Mengatasi Kekurangan Tenaga Kerja Asing: Pemangku Kepentingan Malaysia

18 Juli 2022

PETALING JAYA – Para pemangku kepentingan ingin pemerintah berpikir di luar kebiasaan untuk mengatasi kekurangan pekerja asing, mengusulkan solusi mulai dari memperpanjang izin pekerja yang ada, mempersingkat waktu tunggu wawancara dan memperluas daftar negara asal.

Persaudaraan pengusaha mengatakan bahwa memperpanjang masa kerja pekerja asing hingga tiga tahun lagi akan membantu sementara perekrutan tenaga kerja tambahan dilakukan. Mereka mengatakan penantian yang lebih singkat untuk wawancara akan mempercepat proses lamaran dan persetujuan.

Menurut Departemen Imigrasi, pekerja asing diperbolehkan bekerja di Malaysia dengan perpanjangan izin kunjungan (pekerjaan sementara) tahunan hingga 10 tahun.

Kekurangan pekerja asing akan menjadi salah satu isu utama yang dibahas ketika Perdana Menteri Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob memimpin pertemuan Dewan Aksi Ekonomi (EAC) hari ini, dengan masukan yang akan diberikan oleh berbagai kelompok seperti Kamar Dagang dan Industri Nasional. Malaysia (NCCIM), Kamar Dagang dan Industri Tiongkok Terkait Malaysia (ACCCIM), Kamar Dagang Malaysia Malaysia (DPMM), Kamar Dagang dan Industri India Terkait Malaysia (MAICCI) dan Federasi Produsen Malaysia (FMM) ).

Presiden NCCIM Tan Sri Low Kian Chuan mengatakan untuk bantuan sementara, pemerintah dapat mempertimbangkan untuk memperpanjang izin kerja pekerja asing agar mereka dapat tetap tinggal.

“Baik Kementerian Sumber Daya Manusia dan Kementerian Dalam Negeri harus bersatu dan memberikan prioritas segera untuk mempercepat proses permohonan dan persetujuan. Kekurangan tenaga kerja asing harus segera diatasi.

“Sistem rekrutmen harus mampu menangani volume lamaran. Hal itu bisa dilakukan dengan mempersingkat waktu tunggu wawancara dan menghindari penjadwalan ulang wawancara,” ujarnya kemarin saat ditanya.

Sejak Januari, Low mengatakan hanya 19.043 pekerja asing yang tiba di Malaysia, atau hanya 6,1% dari total kuota yang disetujui yaitu sekitar 310.000 pekerja.

“Perkiraan kekurangan pekerja setidaknya 400.000 hingga 500.000. Jumlah total pekerja asing yang terakhir dilaporkan adalah sekitar satu juta, turun dari 1,9 juta pada tahun 2018 dan 2019 sebelum pandemi,” katanya, seraya menambahkan bahwa ia menangani permasalahan ini dengan EAC – pertemuan akan meningkat.

Berdasarkan program kalibrasi ulang ketenagakerjaan yang menyasar pekerja tidak berdokumen, terdapat sekitar 114.121 pekerja yang dilegalkan dan status 217.255 pekerja menunggu verifikasi.

“Masalah mengenai sistem perekrutan, peraturan dan prosedur, termasuk jumlah agen yang disetujui di negara yang diakuisisi, harus diselesaikan.

“Perlu diingat bahwa banyak tenaga kerja asing yang berasal dari sumber tradisional kita, khususnya Indonesia, tidak tertarik lagi bekerja di Malaysia karena peluang kerja yang lebih baik di negara asal mereka,” tambahnya.

Low, yang juga mengepalai ACCCIM, mengatakan penghentian sementara perekrutan pekerja Indonesia di Indonesia merupakan pukulan besar.

“Pendatangan yang tertunda akan mengurangi produktivitas dan keluaran industri yang menghadapi kekurangan pekerja yang parah.

“Banyak industri mengalami kehilangan pendapatan yang signifikan karena pembatalan atau pengurangan pesanan dan beroperasi di bawah kapasitas,” katanya.

Anggota Dewan Aksi Ekonomi Malaysia (MTEM) Ahmad Yazid Othman mendesak pemerintah untuk mulai mencari cara untuk menyerap tenaga kerja lokal.

Dia meminta Kementerian Sumber Daya Manusia untuk bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Pendidikan Tinggi untuk menemukan cara yang lebih baik dalam menyediakan pekerja bagi industri yang bergantung pada tenaga kerja asing.

Ahmad Yazid, yang juga anggota Dewan Aksi Nasional Biaya Hidup, mengatakan pekerja asing sebaiknya dibatasi hanya pada beberapa sektor seperti konstruksi dan perkebunan.

“Ketergantungan kami pada pekerja asing disebabkan oleh fakta bahwa kami terlalu berorientasi ekspor dan membiarkan upah semua produsen atau penyedia jasa lokal tertekan,” tambahnya.

Dia mengatakan bahwa pemerintah juga harus mempertimbangkan subsidi upah untuk membantu UKM bagi semua pekerja tingkat rendah, dan menambahkan bahwa UKM yang membutuhkan bantuan adalah mereka yang memiliki pendapatan tahunan kurang dari RM3 juta.

Presiden MAICCI Datuk N. Gobalakrishnan mengatakan pemerintah harus segera meninjau mekanisme untuk mendatangkan pekerja asing, dan menambahkan bahwa birokrasi harus dipotong dan pelaku industri diperbolehkan melakukan transaksi langsung daripada melalui agen.

demo slot

By gacor88