21 November 2019
Partai yang berkuasa di Malaysia sangat menderita dalam pemilu ganda baru-baru ini.
Perombakan kabinet harus dilakukan, kata Tun Dr Mahathir Mohamad.
Perdana Menteri mengatakan bahwa akan ada beberapa menteri yang akan dipecat, namun menambahkan bahwa hal itu tidak akan terjadi hari ini atau besok.
“Kemungkinan besar sebelum Malaysia menjadi tuan rumah KTT Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) tahun depan,” kata Mahathir.
Mengakui bahwa perombakan tidak akan menjadi solusi untuk mengembalikan popularitas koalisi berkuasa Pakatan Harapan yang memudar seperti yang tercermin dalam kekalahan pemilu sela Tanjung Piai baru-baru ini, Dr Mahathir mengatakan hal itu harus dilakukan.
Pakatan menderita kekalahan terburuk dalam pemilu sela di Tanjung Piai ketika kandidat Partai Bersatu kalah dari MCA pimpinan Barisan Nasional dengan selisih lebih dari 15.000 suara pada 16 November.
Dia mengatakan perombakan tersebut tidak boleh bersifat “radikal” karena akan mempengaruhi persiapan Malaysia menjadi tuan rumah APEC.
“Bisa saja sebelum KTT APEC, tapi saya tidak ingin terjadi terlalu banyak perubahan karena kita harus melakukan persiapan yang diperlukan karena melibatkan banyak kekuatan dunia dan kita harus bersiap.
“Sebagai Perdana Menteri, saya bertanggung jawab untuk pindah dan saya akan mendengarkan pendapat orang lain. Saya akan memberikan pandangan saya sendiri tentang pembuatan shuffle tersebut.
“Bukan hari ini atau besok, kita harus mempertimbangkan kemampuan dan prestasi menteri-menteri saat ini. Barulah saya (bersama partai konstituen) bisa membahas reshuffle kabinet.
“Keterbatasan saya adalah meskipun saya perdana menteri, saya harus berdiskusi dengan lima komponen partai Pakatan lainnya dan saya tidak dapat dengan mudah membuat keputusan sendiri untuk mengubah atau memberhentikan siapa pun,” kata Dr Mahathir.
Pakatan terdiri dari Bersatu, PKR, DAP dan Parti Amanah Nasional dan merupakan kemitraan dari Parti Pahlawan Sabah.
Ia mengatakan, perombakan kabinet justru bisa menimbulkan persoalan baru sehingga banyak yang harus ditimbang.
“Tindakan reshuffle bukan solusi, malah bisa jadi masalah; kita perlu mengetahui prestasi para pendeta sebelum kita menggantikannya. Kita perlu tahu apa saja kemampuannya (yang baru).
“Perombakan kabinet bukanlah solusi permasalahan kita yang akan mengembalikan posisi pemerintahan. Kalau kita reshuffle, yang baru mungkin juga butuh waktu dan hasilnya juga butuh waktu dan dalam waktu itu mungkin ada seruan untuk reshuffle lagi.
“Jika kita bergerak lagi, maka semuanya akan terselesaikan,” kata Dr Mahathir.
Dr Mahathir mengatakan bahwa menjadi tuan rumah KTT APEC tidak bisa dianggap enteng karena ini adalah pertemuan internasional yang penting
“Kita harus melakukan persiapan dan ini (reshuffle) bisa menjadi penghambat perubahan radikal di pemerintahan,” ujarnya.
Dia mengatakan meskipun para pemimpin partainya telah menyatakan keprihatinan mereka atas kekalahan telak mereka di Tanjung Piai dan perlunya perombakan segera, dia belum diberi batas waktu.
“Partai saya tidak memberikan batas waktu kapan reshuffle akan dilakukan. Kami akan segera mendiskusikannya dengan pihak-pihak komponen Pakatan Harapan dalam beberapa hari,” kata Dr Mahathir.
Dia berbicara kepada media di markas Bersatu di sini setelah bertemu dengan pimpinan pusat partai tersebut.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pemerintah, meski baru berusia kurang dari dua tahun, telah mencapai banyak hal namun masyarakat belum mengetahui peningkatan investasi asing langsung yang berhasil ditariknya.
“Meskipun kami telah berkuasa selama satu tahun delapan bulan, banyak dari rencana yang kami luncurkan akan memakan waktu lama sebelum ada hasilnya. Kami telah mengubah banyak rencana untuk memastikan pemerintah lebih efisien.
“Banyak praktik korupsi yang mampu kita kurangi meski menimbulkan ketidaknyamanan bagi mereka yang sebelumnya menerima ‘bantuan korupsi’.
“Kasus petinggi (pemerintah) yang biasa mengambil miliaran kini tidak lagi terjadi. Mungkin ada korupsi di kalangan bawah, tapi jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan sebelumnya,” kata Dr Mahathir.
Agustus lalu, The Star memberitakan kemungkinan perombakan kabinet dibahas dalam rapat kabinet.
Dr Mahathir kemudian menganggapnya sebagai “hanya perombakan portofolio kabinet”.
Para pemimpin Pakatan sendiri mengkritik kinerja mereka setelah kekalahan di Tanjung Piai dan menyerukan penilaian ulang terhadap cara kerja koalisi dan para pemimpinnya.