16 September 2022
JAKARTA – Jika Pilpres digelar hari ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bakal menang, menurut berbagai survei politik. Namun perebutan kekuasaan yang terjadi di dalam Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), di mana Ganjar menjadi salah satu anggotanya, menimbulkan keraguan apakah ia akan memiliki peluang untuk mencalonkan diri pada tahun 2024.
Survei politik secara konsisten menunjukkan Ganjar sebagai calon presiden paling populer, nomor dua setelah Presiden Joko “Jokowi” Widodo, anggota PDI-P lainnya, yang secara konstitusi dilarang untuk mencalonkan diri kembali.
Dalam hal ini, Ganjar tampaknya memiliki posisi yang baik untuk menjadi calon terdepan dalam pemilu. Satu-satunya pesaingnya dalam pemilu saat ini adalah pemimpin Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan Gubernur Jakarta Anies Baswedan, yang menurut para lembaga survei akan sulit untuk mengalahkannya. Jika Ganjar berhasil meraih dua digit suara, maka ia akan memenangkan pemilu dengan perolehan 44,6 persen suara, meninggalkan Prabowo di urutan kedua dengan 25,7 persen dan Anies dengan 21 persen, menurut survei terbaru yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). .
Namun, tantangan nyata tampaknya menghadang Gubernur Jawa Tengah tersebut, dimana partainya tampaknya enggan memberinya nominasi dan sekarang sedang mencari aliansi elektoral untuk tahun 2024, yang dapat menutup pintu bagi Ganjar untuk mencalonkan diri sebagai kandidat dari partai lain.
Bukan tidak mungkin, kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya saat ditanya kemungkinan Ganjar tidak masuk nominasi. “Sebagus apapun angka elektabilitas seseorang, belum tentu mereka punya tiket untuk ikut pemilu.”
manuver Puan
Pencalonan Ganjar sebagai presiden tidak hanya berada di tangan ibu pemimpin PDI-P Megawati Soekarnoputri, yang mempunyai keputusan akhir mengenai siapa yang akan mewakili partainya dalam pemilihan presiden, tetapi juga putrinya, Puan Maharani, yang juga mengincar kursi kepresidenan.
Ketua DPR bertemu dengan petinggi politik seperti Prabowo dan pemimpin Partai NasDem Surya Paloh untuk melakukan pembicaraan aliansi, sebuah manuver yang menurut para analis dapat mengubah keadaan pada tahun 2024.
PDI-P, yang menguasai lebih dari 20 persen kursi di DPR, adalah satu-satunya partai yang berhak mengajukan calon presiden sendiri. Namun, para analis mengatakan bahwa partai tersebut tidak mungkin akan maju sendirian dalam pemilu berikutnya dan partai ini tetap menjadi mitra pemilu yang dicari karena pengaruhnya yang kuat di Jawa Tengah dan Timur, dua provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia.
Misalnya, aliansi PDI-P-Gerindra dengan kubu Prabowo-Puan bisa menarik partai lain, terutama konstituen Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). yang tidak memiliki calon presiden yang potensial dan populer.
“Hasil rapat (Puan) pasti akan dipertimbangkan oleh Megawati untuk memutuskan siapa yang akan dicalonkannya,” kata Ketua Umum PDI-P Eriko Sotarduga kepada The Jakarta Post.
Semua orang di keluarga
Persoalan calon presiden dari PDI Perjuangan ini bukan hanya soal siapa pengganti Jokowi yang punya hubungan rumit dengan Megawati, tapi juga soal masa depan kepemimpinan partai yang sejak tumbangnya klan Sukarno itu berada dalam genggaman. Klan Sukarno. Soeharto pada tahun 1998.
Meskipun Megawati tetap berkuasa, anak-anaknya, termasuk Puan, tidak memiliki daya tarik yang sama dengan para pemimpin daerah seperti Jokowi dan Ganjar, dan rumor tentang kesehatan Megawati telah memicu spekulasi bahwa suksesi yang berantakan dapat terjadi di dalam partai tersebut.
Ketegangan antara kubu Ganjar dan Puan sudah berlangsung cukup lama, dan masing-masing pendukung saling melontarkan tudingan. Beberapa loyalis Puan dikatakan tersinggung dengan kurangnya rasa hormat Ganjar terhadap Puan, dan menuduhnya menggunakan PDI-P semata-mata sebagai kendaraan untuk ambisinya menjadi presiden.
Pada Mei tahun lalu, Ganjar tidak diundang oleh elit partai ke rapat konsolidasi internal di Semarang, Jawa Tengah – yang merupakan basis lama partai tersebut dan provinsi di mana Ganjar menjadi gubernurnya. Berbicara dalam acara tersebut, Puan melontarkan kritikan pedas terhadap Ganjar.
Perlawanan kubu PDI-P terhadap kebangkitan Ganjar dan keinginan Megawati untuk memberikan pencalonan kepada loyalis klan Sukarno dapat menghalangi Ganjar untuk mencalonkan diri pada tahun 2024, kata analis politik Universitas Paramadina, Khoirul Umam. “
Jika Puan harus ‘memberi jalan’ lagi kepada tokoh di luar marga Sukarno, di saat perbincangan suksesi kepemimpinan berulang kali digagas pimpinan PDI-P Megawati Soekarnoputri, hal itu hanya akan menunjukkan bahwa pengaruh Puan di dalam partai semakin melemah. Kita harus ingat Megawati sudah tidak muda lagi,” ujarnya. (aww)