25 Agustus 2023
JAKARTA – Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Singapura Lawrence Wong menyebutkan tiga hal teratas dalam daftar keinginannya untuk proyek infrastruktur berkelanjutan – yaitu mengidentifikasi siapa yang membiayai proyek tersebut, bagaimana mengurangi risikonya, dan bagaimana mendapatkan pembiayaan yang lebih inovatif.
Dalam pidato pembukaannya pada dialog tingkat tinggi mengenai peningkatan pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Jakarta, Wong menggarisbawahi perlunya mengidentifikasi lebih banyak proyek, serta memahami siapa yang membiayai proyek-proyek tersebut, karena proyek-proyek tersebut tidak gratis.
“Itu (proyek) tidak akan gratis, ada yang harus membayar, dan biasanya hanya ada dua pihak yang membayar – pengguna membayar atau pemerintah yang membayar. Dan ketika pemerintah membayar, bukan berarti masyarakat membayar karena uang pemerintah juga berasal dari pembayar pajak. Jadi, pada kenyataannya, pengguna infrastrukturlah yang membayar atau pembayar pajak yang membayar,” katanya dalam forum yang merupakan bagian dari pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral ASEAN ke-10.
“Jika kita dapat mengidentifikasi proyek-proyek, merancang pembayaran untuk proyek-proyek ini, maka kita akan mempunyai proyek-proyek infrastruktur yang lebih sehat,” katanya, seraya menambahkan bahwa proyek-proyek tersebut dapat dilakukan di negara-negara ASEAN dan proyek-proyek lintas negara di kawasan, seperti ‘ jaringan listrik ASEAN atau kereta api berkecepatan tinggi yang melintasi dua negara.
Dalam sesi tersebut, panel menteri keuangan ASEAN diminta untuk membuat daftar tiga hal yang mereka anggap mendesak untuk menghasilkan proyek infrastruktur yang lebih berkelanjutan dan memungkinkan lebih banyak pembiayaan mengalir ke proyek infrastruktur di seluruh negara ASEAN untuk menutup kesenjangan antara kebutuhan pembiayaan dan investasi di bidang infrastruktur. sektor.
Mr Wong mencatat bahwa para bankir mungkin tidak ingin membiayai proyek-proyek tersebut dan investor mungkin tidak ingin memberikan uang karena kesenjangan dalam hal keuntungan. Oleh karena itu, penting untuk mengurangi risiko proyek agar proyek tersebut bankable.
Salah satu cara pemerintah dapat mengurangi premi risiko, katanya, adalah dengan memberikan kepastian kontrak atau peraturan yang lebih besar, atau bahkan dengan memberikan jaminan dasar untuk mengurangi risiko.
Wong juga mengemukakan perlunya mencari cara untuk melakukan pembiayaan yang lebih inovatif agar proyek-proyek tersebut lebih bankable. Salah satu caranya adalah melalui pembiayaan campuran (blended financing), yang dapat dilakukan dengan menggabungkan pembiayaan lunak yang mungkin tersedia dari bank pembangunan multilateral dengan pembiayaan dari bank swasta, sehingga tingkat suku bunga yang diminta dari pemodal akan lebih rendah.
“Saya pikir jika kita bisa membuka lebih banyak solusi pembiayaan campuran ini, kita juga bisa menjadikan lebih banyak infrastruktur di Asean yang bankable,” ujarnya.
Dalam acara dua hari tersebut, yang berakhir pada hari Jumat, para menteri keuangan ASEAN akan membahas keadaan perekonomian global dan regional, kemajuan Cetak Biru Komunitas Ekonomi ASEAN 2025, serta inisiatif-inisiatif utama untuk memperdalam kerja sama keuangan ASEAN dan integrasi keuangan regional. , menurut siaran pers Kementerian Keuangan Singapura (MOF).
Mr Wong didampingi oleh pejabat dari Kementerian Keuangan dan Otoritas Moneter Singapura.
Pada hari Kamis, ia bertemu dengan para menteri regional, termasuk Wakil Menteri Keuangan Malaysia Steven Sim, dan mereka menegaskan kembali hubungan yang mendalam dan beragam antara negara-negara tetangga terdekat.
Dalam pertemuannya dengan Menteri Keuangan Thailand, Arkhom Termpittayapaisith, Wong mengatakan kepada Mr. Terima kasih kepada Arkhom atas upayanya membina hubungan antar masyarakat dan ekonomi yang mendalam antara kedua negara. Ia juga mencatat bahwa Singapura dan Thailand telah berteman dekat selama bertahun-tahun dengan kerja sama yang kuat dalam pembayaran lintas batas, serta keuangan infra dan berkelanjutan.
Mr Wong juga bertemu dengan Menteri Kesehatan Indonesia Budi Gunadi Sadikin dan menekankan perlunya memperkuat sistem kesehatan global dan regional untuk bersiap menghadapi pandemi di masa depan.