4 Agustus 2023
JAKARTA – Bantuan telah tiba di wilayah pegunungan Puncak di Papua tengah untuk membantu warga menanggung dampak kekeringan selama berbulan-bulan, namun cuaca buruk dan terbatasnya infrastruktur menghambat upaya distribusi.
Distrik Agandugume dan Lambewi di Kabupaten Puncak dilanda kekeringan dan cuaca dingin sejak bulan Juni, menyebabkan tanaman utama gagal atau membusuk dan memaksa penduduk setempat memakan umbi-umbian yang busuk. Sekitar 7.500 penduduk di dua kabupaten terkena dampaknya, dengan enam orang, termasuk seorang bayi, meninggal karena dehidrasi atau diare.
Karena ketinggiannya, Kabupaten Puncak menjadi satu-satunya tempat di negara ini yang mengalami turunnya salju.
Bantuan kemanusiaan tiba di landasan udara Sinak di distrik Sinak pada hari Kamis, titik awal bantuan ke Agandugume yang terletak di dekatnya. Perbekalan tersebut, antara lain 50 ton beras, 13.000 paket makanan siap saji, dan 10.000 selimut, diangkut dengan pesawat Cessna Caravan yang total muatannya sekitar 900 kilogram.
Bersamaan dengan bantuan tersebut datanglah Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia Muhadjir Effendy, yang diinstruksikan oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk berangkat ke kabupaten yang terkena dampak.
Baca juga: Kelaparan yang disebabkan oleh kekeringan menewaskan enam orang di Papua Tengah
Para menteri dan perbekalan tiba di Bandara Mozes Kilangin di Karesidenan Timika, Papua Tengah pada Rabu dengan rencana terbang ke Sinak pada hari yang sama. Namun cuaca buruk menghalangi pesawat untuk lepas landas, sehingga memaksa pihak berwenang untuk lepas landas pada hari Kamis.
“Bantuan ini akan terus kami kirimkan,” kata Suharyanto dalam keterangannya, Kamis. “BNPB akan membantu perolehan dan pengangkutan bantuan pada saat keadaan darurat.”
Muhadjir berencana memeriksa dan mengevaluasi fasilitas kesehatan di wilayah terdampak, termasuk pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Agandugume.
Pihak berwenang mengatakan mereka telah mendistribusikan bantuan di daerah tersebut selama berminggu-minggu, dan Kementerian Sosial mengklaim telah mengirimkan total 17 ton bantuan ke landasan udara Sinak sejak 26 Juli. Perbekalan tersebut kemudian disalurkan dengan helikopter militer ke distrik-distrik yang terkena dampak. dan pesawat sewaan.
Tidak ada ancaman keamanan
Wakil Presiden Maruf Amin di Jakarta mengatakan bahwa cuaca buruk menghambat penyaluran bantuan, karena wilayah yang dilanda kekeringan hanya dapat dicapai melalui udara.
Dia bertemu pada hari Rabu dengan Direktur Utama Koordinasi Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud, Panglima TNI Laksamana. Yudo Margono dan Wakapolri Kompol. Jenderal Agus Andrian membahas situasi di Papua Tengah.
“Semua (perbekalan) sudah siap, tapi belum ada jalur darat untuk mencapai kabupaten yang terkena dampak,” kata Maruf usai pertemuan, Rabu. Selain angkutan udara, satu-satunya cara untuk membawa bantuan ke Agandugume dan Lambewi adalah dengan berjalan kaki dari Sinak, katanya.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin (tengah) memimpin rapat koordinasi kekeringan dan kelaparan di Papua Tengah di Kediaman Wakil Presiden Jakarta pada 2 Agustus 2023. Hadir dalam rapat tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD (kelima dari kiri), Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Laksamana. Yudo Margono (keempat kiri) dan Wakapolri Kompol. Jenderal Agus Andrian (ketiga kiri). (Antara/Desca Lidya Natalia)
Wakil presiden juga mengatakan pemerintah telah memperpanjang masa darurat dari satu minggu menjadi dua minggu sehingga pihak berwenang dapat mengirimkan sumber daya yang diperlukan ke kabupaten yang terkena dampak. Pemerintah juga terbuka untuk memperpanjang keadaan darurat lebih lanjut jika situasi tidak membaik.
Yudo mengklaim tidak ada kelompok bersenjata atau milisi separatis yang bisa mengancam proses pencairan bantuan.
Papua mengalami peningkatan konflik bersenjata dalam beberapa bulan terakhir, termasuk penculikan pilot Selandia Baru Philip Mehrtens.
“Kami memiliki sekitar 50 tentara yang ditempatkan di sana,” kata komandan militer tersebut.
Solusi jangka panjang
Pada pertemuan di Jakarta, Ma’ruf menginstruksikan para pejabat untuk bersiap menghadapi kemungkinan krisis pangan dan kesehatan yang disebabkan oleh kekeringan juga dapat terjadi di wilayah lain di negara ini.
Menteri Muhadjir mengatakan, bencana kelaparan di Kabupaten Puncak disebabkan oleh kekeringan yang terjadi pada bulan Mei hingga Juli yang disertai dengan hujan es dan kabut yang sangat dingin sehingga menyebabkan tanaman talas dan ubi di wilayah tersebut membusuk dan tidak dapat dimakan.
Dia mengatakan para pejabat akan menyampaikan beberapa solusi jangka panjang kepada presiden, termasuk pembangunan gudang untuk menyimpan makanan di dekat Agandugum.
“Kita bisa membantu antisipasinya dengan menyimpan bahan pangan dari BNPB atau Kementerian Sosial sebelum Mei (tahun-tahun mendatang),” kata Muhadjir. “Semoga gudang dapat membantu antisipasi bencana berkala ini.”
Baca juga: Pertanian merupakan salah satu industri pertama di Indonesia yang terkena dampak perubahan iklim
Musim kemarau tahun ini diperkirakan lebih kering dari biasanya akibat dampak tersebut Anak laki-laki fenomena iklim, dimana Samudera Pasifik tropis yang lebih hangat membawa udara yang lebih hangat ke kepulauan Indonesia, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kekeringan.
Pemerintah mempunyai surplus beras sebesar 2,7 ton yang akan digunakan sebelum bulan September, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pada hari Rabu setelah rapat kabinet terbatas.
Syahrul juga telah menyiapkan 500.000 hektar lahan untuk penanaman padi untuk menutupi perkiraan penurunan produksi. Lahan tersebut tersebar di beberapa provinsi antara lain Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. (Lihat)