26 Juni 2023
BANGKOK – Departemen Perdagangan Luar Negeri memimpin dalam memperluas penjualan beras melati Thailand di China dan Hong Kong SAR, menurut direktur jenderalnya, Ronnarong Phoolpipat.
Pembicaraan sedang diadakan untuk mengatasi hambatan perdagangan di kedua pasar, kata Ronnarong.
Ekspor beras melati Thailand akan melebihi 8 juta ton tahun ini, prediksinya.
Thailand mengekspor 600.000 hingga 700.000 ton beras ke China setiap tahun, terutama beras putih dan beras melati Thailand.
Hong Kong mengimpor lebih banyak lagi. Ekspor beras Thailand ke daerah administrasi khusus rata-rata 1,7 juta hingga 1,8 juta ton per tahun, dimana 70-80% adalah beras melati Thailand.
Hong Kong adalah salah satu dari tiga importir teratas beras melati Thailand dan beras Thailand memiliki 60% pangsa pasar beras Hong Kong, kata Ronnarong.
Departemen Perdagangan Luar Negeri mempercepat upaya untuk memperkuat hubungan perdagangan, membangun kepercayaan dan memperluas pasar beras melati Thailand dan singkong.
Eksportir beras Thailand sedang berdiskusi dengan Departemen Perdagangan dan Industri Hong Kong, mengenai topik-topik seperti kontrol stok, asal produk, peraturan perdagangan, dan lisensi ekspor.
Selain itu, langkah-langkah telah diambil untuk menerapkan dan menegakkan perjanjian perdagangan bebas.
Departemen Perdagangan dan Industri Hong Kong menyampaikan penghargaan kepada pemerintah Thailand atas dukungan dan kerja samanya dalam bergabung dengan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional, yang mempromosikan dan memperluas perdagangan antara Hong Kong dan negara-negara anggota.
Hong Kong, sebagai kota bebas bea, berfungsi sebagai pintu gerbang distribusi barang ke seluruh China.
Selain itu, pertemuan diadakan dengan lembaga pemerintah China dan entitas swasta di Beijing, menyusul ditemukannya kasus yang melibatkan sebuah pabrik di China yang mengklaim beras melati Thailand sebagai miliknya dan menjualnya di pasar China.
Pihak berwenang China segera menutup pabrik tersebut dan mengambil tindakan hukum. Kedua belah pihak menyepakati perlunya tindakan segera terhadap produk palsu, klaim palsu atas beras melati Thailand, dan pemalsuan merek dan sertifikasi.
Selanjutnya, Departemen Perdagangan Luar Negeri berencana mengirimkan perwakilan baik dari sektor publik maupun swasta untuk bertemu dan memperkuat hubungan perdagangan dengan mitra utama di negara lain. Pada bulan Juli, perwakilan akan mengunjungi Filipina, sedangkan kunjungan ke Malaysia, Indonesia, Singapura dan Jepang dijadwalkan pada bulan Agustus.