6 Agustus 2018
Pulau resor Bali dan Lombok di Indonesia diguncang gempa bumi berkekuatan 7 pada hari Minggu dengan sejumlah korban jiwa dan kerusakan properti yang luas dilaporkan.
Gempa tersebut menyebabkan 82 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka, kata juru bicara badan bencana nasional Sutopo Purwo Nugroho Senin dini hari (6 Agustus), dengan ribuan bangunan rusak.
Gempa yang melanda pantai utara Lombok pada kedalaman 15 km terjadi seminggu setelahnya gempa berkekuatan 6,4 menewaskan 14 orang di pulau itu Dan menyebabkan evakuasi besar-besaran dari gunung berapi yang populer di kalangan pejalan kaki.
Sebelumnya, pejabat Indonesia mengeluarkan peringatan tsunami dan mendesak masyarakat untuk menjauh dari laut. “Silakan pergi ke tempat yang lebih tinggi, dengan tetap tenang dan tidak panik,” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwikorita Karnawati kepada TV lokal.
Air laut masuk ke dua desa setinggi 10cm dan 13cm, kata Karnawati kemudian.
Peringatan tersebut kemudian dicabut pada pukul 20.25 waktu setempat, dan Sutopo Purwo Nugroho, juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengatakan tsunami kecil antara 9-13 cm telah terdeteksi di Lombok. Sutopo menambahkan bahwa badan tersebut memperkirakan jumlah korban jiwa yang tinggi.
Dalam peringatan kewaspadaan tinggi, Badan Lingkungan Hidup Nasional Singapura mengatakan: “Tidak ada laporan gempa bumi di Singapura. Pusat peringatan tsunami regional telah memperkirakan bahwa tsunami lokal mungkin terjadi di dekat pusat gempa, namun Singapura kemungkinan tidak akan terkena dampaknya.”
Operator bandara di Indonesia mengatakan bandara di pulau Bali dan Lombok beroperasi normal setelah gempa, meskipun terjadi kerusakan ringan.
“Kedua bandara tersebut beroperasi seperti biasa, kini kami sedang melakukan pembersihan bandara. Beberapa bagian plafon terjatuh, namun tidak ada yang terluka,” kata Handy Heryudhitiawan, sekretaris perusahaan operator Angkasa Pura 1 yang mengelola kedua bandara tersebut.
Menanggapi pertanyaan The Straits Times, Singapore Airlines mengatakan: “Penerbangan Singapore Airlines ke Bali dan penerbangan SilkAir ke Lombok saat ini akan beroperasi sesuai jadwal. Karena situasi masih berubah-ubah, pelanggan disarankan untuk memeriksa status penerbangan mereka di situs web kami.”
Gempa dirasakan selama beberapa detik di Bali, menyebabkan masyarakat berhamburan keluar rumah, hotel, dan restoran.
Turis asal Singapura Ramya Ragupathi (37) baru saja menyelesaikan pijat di Ubud ketika gempa terjadi sekitar pukul 19.45 waktu setempat.
“Saya sedikit terguncang. Itu cukup intens. Saya merasa sangat gelisah, dan awalnya mengira itu karena pijatan. Tapi kemudian resepsionis menyuruh semua orang pindah dan mengungsi,” katanya.
Turis asal Australia, Michelle Lindsay berkata: “Semua tamu hotel berlarian, begitu pula saya. Orang-orang memenuhi jalanan. Banyak pejabat mendesak masyarakat untuk tidak panik.
Saksi lain mengatakan gempa semakin kuat dalam beberapa detik dan mengguncang jendela dan pintu di kusennya.
Warga di ibu kota Lombok, Mataram, menggambarkan guncangan kuat yang menyebabkan orang-orang berebut keluar dari bangunan.
“Semua orang langsung lari keluar rumah, semua panik,” kata Iman, warga Mataram, kepada AFP.
Lampu berkedip-kedip dan seluruh staf serta tamu di restoran Ikan Bakar Pesona berdiri saat merasakan gempa.
“Saya merasa pusing,” kata dokter asal Singapura Edison Lauw (54), yang merasakan getaran ringan di Banyuwangi, Jawa.
Secara terpisah, gempa berkekuatan 5,6 skala richter mengguncang Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat pada Minggu sore, namun tidak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan setelah gempa tersebut, lapor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Sutopo Purwo Nugroho, juru bicara BNPB, mengatakan pusat gempa berada 38 km barat daya Kepulauan Mentawai dan sekitar 22 km di bawah dasar laut.
Gempa bumi mengguncang pulau favorit para peselancar itu pada pukul 15:56 waktu setempat (16:56 waktu Singapura) dan getaran kuat berlangsung selama beberapa detik. Sejauh ini tidak ada kerusakan atau korban jiwa yang dilaporkan.
Indonesia, salah satu negara yang paling rawan bencana di muka bumi, terletak di kawasan yang disebut “Cincin Api” Samudera Pasifik, tempat lempeng tektonik bertabrakan dan banyak terjadi letusan gunung berapi serta gempa bumi di dunia.
Pada tahun 2010, gempa berkekuatan 7,2 skala Richter memicu tsunami di pulau-pulau tersebut dan menyebabkan lebih dari 2.000 keluarga yang tinggal di tiga pulau terdampak mengungsi. Pagai Selatan adalah pulau yang terkena dampak paling parah, dengan 900 keluarga harus dimukimkan kembali.
Pada tahun 2004, tsunami yang dipicu oleh gempa bumi bawah laut berkekuatan 9,3 di lepas pantai Sumatera di Indonesia bagian barat menewaskan 220.000 orang di negara-negara sekitar Samudera Hindia, termasuk 168.000 orang di Indonesia.