11 Maret 2022

SEGAMAT – Pembicaraan mengenai kemungkinan pembagian suara antara warga Melayu dan Tionghoa pada pemilu di Johor dapat menjadikan pemilih India sebagai penentu keputusan, kata para pengamat politik.

Diketahui, terdapat 187.593 pemilih India yang merupakan 7,2% atau total pemilih 2,59 juta pemilih di Johor. Pemilih baru di India sendiri berjumlah 65.333 pemilih.

Meskipun tidak ada kursi mayoritas di India, kehadiran mereka signifikan di kota-kota seperti Kota Iskandar dengan 16.689 pemilih India, Skudai (14.284), Perling (13.265), Tiram (13.233), Permas (12.761) dan Puteri Wangsa (11.939).

Pemilih India mencapai 18,7% dari seluruh pemilih di Bekok meskipun terdapat 27.447 pemilih, sedangkan jumlah pemilih India terendah (0,4%) ada di Sri Medan.

Pemilih di India mencakup setidaknya 10% dari seluruh pemilih di setidaknya 16 kursi campuran.

Azmi Hassan, peneliti senior di Akademi Riset Strategis Nusantara, mengatakan sebagian besar dari 56 kursi negara bagian di Johor terdiri dari mayoritas mayoritas Tionghoa atau Melayu, sementara persentase pemilih di India berkisar antara 5% dan 10%.

“Saya kira suara-suara India yang sedikit itu sangat kritis dan itu terlihat di Layang Layang,” kata Azmi.

Ia mengatakan kepada Layang-Layang, Maszlee Malik dari PKR merilis sebuah video dalam bahasa Tamil dengan harapan dapat menarik pemilih India, sementara anggota parlemen Baling dari Barisan Nasional Datuk Seri Abdul Azeez Abdul Rahim berkampanye secara gencar di sana.

“Mereka berusaha menarik pemilih India. Hampir 14% pemilih India di Layang-Layang dan dalam hal ini jumlah yang kecil bukan berarti masyarakat tidak punya pengaruh,” kata Azmi.

Berdasarkan demografi pemilih Pemilu ke-14, Layang-Layang terdiri dari 53,37% pemilih Melayu, Tionghoa (32,08%) dan India (13,62%).

Azmi juga mengatakan perolehan suara di India dapat memberikan keseimbangan di Bekok, yang sedang menghadapi pertarungan empat arah, karena daerah tersebut merupakan salah satu negara dengan jumlah pemilih terbesar di India.

“Hampir 20% pemilih di sana adalah orang India dan hasilnya pasti menarik,” tambahnya.

Warga Tionghoa merupakan mayoritas dari 51,02% pemilih terdaftar di Bekok, diikuti oleh warga Melayu (28,24%) dan India (17,93%).

Namun Azmi beralasan Perling akan menjadi kursi yang diawasi ketat oleh para pengamat.

“Kenapa Perling? Pasalnya yang calon adalah mantan wakil menteri Pakatan Harapan, suara Malaysia dan China masing-masing setara dengan 44%, sedangkan pemilih India kurang dari 10%.

“Menarik untuk melihat bagaimana perolehan suara di India akan berubah, apakah itu Pakatan atau Barisan, atau bahkan Pejuang.

“Suara orang India dalam hal ini penting karena masih terjadi perpecahan suara antara orang Melayu dan Cina,” kata Azmi.

Sementara itu, Wakil Presiden MIC Datuk M. Asojan yakin rakyat India akan menjadi raja di setidaknya 32 dari 56 kursi negara bagian.

“Semua kursi ini mendapat setidaknya 5% suara orang India,” katanya.

Wakil Ketua DAP Johor Dr S. Ramakrishnan mengatakan dengan banyaknya partai yang membagi suara, pemilih India akan menjadi penting dalam kursi marginal.

login sbobet

By gacor88