21 Agustus 2023
PHNOM PENH – Di Taman Arkeologi Angkor, selain laki-laki dan perempuan yang sangat terampil sebagai manajer lokasi dengan pengalaman teknis bertahun-tahun mengawasi restorasi candi, banyak mantan pekerja garmen dan individu dari profesi lain juga telah mengambil tugas tersebut.
Otoritas Nasional APSARA (ANA) baru-baru ini menyoroti bagaimana tim sibuk di Situs Restorasi Kuil Trapeang L’peou terlibat dalam konservasi dan restorasi candi batu bata. Dikatakan dalam sebuah postingan di media sosial bahwa hal ini dengan jelas menunjukkan peran penting masyarakat Kamboja dalam melestarikan dan memulihkan keajaiban kuno ini.
Men Roeun, 43 tahun dari desa Nokor Krao, adalah salah satu pekerja berdedikasi di Kuil Trapeang L’peou. Dia memulai perjalanannya bersama ANA pada tahun 2000, awalnya sebagai agen perjalanan di kuil. Pada tahun 2013, perannya telah bergeser dari memfasilitasi tur menjadi bagian integral dari tim restorasi batu bata candi.
Mengingat masa-masa awalnya, Roeun berbagi, “Ketika saya memulai pekerjaan ini, itu menakutkan karena saya kurang pengalaman.”
Pada awalnya, tugas sederhana seperti menyiapkan mortir menimbulkan tantangan. Keraguan mulai muncul tentang kesesuaiannya untuk peran tersebut.
Namun hasratnya yang tak tergoyahkan memastikan bahwa dia tetap berdedikasi pada restorasi bait suci selama satu dekade. Keahliannya kini meluas ke proyek-proyek di Kuil Kork Chak dan Kravan, dan saat ini Kuil Trapeang L’peou.
Che Dy, mantan pekerja garmen, kini memiliki keahlian yang setara dengan anggota tim restorasi berpengalaman lainnya. Sebelum memulai perjalanan restorasi candi, ia mengenang kemurungan yang ia rasakan saat melihat candi-candi yang bobrok. Namun, upaya tim untuk menghidupkan kembali struktur ini memberinya kegembiraan yang besar.
“Meski pekerjaan sering melelahkan, komitmen mendorong saya maju. Satu-satunya tujuan saya adalah memastikan bahwa kuil-kuil ini berdiri tegak untuk generasi mendatang,” ungkapnya.
Dalam postingan ANA tersebut, baik Roeun maupun Dy mengungkapkan antusiasmenya menjadi bagian dari tim yang beragam, baik pria maupun wanita. Karya mereka tidak hanya berkontribusi terhadap pelestarian warisan budaya Kamboja, namun juga menanamkan kebanggaan besar pada keluarga mereka.
Para wanita percaya bahwa tanda perbaikan yang ditemukan di kuil-kuil kuno akan menjadi bukti dedikasi generasi ini. Mereka juga percaya bahwa ini adalah mercusuar, yang memberi isyarat kepada generasi mendatang untuk melanjutkan tradisi perawatan, restorasi, dan pelestarian.