah payung bagi rakyat. Semoga Yang Mulia terus naik takhta dengan kedaulatan, kehormatan dan keagungan serta selalu dalam lindungan Allah,” ujarnya.