4 September 2023
BANGKOK – Indonesia sedang berjuang melawan peningkatan jumlah kebakaran hutan dan kabut asap yang diakibatkannya, seiring dengan semakin intensifnya musim kemarau, yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada bulan ini, di seluruh negeri.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memperingatkan bahwa curah hujan diperkirakan akan berkurang pada tahun ini karena fenomena klimaks El Niño, yang membawa cuaca lebih panas dan kering di kepulauan Indonesia dan memperpanjang musim kemarau.
Musim kemarau yang semakin parah, yang menurut BMKG akan mencapai puncaknya pada bulan Agustus hingga September, meningkatkan risiko terjadinya kebakaran hutan. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), negara ini telah mengalami 490 kebakaran lahan dan hutan pada hari Sabtu, lebih dari tiga kali lipat dari 160 kebakaran yang tercatat pada tahun 2022.
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan Kalimantan Tengah, salah satu daerah paling rawan kebakaran, mencatat 202 kebakaran hutan dan lahan pada tahun ini dan membakar hampir 3.000 hektar lahan. Provinsi ini merupakan salah satu provinsi yang mengumumkan keadaan darurat pada bulan Mei karena kebakaran hutan.
Palangkaraya, ibu kota provinsi dan kota terbesar di Kalimantan Tengah, telah mencatat 87 kebakaran hutan sejak awal musim kemarau, lapor badan bencana setempat.
Beberapa kebakaran dapat terjadi di berbagai tempat pada waktu yang sama, termasuk di dekat pemukiman penduduk, sehingga upaya pemadaman menjadi sulit karena terbatasnya personel pemadam kebakaran dan terbatasnya pasokan air akibat kekeringan.
“Kebakaran menimbulkan kabut tipis yang menyelimuti Palangkaraya, terutama pada pagi dan sore hari. Warga akan mencium aroma gosong saat terjadi kebakaran,” kata pejabat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Palangkaraya Heri Fauzi seperti dikutip Antara.
Memburuknya polusi udara akibat kebakaran tersebut memaksa Dinas Pendidikan Palangkaraya menginstruksikan siswa dan guru TK, SD, dan SMA untuk memakai masker selama berada di sekolah. Sekolah juga telah diperintahkan untuk membatasi kegiatan ekstrakurikuler.
“Kualitas udara yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan siswa, sehingga kami mewajibkan mereka dan guru untuk memakai masker saat beraktivitas di ruang kelas,” kata Jayani, Kepala Dinas Pendidikan Palangkaraya.
Daerah rawan kebakaran lainnya di Kalimantan Tengah, Kabupaten Kotawaringin Timur, juga berupaya memadamkan api yang melanda wilayah tersebut. Pejabat BPBD setempat mengatakan pekerjaan mereka terhambat karena kurangnya personel dan peralatan untuk memadamkan api yang telah menghanguskan 500 hektar lahan sejak Mei, seperti dilansir Tribun Kalteng.
Kotawaringin Timur, yang terletak sekitar empat jam perjalanan mobil dari Palangkaraya, adalah salah satu daerah yang paling terkena dampak kebakaran hutan tahun 2015 dan 2019 yang melanda negara ini dan dianggap sebagai salah satu kebakaran hutan terburuk dalam beberapa dekade.
Dalam dua tahun tersebut, kebakaran menghanguskan ribuan hektar lahan di seluruh negeri, menciptakan kabut asap yang berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat di Indonesia dan negara-negara tetangga. Bank Dunia memperkirakan kebakaran hutan pada tahun 2019 menyebabkan kerugian ekonomi sekitar US$5,2 miliar di delapan provinsi.
Kebakaran di dekat ibu kota baru, kawasan wisata
Beberapa provinsi lain juga pernah mengalami kebakaran hutan pada musim kemarau ini.
Kebakaran hutan di Banggai Residence di Sulawesi Tengah menghanguskan 60 hektar lahan perkebunan pada hari Kamis. Sementara itu, kabut asap akibat kebakaran lahan gambut telah menyelimuti Kabupaten Pontianak dan Kubu Raya di Kalimantan Barat sejak bulan lalu.
Pihak berwenang baru-baru ini memadamkan api yang melalap sedikitnya 20 hektar lahan di kediaman Penajam Paser Utara di Kalimantan Timur, dekat tempat negara tersebut membangun ibu kota barunya, Nusantara.
Berdasarkan data BMKG di Balikpapan, terdapat 556 titik api di seluruh provinsi pada Jumat. Titik panas belum tentu merupakan kebakaran, namun menunjukkan wilayah dimana satelit dan instrumen lainnya mencatat suhu lebih tinggi dibandingkan suhu lingkungan, yang dapat mengindikasikan lokasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Jawa juga tidak terkecuali dari kebakaran hutan dan pihak berwenang bergegas memadamkan api di Gunung Bromo dan Gunung Arjuno-Welirang di Jawa Timur. Pihak berwenang Bromo terpaksa menutup beberapa tempat wisata dan jalur pendakian pada hari Jumat sementara petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api.
Di Sumatera, pihak berwenang telah meluncurkan operasi penyemaian awan untuk memadamkan api dan membasahi tanah di provinsi Riau untuk mencegah terjadinya kebakaran. Teknik serupa juga akan diterapkan di Jambi.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat lebih dari 2.200 dan 150 hektar lahan telah terbakar di Riau dan Jambi sejak awal tahun. Kedua provinsi tersebut merupakan wilayah di Sumatera yang mengalami kebakaran paling parah.