16 Desember 2022
MANILA – BRUSSELS—Presiden Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr. ingin usulan perjanjian perdagangan bebas antara Filipina dan Uni Eropa (UE) segera terwujud guna memperkuat pembangunan ekonomi bersama.
Dalam pidatonya pada KTT Peringatan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)-Uni Eropa ke-45 pada hari Rabu, Presiden mengatakan dia menginginkan “kerja sama ekonomi yang lebih erat” antara Filipina dan UE.
“Pada saat pemulihan ekonomi dari kehancuran yang disebabkan oleh pandemi dan ancaman rantai pasokan saat ini, saya berharap perjanjian perdagangan bebas Filipina-UE yang diusulkan dapat segera melampaui negosiasi,” katanya kepada para pemimpin Eropa.
Ia mengatakan bahwa dengan berlakunya Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional antara negara-negara Asia-Pasifik, UE kehilangan manfaat dari perjanjian serupa dengan ASEAN.
Presiden juga mendesak para pemimpin ASEAN dan UE untuk bersatu dalam mitigasi perubahan iklim.
Tn. Marcos mengatakan perubahan iklim “mengancam secara radikal mengubah banyak lanskap rentan di Asean menjadi lebih buruk”.
Dia meminta negara-negara anggota UE untuk terus mendukung Pusat Keanekaragaman Hayati Asean, yang berbasis di Filipina dan mengelola konservasi 51 taman warisan budaya Asean.
Presiden Marcos juga mendorong kerja sama pertahanan dan keamanan siber selama pertemuan bilateralnya dengan Spanyol, Republik Ceko, Estonia, dan Belanda di sini.
Tn. Marcos dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte sepakat untuk memperkuat hubungan di bidang pertahanan dan pengelolaan air.
Rutte mengundang Presiden ke dua konferensi tentang kecerdasan buatan dan pengelolaan air di Belanda tahun depan.
Dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Republik Ceko, Petr Fiala, Mr. Marcos meminta bantuan Ceko dalam transfer teknologi di sektor pertahanan.
Sementara itu, Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas mengundang presiden untuk mengunjungi Estonia untuk mempelajari lebih lanjut tentang digitalisasi proses pemerintahan dan mengatasi serangan dunia maya.
Dalam pertemuan bilateral mereka, Mr. Marcos meminta bantuan Estonia dalam transformasi digital Filipina.
Pemimpin Eropa mengatakan kepada Mr. Marcos mengatakan bahwa “semua layanan publik bersifat digital” di Estonia.
Dalam pertemuan bilateral lainnya, Presiden Spanyol Pedro Sanchez, yang menyebut Filipina sebagai “negara prioritas”, Mr. Marcos meyakinkan akan “dukungan kelembagaan” dan bantuan untuk “memperkuat dialog” di Daerah Otonomi Bangsamoro di Muslim Mindanao.