Wisatawan asal Singapura pertama tiba di Batam melalui travel bubble

24 Februari 2022

JAKARTA – Kelompok wisatawan Singapura pertama tiba di Batam, provinsi Kepulauan Riau, pada hari Rabu berdasarkan kesepakatan gelembung perjalanan, hampir dua tahun setelah pandemi COVID-19 menutup perbatasan internasional.

Kota Batam dan Bintan telah bekerja keras mempersiapkan diri untuk menghidupkan kembali industri pariwisata mereka, hanya kurang dari sebulan setelah Indonesia mengumumkan rencana untuk membuka kembali perbatasan bagi wisatawan yang divaksinasi penuh dari Singapura di bawah pengaturan gelembung perjalanan sepihak.

Sebanyak 28 warga Singapura tiba dengan kapal feri di Pelabuhan Nongsapura di Batam bagian utara dan disambut Gubernur Kepri Ansar Ahmad sembari menunggu hasil tes usap COVID-19.

“Ini baru rencana tahap pertama, dan kami akan terus mengkaji perkembangan terkini. Tapi ini benar-benar sesuatu yang patut dirayakan setelah hampir dua tahun mengalami gangguan,” kata Ansar kepada wartawan di dermaga.

Acara penyambutan terpisah direncanakan pada hari Kamis untuk 150 warga Singapura yang tiba di Bintan. Di sana menyambut para wisatawan akan ada Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryopratomo.

Berdasarkan pengaturan tersebut, wisatawan asing yang divaksinasi lengkap harus menjalani tes pada saat kedatangan sebelum melanjutkan langsung ke akomodasi mereka, yang terletak di dalam kawasan liburan Nongsa yang ditentukan.

“Mereka akan dikejar dan diminta tetap berada di dalam Nongsa,” kata Buralimar, Kepala Dinas Pariwisata Kepri, saat acara penyambutan.

Wisatawan diperbolehkan memasuki area gelembung perjalanan – namun tidak di tempat lain – tanpa karantina wajib, selama mereka memenuhi kriteria tertentu, termasuk perlindungan asuransi kesehatan minimal S$30.000 (US$22.284).

Pelancong Singapura hanya bisa masuk melalui Pelabuhan Nongsapura di Batam dan Pelabuhan Bandar Bentan Telani di Bintan.

Gubernur mengatakan kedatangan gelombang pertama ini merupakan kebangkitan industri pariwisata provinsi tersebut, yang menghadapi hambatan di tengah penutupan perbatasan akibat pandemi.

“Menyusul keberhasilan travel bubble, kami berharap hal ini akan mengarah pada pembentukan jalur perjalanan yang divaksinasi (VTL) seperti yang terjadi di Singapura.”

Singapura menyumbang jumlah pengunjung terbesar kedua ke Indonesia pada tahun 2019, setelah Malaysia. Namun, tahun lalu negara ini menduduki peringkat ketujuh karena negara kota tersebut memberlakukan pembatasan perjalanan yang ketat.

Menurut Buralimar, negara tetangga tersebut belum sepenuhnya membalas inisiatif pariwisata Indonesia. Dia mengatakan ada kuota yang ditetapkan untuk mengangkut 500 orang dalam seminggu ke Batam, sedangkan Singapura hanya mengizinkan 350 orang dalam seminggu untuk perjalanan pulang.

“Kami meminta penyesuaian yang lebih adil. Jika tidak, jumlah wisatawan yang pergi ke satu arah akan lebih banyak dibandingkan wisatawan dari arah lain,” ujarnya seraya menambahkan bahwa masyarakat yang ingin kembali ke Singapura harus menginap dua atau tiga malam lebih lama jika kuota terlampaui.

slot gacor

By gacor88