Menteri Luar Negeri Shah Mehmood Qureshi mengatakan pada hari Kamis bahwa ‘India yang Luar Biasa’ sekarang dianggap sebagai ‘India yang Tidak Toleran’ dan ‘India yang Bersinar’ sebagai ‘India yang Membakar’, seraya menambahkan bahwa negara tersebut kini menghadapi pengawasan internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pandangan tersebut diungkapkan Menteri Luar Negeri saat berbicara pada seminar yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Penerbangan dan Keamanan di Islamabad.
Dalam pidatonya, Qureshi berkata, “Kebijakan Perdana Menteri India Narendra Modi mengalami perubahan yang berdarah dan berbahaya, seperti yang diperkirakan oleh Perdana Menteri Imran Khan.”
Mengacu pada rancangan undang-undang kontroversial yang memicu kerusuhan mematikan di ibu kota India, ia berkata: “Undang-undang Amandemen Kewarganegaraan India dan Daftar Warga Negara Nasional bertujuan untuk mencabut hak 200 juta Muslim di negara itu.”
Merujuk pada kerusuhan tahun 2002 di Gujrat, Qureshi berkata, “Pogrom di Gujrat terulang kembali di jalan-jalan New Delhi. Hal ini merupakan masalah yang sangat memprihatinkan bagi Pakistan dan seharusnya menjadi perhatian seluruh dunia. Hindutva dan pengambilalihan lembaga-lembaga negara India merupakan ancaman terbesar bagi perdamaian dan keamanan global dan regional.
“Pakistan tidak ingin berkonflik dengan India, tapi kami juga tidak menenangkan diri. Kami tidak ragu-ragu untuk memberikan suara dan dukungan penuh kami kepada masyarakat Kashmir yang terkepung. Kami tidak ragu untuk mengungkapkan maksud dan agenda India yang sebenarnya kepada dunia.
“Saat ini, setelah jeda selama beberapa dekade, isu Kashmir masih hidup dan terinternasionalisasi. Opini dunia kini berpihak pada Kashmir dan menentang supremasi Hindu yang ada.
“Kami yakin masyarakat dunia dapat dengan jelas melihat pemerintahan BJP (Partai Bharatiya Janata) di India sebagaimana adanya; sebuah kelompok mayoritas yang didorong oleh ideologi, penuh kebencian, dan menghancurkan tatanan masyarakat, sangat melukai kelompok minoritas, khususnya umat Islam.
“Mereka harus bertanggung jawab atas kejahatan terhadap kemanusiaan yang mereka lakukan setiap hari,” ujarnya.
Menteri luar negeri juga menyatakan bahwa Pakistan tetap berkomitmen pada tujuan utamanya untuk mengurangi ketegangan dan mendorong perdamaian dan stabilitas di kawasan, Radio Pakistan melaporkan.
Pakistan tidak akan terlibat dalam konflik regional apa pun dan akan terus mendukung penyelesaian semua perselisihan regional melalui perundingan, kata laporan itu mengutip pernyataannya.
“Dialog adalah satu-satunya pilihan yang layak untuk membawa perdamaian dan stabilitas di kawasan,” tambahnya.