3 Agustus 2022
PHNOM PENH – Kementerian Pembangunan Pedesaan telah menetapkan target untuk menyediakan 100 persen layanan pasokan air bersih dan sanitasi di seluruh Kerajaan pada tahun 2025, sementara saat ini lebih dari 80 persen telah tercapai.
Kementerian Luar Negeri Chrun Theravat mengatakan para pejabat terus melaksanakan Rencana Aksi Nasional Pasokan Air Bersih dan Sanitasi Pedesaan Tahap 2 (2019-2023) untuk mencakup 90 persen wilayah negara yang memiliki akses terhadap layanan air bersih dan sanitasi pada tahun 2023.
Theravat berbicara pada konferensi pers tanggal 1 Agustus tentang “Prestasi Kementerian selama lima tahun terakhir” di Dewan Menteri.
Ia mengatakan, pemerintah telah menyusun Rencana Strategis Nasional Peningkatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Perdesaan 2014-2025 dengan tujuan meningkatkan keberlanjutan penyediaan layanan air, kesehatan, dan sanitasi pedesaan untuk meningkatkan kesehatan dan gizi.
“Hingga kuartal pertama tahun ini, meski terjadi pandemi Covid-19, tingkat cakupan akses terhadap air dan sanitasi pedesaan meningkat hingga lebih dari 80 persen,” ujarnya.
Theravat mengingatkan bahwa pada tahun 2000, pemerintah menetapkan target Tujuan Pembangunan Milenium Kamboja 2015 untuk pasokan air pedesaan sebesar 50 persen dan sanitasi sebesar 30 persen, dan mencatat bahwa pada tahun tersebut, pasokan air dan sanitasi telah mencapai masing-masing 53 persen dan 52,9 persen.
Pada tahun 2014, pemerintah menetapkan target baru sebesar 60 persen untuk penyediaan air bersih dan sanitasi pedesaan dalam Rencana Strategis Pembangunan Pedesaan 2014-2018 dan melampaui target tersebut dengan meningkatkan cakupannya menjadi lebih dari 70 persen pada tahun 2018. Saat ini, target tersebut telah mencapai lebih dari 70 persen pada tahun 2018. dari 80 persen.
Berdasarkan laporan kementerian selama lima tahun terakhir, ia telah membangun 11.741 sumur segala jenis, memperbaiki 1.585 sumur rusak, serta merehabilitasi dan membangun 1.271 bendungan masyarakat.
Kementerian juga membangun tampungan air hujan berkapasitas 3-5 meter kubik dan 10.000 liter, dengan total 2.420 tampungan, dan 145.865 bak penampungan gerabah berukuran besar untuk mendistribusikan air kepada masyarakat, serta membangun 200 tabung sistem distribusi air di desa-desa.
Kementerian juga membangun 67 stasiun produksi air masyarakat untuk mengisi wadah 20 liter; 330 stasiun produksi air dan 10.470 sistem pengolahan air dibangun; membuat 81.613 kontainer beton dan saringan pasir berukuran 20 galon; menyediakan 22.912 tangki bagi rumah tangga untuk memasok air minum; membangun 2.000 tangki di 33 sekolah, 128 sistem irigasi kecil dan 13 stasiun pompa irigasi; dan mengedukasi 2.692.310 orang tentang penggunaan air bersih yang aman.
Pemerintah melaksanakan Rencana Aksi Nasional Penyediaan Air Minum, Kebersihan dan Sanitasi Perdesaan Tahap 2 (2019-2023) dengan menetapkan target cakupan sebesar 90 persen pada tahun 2023.
Menurut Direktur Jenderal Otoritas Penyediaan Air Phnom Penh (PPWSA), Long Naro, PPWSA berencana berinvestasi bersama mitra pembangunan mulai tahun 2021 untuk meningkatkan pasokan air kepada masyarakat guna memastikan tidak ada kekurangan.
Ia mengatakan, kekurangan air bersih bagi warga Phnom Penh sebelumnya disebabkan oleh berbagai faktor yang dipelajari PPWSA pada cakupan wilayah seluas 380 km persegi.
Namun dalam pelaksanaan proyek ini, pemerintah memasukkan 20 komune ke dalam wilayah ibu kota, dimana PPWSA saat ini menyediakan hingga 670 kilometer persegi.
“Seolah-olah Phnom Penh mempunyai satu cangkir air yang harus dibagikan kepada 20 sidang baru lainnya.
“Saat ini PPWSA mempunyai kapasitas produksi air bersih sekitar 60.000 meter kubik per hari. Kami bermaksud untuk mengimplementasikan rencana induk ketiga pada tahun 2021 hingga 2030. Kami telah menetapkan bahwa masyarakat di kota ini akan memiliki cukup air bersih untuk digunakan dari tahun ke tahun,” katanya.
Naro mengatakan dibutuhkan waktu tiga tahun untuk menyelesaikan pembangunan setiap proyek sehingga terkendala masalah kekurangan air, sedangkan proyek tersebut dilaksanakan pada 2018 hingga 2021.
Theravat mengatakan kementerian memiliki rencana yang jelas pada tahun 2023 untuk memastikan pencapaian cakupan 90 persen dan 100 persen pada tahun 2025.