Laporan berita internet palsu yang mengklaim bahwa persediaan “ninja” terbatas menyebabkan membanjirnya aplikasi ke Jepang.
Laporan berita internet palsu yang mengklaim bahwa persediaan “ninja” terbatas dan dapat memperoleh gaji yang sangat tinggi telah menyebabkan membanjirnya lamaran ke satu wilayah negara dari dalam dan luar Jepang.
“Ninja Iga memperoleh pendapatan tahunan sebesar ¥9,45 juta, namun mereka masih mengalami defisit” — sebuah berita palsu dengan klaim ini mulai beredar di Internet sekitar hari Jumat. Pemerintah kota Iga, Prefektur Mie, yang dikenal sebagai kampung halaman para ninja, dan entitas lainnya kemudian dibanjiri dengan lamaran untuk posisi ninja dari seluruh dunia. Lamarannya berjumlah sekitar 110 email, termasuk satu email yang berbunyi: “Saya ingin menjadi seorang ninja. Saya yakin dengan kekuatan fisik saya.”
Sebagian besar email ditulis dalam bahasa Inggris dan berasal dari 13 negara asing.
Walikota Iga Sakae Okamoto, yang diwawancarai oleh jaringan radio Amerika, dengan tegas membantah cerita tersebut pada konferensi pers pada hari Selasa. “Berita itu sama sekali tidak berdasar. Kota Iga tidak merekrut pegawai baru untuk menjadi ninja,” ujarnya.
Menurut pejabat kota Iga, sebuah program di Radio Publik Nasional pada tanggal 16 Juli memicu keributan. Dalam program tersebut, seorang reporter mengatakan, “Saat ini, seniman ninja dapat memperoleh penghasilan sekitar $23.000 (¥2,56 juta) hingga $85.000 (¥9,45 juta), yang merupakan gaji yang sangat besar.”
Sumber di Internet menyebarkan berita tersebut secara langsung, dihiasi dengan informasi bahwa ninja itu langka dan dapat memperoleh pendapatan tahunan sebesar ¥9,45 juta. Penyakit ini kemudian menyebar secara global melalui Facebook dan Twitter, kata para pejabat.
Email pencari kerja berasal dari Jepang, Spanyol, Amerika Serikat, Filipina, dan negara lainnya. Ini termasuk permohonan seperti “Saya seorang Italia berusia 39 tahun dengan pengalaman dalam seni bela diri”, “Saya adalah anggota tentara dan berada di laut sebagai pelaut” dan “Saya akan mengabdikan hidup saya untuk menjadi seorang ninja. . ” Beberapa pelamar melampirkan resume dan foto mereka. Selain Iga, lamaran dikirim ke Asosiasi Turis Iga-Ueno, Museum Ninja Igaryu dan Institut Penelitian Ninja Internasional Universitas Mie, kata para pejabat.
Mengenai wawancaranya dengan jaringan radio Amerika, Okamoto terkejut dengan respon yang sangat besar terhadap berita tersebut.
“Saya jelaskan bahwa pemerintah kota telah melakukan upaya untuk mempromosikan pariwisata dengan ninja sebagai elemen kuncinya. Tapi saya tidak pernah menyebutkan bahwa ninja kekurangan pasokan dan pendapatan tahunan mereka. Saya tidak menyangka berita tentang ninja menyebar ke seluruh dunia sedemikian rupa,” ujarnya.