16 Februari 2022
PHNOM PENH – ASEAN meluncurkan misi pencarian fakta untuk mempercepat aksesi Timor Timur ke dalam blok tersebut, sebuah tugas yang diharapkan selesai pada kuartal pertama tahun 2022, menurut Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional.
Keputusan tersebut diumumkan dalam pertemuan virtual pada 14 Februari antara Menteri Luar Negeri Prak Sokhonn dan Sekretaris Jenderal ASEAN Lim Jock Hoi.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan tersebut, para menteri mengakui kesulitan tambahan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 dalam proses pendaftaran negara India-Pasifik yang telah berlangsung selama satu dekade untuk bergabung dengan ASEAN sebagai anggota ke-11.
Namun mereka mengatakan blok tersebut “bertekad” untuk menyelesaikan misi pencarian fakta Komunitas Ekonomi ASEAN dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN pada kuartal pertama tahun ini, “sehingga negara-negara anggota ASEAN dapat mulai mempertimbangkan peta jalan dan batas waktu bagi (Timor Timur) untuk bergabung dengan ASEAN,” kata pernyataan itu.
Heng Kimkong, peneliti senior di Pusat Pembangunan Kamboja, mengatakan pertemuan tersebut menunjukkan keaktifan Kamboja dalam mendorong Timor Timur menjadi anggota ASEAN.
Ia mengatakan, jika keanggotaan Timor Timur dikukuhkan pada masa kepemimpinan Kamboja di ASEAN tahun ini, hal ini akan membantu meningkatkan profil Kerajaan di dalam blok tersebut sebagai anggota baru yang suportif.
“Kamboja adalah anggota termuda ASEAN. Oleh karena itu, jika (Timor Timur) menjadi anggota lain, itu menunjukkan bahwa Kamboja sedang berupaya dan berupaya mencapai persatuan dan inklusivitas di kawasan,” ujarnya.
Sokhonn dan Lim juga berbicara panjang lebar tentang situasi politik di Myanmar dan dampaknya terhadap ASEAN, menurut kementerian tersebut.
Pertemuan tersebut mencakup “penekanan besar” pada pentingnya mengakhiri kekerasan dan membangun kepercayaan serta keyakinan di negara yang terkepung, “sehingga semua pihak terkait dapat terlibat dalam dialog inklusif untuk mencapai perdamaian abadi”, katanya.
Sokhonn memberi tahu Lim tentang rencana kunjungan pertamanya ke Myanmar sebagai utusan khusus ASEAN, yang tanggalnya belum ditentukan. Lim menawarkan Sekretariat ASEAN siap mendukung kunjungannya serta memberikan bantuan untuk meringankan situasi kemanusiaan di negara tersebut.
Kedua belah pihak juga membahas pentingnya peran Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (TAC) dalam proses pembangunan komunitas ASEAN. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak negara telah menandatangani perjanjian perdamaian dan kemudian menjadi mitra dialog, sektor dan pembangunan negara-negara anggota ASEAN, kata mereka.
“Kedepannya, ASEAN akan terus memperkuat kapasitas dan kapabilitasnya, sehingga mampu berkontribusi secara efektif terhadap pesatnya pertumbuhan mitra-mitranya demi keuntungan bersama,” demikian siaran pers tersebut.