Malaysia tidak di ambang kebangkrutan: Menteri Keuangan

15 Juli 2022

PETALING JAYA – Kementerian Keuangan membantah klaim baru-baru ini bahwa Malaysia berada di ambang kebangkrutan, dan menekankan bahwa pemerintah selalu “sangat disiplin” dalam mengelola tingkat utangnya.

Pernyataan itu dikeluarkan setelah sejumlah kalangan di media sosial mengklaim Malaysia akan mengikuti jejak Sri Lanka yang baru-baru ini dinyatakan bangkrut.

Menteri Keuangan Tengku Datuk Seri Zafrul Abdul Aziz mencatat bahwa pemerintah tidak pernah gagal membayar bunga dan utangnya meskipun telah melalui serangkaian krisis ekonomi dan keuangan resesif sebelumnya.

Dia menambahkan bahwa utang pemerintah federal tetap pada tingkat yang terkendali.

Meskipun Menteri tidak menyebutkan nama pihak yang menyebarkan tuduhan tersebut, ia mengatakan bahwa pengaduan resmi telah diajukan ke Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia atas beberapa laporan palsu di media sosial mengenai posisi utang negara tersebut.

Tengku Zafrul mengatakan pemerintah federal menerapkan pengelolaan utang yang bijaksana melalui undang-undang yang ada.

Misalnya, pinjaman luar negeri negara tersebut mencapai RM29,4 miliar pada akhir Juni 2022, jauh di bawah ambang batas RM35 miliar yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Pinjaman Luar Negeri tahun 1963.

Sementara itu, utang pemerintah sebesar 60,4% dari produk domestik bruto (PDB) pada akhir Juni 2022.

Berdasarkan Undang-Undang Tindakan Sementara untuk Pembiayaan Pemerintah (Penyakit Virus Corona 2019) (Amandemen) tahun 2021, ditentukan bahwa batas utang menurut undang-undang tidak boleh melebihi 65% PDB.

Selain itu, pasal 98 (1) (b) Konstitusi Federal menyatakan bahwa pemerintah harus selalu memprioritaskan biaya utang dibandingkan biaya operasional lainnya.

Tengku Zafrul menambahkan, 97% utang pemerintah federal berbentuk ringgit.

Hal ini mencerminkan pengelolaan utang yang hati-hati karena eksposur terhadap risiko mata uang asing sangat minim.

“Tingkat utang yang tinggi bukan berarti negara berisiko bangkrut.

“Beberapa lembaga pemeringkat internasional seperti S&P Global, Fitch dan Moody’s terus-menerus menilai tingkat utang suatu negara serta faktor-faktor lain seperti kerangka fiskal yang bijaksana, tata kelola yang baik dan posisi eksternal yang tangguh serta kekuatan perekonomiannya.”

Ia mengatakan Dana Moneter Internasional (IMF) juga telah mengakui bahwa posisi utang Malaysia masih berada pada tingkat yang terkendali.

“S&P baru-baru ini juga mendalilkan bahwa perencanaan kebijakan pemerintah akan mendukung penguatan posisi fiskal negara,” ujarnya.

Menkeu menekankan aspek penting dalam pengelolaan utang adalah keterjangkauan dan keberlanjutan utang.

Dalam hal ini, menurutnya, utang pemerintah federal “jelas masih terkendali”.

Tengku Zafrul mengatakan pemberitaan palsu di media sosial mengenai posisi utang negara dinilai bertujuan untuk menyesatkan masyarakat dan berpotensi mempengaruhi kepercayaan investor terhadap Malaysia.

Pekan lalu, Tengku Zafrul mengatakan perekonomian negara diperkirakan akan terus menguat pada kuartal kedua tahun ini, menyusul pertumbuhan PDB yang menggembirakan sebesar 5% pada kuartal pertama, termasuk terus membaiknya perdagangan grosir dan eceran.

Ia mencontohkan, perekonomian berangsur membaik dan mulai berkembang berdasarkan berbagai indikator pada Mei 2022.

Untuk mempercepat momentum pemulihan, Tengku Zafrul mengatakan Kementerian Keuangan telah memulai sesi keterlibatan dalam upaya menetapkan langkah-langkah yang mempertimbangkan kebutuhan berbagai pemangku kepentingan.

link demo slot

By gacor88