13 September 2022
KUALA LUMPUR – Banjir dahsyat yang melanda Lembah Klang pada bulan Desember lalu masih segar dalam ingatan semua orang, dan kelompok penyelamat tidak menyia-nyiakan ramalan cuaca buruk di masa depan.
Karena Departemen Meteorologi Malaysia (MetMalaysia) memperkirakan akan terjadi hujan lebat selama musim hujan timur laut akhir tahun, kelompok-kelompok ini mengatakan bahwa mereka siap untuk dikerahkan dalam waktu singkat.
Direktur Crisis Relief Services and Training Bhd (CREST Malaysia) Dr Yoong Sao Chin mengatakan dia mengadakan pelatihan untuk para sukarelawan sambil juga mengoordinasikan rencana darurat dan kontinjensi selama lokakarya ini.
“Menindaklanjuti hal ini, relawan kami didorong untuk terlibat dalam lokakarya CREST Malaysia yang diadakan di berbagai tempat seperti sekolah dan juga di badan-badan sipil,” katanya.
CREST Malaysia adalah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk pekerjaan bantuan bencana.
Dr Yoong mengatakan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga pemerintah sangat penting selama bencana.
“Dalam skala yang lebih besar, kami akan berpartisipasi dalam kelompok koordinasi yang disebut Respon Krisis Nasional di Kota Baru (Kelantan) bulan depan.
“Di sini kami akan bertemu dan berinteraksi dengan badan-badan sipil, lembaga pemerintah seperti Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan dan Pasukan Pertahanan Sipil Malaysia, sekolah dan pemimpin desa untuk membahas upaya kolektif jika terjadi kecelakaan akibat hujan lebat,” tambahnya.
Dia mengatakan CREST Malaysia juga mengadakan lokakarya di sebuah sekolah di Temerloh, Pahang untuk mendidik anak-anak sekolah tentang cara mengidentifikasi daerah berbahaya dan merencanakan rute pelarian dalam situasi banjir karena sekolah tersebut terletak di sepanjang sungai.
Dr Ahmad Yusuf Yahaya, kepala koordinator Imaret – badan bantuan dan penjangkauan dari Asosiasi Medis Islam Malaysia – mengatakan timnya selalu waspada ketika menghadapi potensi banjir.
“Pasca banjir Desember lalu, tim terus berupaya mengantisipasi jika terjadi banjir.
“Pada level strategis, antara lain memperkuat jaringan dengan mitra, sedangkan pada level operasional, kami terus mempersiapkan pengerahan tim medis segera jika diperlukan,” ujarnya.
Di antara langkah-langkah tersebut, tambahnya, adalah alokasi dana darurat yang lebih besar untuk upaya bantuan dan penimbunan persediaan seperti obat-obatan dan peralatan kebersihan.
Dr Ahmad Yusuf juga mengatakan Imaret siap dikerahkan secepatnya.
“Database relawan kami terus diperbarui dengan peralatan obat-obatan yang juga siap digunakan oleh tim kami.
Begitu pula alat kebersihan untuk 1.000 keluarga siap didistribusikan (bila diperlukan), tambahnya.
Presiden Universitas Islam Internasional Malaysia, Aliff Naif, mengatakan anggotanya memiliki pengalaman dan jumlah yang bisa membantu jika terjadi banjir.
“Anggota kami dikerahkan untuk membantu saat banjir melanda Hulu Langat (Selangor) pada bulan Desember tahun lalu, dan yang lainnya dikirim ke Baling (Kedah) pada bulan Juli.
“Apa pun itu, kami siap membantu semampu kami,” imbuhnya.