Akankah Nusantara menjadi warisan terbesar Jokowi atau kebodohannya yang tak pernah terpuaskan?

31 Januari 2022

KUALA LUMPUR – Baik atau buruk, itu benar-benar terjadi. Dewan Perwakilan Rakyat pada hari Selasa mengesahkan RUU ibu kota negara menjadi undang-undang yang akan memberikan dasar hukum bagi rencana pemerintah untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

Undang-undang tersebut, yang melalui pembahasan cepat yang berlangsung kurang dari empat bulan, memberikan lampu hijau kepada rencana ambisius Presiden Joko “Jokowi” Widodo, yang diperkirakan menelan biaya US$32 miliar dan ditanggapi dengan skeptis.

Namun mantan Walikota Surakarta, Jawa Tengah, yang membangun pengaruh politiknya di tingkat nasional di Jakarta, tetap tidak gentar.

Dengan dukungan kuat dari komunitas internasional – mulai dari konglomerat Jepang Softbank hingga Uni Emirat Arab – presiden kini dapat memulai pembangunan ibu kota baru, yang mungkin belum siap ketika ia mengakhiri masa jabatannya pada tahun 2024.

Ada banyak keraguan ketika Jokowi pertama kali mengumumkan visinya setelah meraih masa jabatan keduanya pada tahun 2019. Proyek ini tidak seperti proyek lainnya. Berbeda dengan saat Malaysia memindahkan pusat pemerintahannya dari Kuala Lumpur ke Putrajaya yang hanya berjarak sekitar 34 kilometer. Atau kasus pertukaran modal lainnya di negara lain, yang sebagian besar melibatkan wilayah yang sama.

Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur tidak hanya membawa transformasi politik dan administratif, tetapi juga transformasi budaya. Jakarta telah menjadi pusat pemerintahan dan bisnis bahkan sejak sebelum Indonesia merdeka. Ia menghadapi peperangan dan revolusi yang menjadikan Indonesia seperti sekarang ini dan merupakan personifikasi keunggulan Pulau Jawa dibandingkan pulau-pulau lain di negara ini.

Meskipun banyak orang yang menyalahkan pemerintahan terpusat pada era Suharto, sistem pembangunan dan desentralisasi yang dibangun setelah rezim presidensial terlama di Indonesia tidak mengubah fakta yang menyebabkan kesenjangan kekayaan dan pembangunan antara Jawa dan daerah lain di Indonesia. bahwa Indonesia masih Jawa-sentris.

Menurut sensus terbaru pada tahun 2020, Jawa adalah rumah bagi 152 juta orang, atau sekitar 56 persen dari populasi negara, dibandingkan dengan 6,15 persen yang tinggal di Kalimantan, pulau Kalimantan bagian Indonesia, yang akan menjadi tuan rumah ibu kota baru. Padahal Kalimantan empat kali lebih besar dari Jawa.

Dengan keunggulan demografis yang begitu besar, Jawa menguasai sekitar 59 persen produk domestik bruto negara tersebut pada tahun 2020, menurut Badan Pusat Statistik.

Namun Kalimantan Timur memang merupakan salah satu provinsi dengan produk domestik bruto (PDRB) per kapita tertinggi yaitu Rp 125 juta (US$8.708), kedua setelah Jakarta sebesar Rp 170 juta. Jumlah penduduk Kalimantan Timur adalah 3,7 juta jiwa, sekitar sepertiga penduduk Jakarta.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa mengatakan, Jokowi memilih Nusantara sebagai nama ibu kota baru yang akan menempati wilayah antara Kabupaten Penajem Paser Utara dan Kutai Kartanegara.

Dengan banjir dan penggundulan hutan yang merajalela di wilayah tersebut dan kurangnya infrastruktur yang dimiliki Kalimantan saat ini, tidak ada jaminan bahwa ibu kota baru akan menjadi ibu kota Indonesia yang lebih baik.

Namun untuk saat ini, rencana ibu kota baru memungkinkan masyarakat Indonesia memimpikan masa depan baru di luar Pulau Jawa.

sbobet terpercaya

By gacor88