21 Agustus 2023
BEIJING – KTT BRICS ke-15 mendatang, yang akan diselenggarakan di Afrika Selatan, akan memberikan peluang penting untuk mendorong dialog dan kerja sama antara lima negara berkembang dan negara berkembang lainnya, serta memperkuat solidaritas antara Tiongkok dan Afrika, kata para pejabat dan analis.
Komentar mereka muncul ketika Kementerian Luar Negeri mengumumkan pada hari Jumat bahwa Presiden Xi Jinping akan menghadiri KTT Johannesburg dan melakukan kunjungan kenegaraan ke Afrika Selatan dari Senin hingga Kamis, atas undangan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa.
Xi dan Ramaphosa juga akan memimpin Dialog Pemimpin Tiongkok-Afrika di Afrika Selatan, kata juru bicara kementerian Hua Chunying.
KTT kelompok tersebut, yang juga dihadiri oleh Brazil, India dan Rusia, telah menimbulkan ekspektasi yang tinggi karena ini akan menjadi KTT BRICS pertama yang diselenggarakan secara tatap muka sejak munculnya pandemi COVID-19.
Para pemimpin kelima negara diharapkan bertukar pandangan mengenai tantangan-tantangan utama dalam lanskap internasional, dan meningkatkan koordinasi dan kerja sama dalam urusan internasional, seiring mereka berupaya memberikan stabilitas dan energi positif ke dalam dunia yang penuh dengan perubahan dan kekacauan, kata Wang Wenbin. juru bicara Kementerian Luar Negeri. katanya pada hari Jumat.
Para pemimpin akan menyampaikan pesan yang jelas tentang menjaga multilateralisme dan fokus pada pembangunan bersama, katanya.
Kunjungan Xi ke Afrika Selatan, yang kedua dalam lima tahun terakhir, terjadi saat kedua negara merayakan 25 tahun terjalinnya hubungan diplomatik. Para pemimpin Tiongkok dan Afrika Selatan akan bersama-sama menandatangani cetak biru pengembangan hubungan bilateral, kata Wang.
Dialog Pemimpin Tiongkok-Afrika akan mempertemukan para ketua Forum Kerja Sama Tiongkok-Afrika di Afrika, ketua bergilir Uni Afrika, dan perwakilan organisasi sub-regional di Afrika.
Menurut kementerian tersebut, investasi langsung baru Tiongkok di Afrika mencapai $1,82 miliar pada paruh pertama tahun ini, meningkat sebesar 4,4 persen dibandingkan tahun lalu. Saat ini terdapat lebih dari 3.000 perusahaan Tiongkok yang melakukan bisnis di Afrika.
Li Wentao, direktur eksekutif dan peneliti di Institute of African Studies di China Institutes of Contemporary International Relations, mengatakan pertemuan pribadi para pemimpin BRICS akan membantu memperkuat solidaritas kelompok tersebut dan meningkatkan kerja sama antar negara anggota dengan lebih baik.
“Sekarang terdapat harapan yang semakin tinggi bahwa Tiongkok akan memainkan peran yang lebih penting dalam respons global terhadap berbagai krisis, sehingga memberikan kepastian yang lebih besar kepada dunia,” ujarnya.
Salah satu isu terpenting yang akan dibahas pada KTT tersebut, kata Li, adalah perluasan BRICS. Menurut Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Naledi Pandor, 23 negara, termasuk Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, Argentina, Indonesia, Mesir, dan Ethiopia, telah resmi mengajukan permohonan menjadi anggota baru BRICS pada 7 Agustus.
Perluasan pengelompokan ini akan menunjukkan sifat kerja sama BRICS yang terbuka dan inklusif, kata Li.
“Hal ini akan menunjukkan bahwa BRICS, alih-alih berfungsi sebagai alat geopolitik, malah menjadi platform utama bagi pertumbuhan dan manfaat bersama bagi negara-negara berkembang dan negara-negara Selatan,” ujarnya.
Li menyoroti peran BRICS dalam memimpin reformasi tata kelola global, membela kepentingan negara-negara Selatan dan memungkinkan negara-negara berkembang bersuara lebih besar dalam tatanan ekonomi global.
“Kerja sama baru antara Beijing dan Pretoria akan membantu Afrika Selatan mengatasi beberapa masalah paling akut yang mengganggu pertumbuhannya, seperti kekurangan listrik dan masalah pengangguran.”
Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar Afrika Selatan selama 13 tahun berturut-turut, dengan perdagangan bilateral tumbuh 5 persen tahun-ke-tahun menjadi $56,74 miliar pada tahun 2022, menurut kementerian luar negeri.
Dennis Munene, direktur eksekutif Pusat Tiongkok-Afrika di Institut Kebijakan Afrika, mengatakan kehadiran Xi di KTT Johannesburg akan “menunjukkan kepercayaan diri dan komitmen Beijing dalam mempromosikan kerja sama komprehensif dan strategis Tiongkok-Afrika”.
“Selama lebih dari tujuh dekade, Tiongkok selalu menghargai Afrika sebagai mitra utama dalam mendorong dialog dan kerja sama strategis dengan visi yang lebih luas untuk mendorong kerja sama Selatan-Selatan demi pembangunan dan kemakmuran bersama,” katanya.