30 Juni 2023
DHAKA – Meskipun tingkat kemiskinan nasional menurun pada tahun 2022, angka kemiskinan meningkat di wilayah Dhaka, Barishal dan Sylhet.
Angka kemiskinan meningkat terutama di wilayah pedesaan pada ketiga wilayah tersebut, sedangkan wilayah perkotaan mengalami penurunan akibat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.
Divisi Rangpur, Khulna, Mymensingh, dan Rajshahi yang dulunya rawan kemiskinan telah mencapai kemajuan besar dalam pengentasan kemiskinan pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2016.
Kemajuan ekonomi masih belum merambah ke seluruh wilayah di negara ini, sehingga ketimpangan pendapatan dan ketimpangan pendapatan masih bersifat regional di Bangladesh selama bertahun-tahun dan terus meningkat, menurut para ekonom.
Survei Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga tahun 2022 menunjukkan bahwa angka kemiskinan nasional turun menjadi 18,7 persen, dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 24,3 persen.
Namun, tingkat kemiskinan di Dhaka dan Sylhet meningkat menjadi 17,9 persen dan 17,4 persen pada tahun 2022, yaitu masing-masing sebesar 16 persen dan 16,2 persen pada survei sebelumnya pada tahun 2016.
Tingkat kemiskinan di Barishal juga meningkat menjadi 26,9 persen pada tahun 2022 dari 26,5 persen pada tahun 2016. Hal ini menyebabkan Barishal menggantikan Rangpur sebagai wilayah yang paling rawan kemiskinan di negara tersebut.
Tingkat kemiskinan di Rangpur adalah 24,8 persen pada tahun 2022, sedangkan angka kemiskinan tertinggi yaitu 47,2 persen pada tahun 2016.
“Ketimpangan kemiskinan antar wilayah merupakan ciri umum perekonomian kita, karena manfaat pertumbuhan ekonomi tidak mengalir secara merata,” kata Mustafa Kamal Mujeri, mantan direktur jenderal Institut Kajian Pembangunan Bangladesh.
“…dan beberapa daerah selalu mendapat manfaat dari proyek pemerintah,” katanya.
Sebagian besar masyarakat di wilayah Dhaka telah menjadi korban dampak parah pandemi ini. Sementara itu, banyak orang yang bermigrasi sementara kembali ke pedesaan. “Hal ini juga bisa menjadi alasan meningkatnya kemiskinan di wilayah pedesaan yang terpecah belah,” kata Mujeri.
Mujeri, yang juga direktur eksekutif Institut Keuangan dan Pembangunan Inklusif, merekomendasikan agar pemerintah lebih fokus pada faktor pemerataan untuk mengurangi ketimpangan yang meningkat selama bertahun-tahun.
Koefisien Gini, yang merupakan ukuran kesetaraan ekonomi, berada pada angka 0,499 pada tahun 2022. Diukur dengan skala 0 sampai 1, semakin mendekati angka 1 maka semakin tinggi ketimpangan di masyarakat.
Sebagian besar mega proyek di Bangladesh akan memberikan manfaat bagi masyarakat perkotaan. Konektivitas di pedesaan harus ditingkatkan agar masyarakat di sana juga bisa merasakan manfaatnya, tambahnya.
Tingkat kemiskinan di wilayah Mymensingh dan Rajshahi juga turun menjadi 24,2 persen dan 16,7 persen pada tahun 2022, masing-masing menjadi 32,8 persen dan 28,9 persen pada tahun 2016.
Angka kemiskinan Khulna juga menurun menjadi 14,8 persen dari 27,5 persen pada periode yang sama.
Ketimpangan regional selalu terlihat di Bangladesh, sehingga kantong kemiskinan tetap ada dalam perekonomian, kata Selim Raihan, profesor ekonomi di Universitas Dhaka.
Ketimpangan ini terlihat jelas di daerah-daerah yang tidak mempunyai kesempatan kerja yang memadai dan orang-orang dari daerah tersebut bermigrasi ke daerah lain untuk memperbaiki keadaan mereka, katanya.
Mengenai angka kemiskinan secara keseluruhan, Raihan yang juga direktur eksekutif South Asian Economic Modeling Network mengatakan dampak pandemi ini tidak jelas dan hal ini cukup menarik.
Namun, masyarakat telah beradaptasi dengan situasi setelah pandemi, sehingga pengurangan kemiskinan nasional dapat dilakukan, tambahnya.
“Bagaimana kemiskinan ekstrem bisa diturunkan menjadi 5,6 persen dari 12,9 persen tidak jelas bagi saya,” kata Raihan.