25 Agustus 2023
PHNOM PENH – Cacing tanah yang sering dianggap sebagai penghuni tanah sederhana, ternyata kaya akan protein. Makhluk tak terduga ini tidak hanya memperbaiki lahan pertanian, namun juga berfungsi sebagai pakan bergizi bagi hewan seperti ayam, bebek, babi, dan katak.
Menanam slinger ini cukup sederhana, hanya membutuhkan sedikit usaha dan waktu. Mereka yang menekuni bisnis ini tidak hanya memperkuat cara beternaknya, tetapi juga bisa menghasilkan pendapatan dengan menjual berbagai jenis cacing tanah.
Di provinsi Svay Rieng, bisnis cacing tanah rumahan milik seorang petani yang rajin tidak hanya meningkatkan pendapatannya, namun juga mengilhami rencana ekspansi.
Huang Mealea, 32 tahun, memulai petualangan beternak cacing tanah pada akhir tahun 2020.
Dengan bantuan ibunya, dia mulai menjual cacing tanah. Saat ini, bisnis Mealea mencakup hampir 200 jerigen dan berencana untuk terus berkembang.
Ia menyadari bahwa tanah di daerahnya tidak memiliki kekayaan seperti daerah lain. Penelitiannya mengungkap potensi cacing tanah untuk meremajakan tanah dan juga memberi makan hewan-hewannya.
Meskipun tidak dilatih secara formal dalam oligochaetology, atau studi tentang cacing tanah, semangat Mealea dalam bidang ini terlihat jelas. Dengan memanfaatkan pengetahuan dari penjual cacing tanah dan sumber online, ia mengubah minatnya menjadi bisnis yang berkembang.
“Saya berhenti dari pekerjaan saya selama pandemi dan terjun ke budidaya vermikultur tanpa dukungan apa pun. Meskipun keluarga saya khawatir dengan kemungkinan kesulitan yang mungkin terjadi, saya selalu tertarik pada pertanian,” ungkapnya.
Mengenai teknik bertaninya, Mealea menyebutkan bahwa bimbingan awalnya datang dari seorang penjual cacing tanah.
Dia kemudian menggali lebih dalam menggunakan sumber daya online seperti YouTube untuk menyempurnakan metodenya dan terus meningkatkan pendekatannya dari waktu ke waktu.
Vermikultur, juga dikenal sebagai budidaya cacing tanah, sangatlah mudah, menurut Mealea. Dia menyadari bahwa semakin banyak dia berinvestasi dalam bisnis ini, semakin banyak keuntungan yang dia peroleh.
Seiring waktu, keahliannya dalam mengelola makhluk-makhluk ini semakin berkembang, meyakinkannya bahwa budidaya cacing tanah memiliki lebih banyak keuntungan daripada kerugian, dan dia bersemangat untuk membawa bisnisnya ke tingkat berikutnya.
Saat ini, Mealea mengenakan biaya 10.000 riel ($2,50) untuk setiap kilogram cacing tanah, termasuk tanah dan pakannya.
“Saya menjual rata-rata lebih dari 100 kilogram cacing tanah setiap bulannya,” ujarnya.
Penjualannya bervariasi tergantung apakah dia menjual langsung di platform media sosial seperti Facebook atau melalui dealer.
Terinspirasi oleh penghasilannya yang konsisten, petani Svay Rieng yang giat ini ingin mengembangkan usahanya. Dia sedang mempertimbangkan untuk menambah kandang lain yang bisa menampung 100 jerigen tambahan.
Ia juga bersemangat untuk berbagi potensi budidaya cacing tanah dengan sesama petani dan mereka yang tertarik dengan budidaya cacing tanah. Dia percaya bahwa slinger ini dapat menghemat biaya bertani secara signifikan.
“Bagi semua petani di luar sana, cacing tanah menawarkan peluang besar dalam bidang pertanian, khususnya dalam pembuatan kompos dan pakan ternak. Jika Anda memelihara hewan, Anda membutuhkan pakan. Jika Anda bercocok tanam, Anda membutuhkan tanah yang subur. Cacing tanah memenuhi kedua kebutuhan tersebut dan hemat biaya,” ujarnya.