30 Agustus 2023
JAKARTA – Calon presiden, Prabowo Subianto, telah mengganti nama aliansi elektoralnya dengan nama kabinet Presiden Joko “Jokowi” Widodo, dengan mengklaim bahwa aliansi tersebut mewakili “tim Jokowi” ketika ia berusaha untuk menampilkan dirinya sebagai penerus sah presiden populer tersebut.
Berbicara pada acara peringatan 25 tahun Partai Amanat Nasional (PAN) pada hari Senin, Prabowo secara resmi mengganti nama aliansi lima partainya menjadi “Koalisi Indonesia Maju”, sebuah nama yang ia pinjam dari kabinet Indonesia Maju era Jokowi.
“Saya dengan sepenuh hati ingin melanjutkan perjuangan (Jokowi), dan bersama tim kami berdiskusi dengan pimpinan partai, meski hanya sebentar. Kami setuju. Kami menyebutnya Koalisi Indonesia Maju,” kata Prabowo.
Aliansi Prabowo pada pemilu 2024 pertama kali dikenal dengan nama Koalisi Kebangkitan Indonesia Hebat, yang saat itu hanya terdiri dari partainya sendiri, Gerindra, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang berbasis Islam. Namun baru-baru ini, tiga partai pro-pemerintah lainnya – Partai Golkar, PAN dan Partai Bulan Bintang (PBB) yang berbasis Islam – telah bergabung dengan kubu tersebut.
‘Tim Jokowi’
Prabowo menyatakan bahwa aliansi lima arah yang baru dibentuk terdiri dari para pendukung setia Jokowi dan berjanji untuk melanjutkan kebijakan presiden, termasuk “Jokowinomics” dan upayanya untuk mengembangkan industri hilir mineral.
“Kami tidak malu (mengatakan) kami adalah tim Jokowi,” kata Prabowo.
“Kami sudah membentuk tim yang berisi tokoh-tokoh partai (yang mendukungnya). Kita berdiskusi dan melihat landasan kuat yang dibangun oleh Jokowi, yang saya namakan ‘Jokowinomics’,” tambah Prabowo merujuk pada kebijakan ekonomi presiden.
“Di luar negeri mereka bingung bagaimana kita bisa mengatasi permasalahan kita melalui pembagian kartu (bansos). Bagaimana kartu sederhana seperti itu bisa memberikan bantuan sosial atau kesehatan kepada puluhan juta orang?” dia berkata. “(…) Tentu saja banyak kelemahannya, tapi pengembangannya tidak hanya memakan waktu satu atau dua tahun.”
Yang dimaksud Prabowo adalah sekelompok program bantuan sosial yang kartunya menunjukkan kelayakan pemiliknya untuk mendapatkan manfaat, mulai dari layanan kesehatan hingga pendidikan. Pemerintahan Jokowi meluncurkan program ini pada tahun 2014 dalam upaya menurunkan angka kemiskinan.
Jokowi, yang tidak hadir pada acara hari Senin tersebut, mengatakan dalam pidatonya yang direkam sebelumnya bahwa negara ini harus memiliki “tim terbaik yang memiliki visi yang sama dan mampu bekerja sama” untuk menghadapi tantangan masa depan di tengah ketegangan geopolitik serta ekonomi dan iklim. krisis.
“Kita tidak bisa bekerja sendirian. Kita membutuhkan tim yang kuat dan solid untuk mewujudkan impian dan tujuan kita. Saya yakin PAN mampu,” kata Presiden.
PDI-P tidak terluka?
Upaya Prabowo dan kubunya untuk mencap mantan jenderal tersebut sebagai penerus Jokowi bisa menjadi tantangan bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), yang merupakan basis Jokowi. PDI Perjuangan berperan besar dalam menjadikan Jokowi sebagai presiden dua periode dan kini mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa Ganjar bersaing ketat dengan Prabowo, yang mengincar masa jabatan ketiga di jabatan tertinggi negara tersebut. Mantan gubernur sekaligus tokoh oposisi Jakarta, Anies Baswedan, berada di peringkat ketiga.
Ketua Eksekutif PDI-P Said Abdullah mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa Ganjar telah menggunakan frasa “Indonesia Maju” sejak awal Agustus selama kampanye tidak resminya di Jawa, namun mengklaim partainya tidak terganggu dengan penggunaan frasa tersebut oleh Prabowo.
Ia mengatakan, PDI Perjuangan sepakat negara harus bergerak maju untuk memetik manfaat dari dividen demografi dan meminta setiap kandidat memberikan usulan untuk mencapai tujuan tersebut.
“Maka marilah kita bersaing siapa yang visi dan programnya lebih membumi dan siapa yang bisa mengeksekusinya,” imbuhnya.
Tantangan masih ada
Pengamat Agung Baskoro mengatakan penggantian nama kubu Prabowo menunjukkan bahwa Jokowi telah memberikan persetujuan kepada Prabowo untuk melanjutkan aliansinya.
“Para menteri kabinet yang juga Ketua Umum Gerindra, PAN, dan Golkar selalu menjadikan Jokowi sebagai mentor mereka, bahkan sebagai kingmaker, karena rekam jejaknya yang terbukti selalu memenangkan pertarungan elektoral di tingkat kota, provinsi, dan nasional,” kata Agung menambahkan. .
Namun pilihan pasangan calon wakil presiden bagi Prabowo masih menjadi tantangan karena partai-partai konstituen di aliansi tersebut mendukung calon mereka masing-masing.
Golkar dan PKB mendorong ketua mereka masing-masing, Airlangga Hartarto dan Muhaimin Iskandar, untuk mencalonkan diri bersama Prabowo, sementara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PAN Erick Thohir, yang keluarganya telah menjadi donor utama bagi kedua kampanye presiden Jokowi, telah memuji-muji hal tersebut. . .
“Partai berusaha merebut kursi wakil presiden untuk mendapatkan dress tail effect guna meningkatkan gengsinya,” kata Agung.