13 Mei 2022
JAKARTA – Para aktivis mengutuk dugaan teror dan intimidasi terhadap aktivis hak asasi manusia Papua dan meminta polisi mengusut tuntas dugaan serangan pembakaran di Lembaga Bantuan Hukum Papua (LBH Papua) pada hari Senin.
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) dan Koalisi Kemanusiaan Papua, mengecam dugaan penyerangan sepeda motor di garasi kantor LBH Papua pada Senin pagi di Distrik Abepura, Jayapura, Papua.
Koalisi Kemanusiaan Papua, yang terdiri dari sejumlah organisasi dan aktivis hak asasi manusia, termasuk Amnesty International Indonesia, Kontras dan Public Virtue Research Institute, meminta polisi untuk mengusut tuntas insiden tersebut dan mencegah terulangnya serangan serupa.
YLBHI juga meminta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) melakukan investigasi dan memberikan perlindungan kepada pembela hak asasi manusia.
“Insiden tersebut harus dilihat sebagai serangan terhadap pembela hak asasi manusia,” kata YLBHI dalam pernyataannya pada hari Senin, seraya menambahkan bahwa LBH Papua baru-baru ini mengadvokasi kebebasan sipil bagi masyarakat adat Papua, korban kekerasan yang dilakukan negara, dan korban perampasan tanah.
“Ini adalah bagian dari teror terhadap gerakan demokrasi. Ini sangat berbahaya bagi demokrasi,” kata Ketua YLBHI Muhamad Isnur kepada The Jakarta Post pada hari Selasa.
Emanuel Gobay, Direktur LBH Papua, menduga ada yang sengaja membakar sepeda motor tersebut. Lembaga tersebut melaporkan kejadian tersebut ke Polda Papua pada hari Senin.
Senin dini hari, sepeda motor yang diparkir di garasi kantor institut ditemukan terbakar.
Berdasarkan keterangan LBH Papua, ditemukan minyak tanah berbau minyak tanah dan kantong plastik berisi sisa bensin di dekat kantor. Anggota LBH Papua juga mengumpulkan informasi dari dua warga sekitar, yang melihat seseorang yang mengenakan sweter hitam, topi dan masker berlari keluar dari kantor LBH Papua sebelum kejadian.
Kepolisian Papua mengatakan mereka mengunjungi tempat kejadian perkara dan menyelidiki dugaan penyerangan tersebut.
“Polsek Abepura sudah mendatangi TKP untuk pemeriksaan awal, namun TKP sudah dibersihkan,” kata Juru Bicara Polda Papua, Sr. kata Ahmad Musthofa Kamal, Senin malam seperti dikutip Kompas.
Ini merupakan kejadian terbaru dari serangkaian penyerangan terhadap warga Papua atau aktivis hak asasi manusia di provinsi paling timur Tanah Air.
Pada bulan November tahun lalu, keluarga pengacara hak asasi manusia Veronica Koman, yang telah lama bersuara menentang dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Papua, menjadi sasaran intimidasi.
Pada bulan Maret 2021, setidaknya dua pengunjuk rasa tewas dan beberapa lainnya terluka dalam demonstrasi menentang rencana pembentukan provinsi baru yang berubah menjadi bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan di Yahukimo.
Pada bulan Agustus-Oktober 2019 di Malang dan Surabaya, masyarakat Papua menjadi sasaran penindasan, kekerasan dan diskriminasi rasial dalam serangkaian aksi unjuk rasa.