18 Juli 2023
BEIJING – Di provinsi Lampung tengah, di bagian selatan pulau Sumatra, para pekerja yang mengenakan sarung tangan memetik nanas matang dan melemparkannya ke ban berjalan, sementara sebuah truk menunggu di sisi lain untuk membawa buah tersebut ke pabrik pengalengan.
Dengan banyaknya sinar matahari tropis dan suhu tinggi sepanjang tahun, sekitar 200.000 nanas manis dipanen setiap hari di perkebunan PT Great Giant Pineapple (GGP), produsen nanas kalengan berlabel swasta besar.
“Kami membagi perkebunan yang luasnya lebih dari 30.000 hektar ini menjadi beberapa zona, dan (kami) memanen seluruh nanas di setiap zona secara bersamaan,” kata Murdi Suprayitno, pekerja perencanaan produksi dari kelompok perkebunan satu.
Sekitar 50 persen produksi nanas GGP diekspor ke lebih dari 60 negara dan wilayah. Selain nanas kalengan, juga memproduksi nanas segar, selai, kubus dalam cangkir, konsentrat jus, dan koktail buah kalengan.
“Setelah nanas segar Indonesia resmi memasuki pasar Tiongkok, kami mulai menanam lebih banyak pohon nanas untuk meningkatkan kapasitas produksi kami,” kata Welly Soegiono, direktur urusan korporat GGP.
Pada Agustus 2022, Administrasi Umum Kepabeanan Tiongkok mengeluarkan protokol baru yang menyetujui ekspor nanas segar Indonesia ke Tiongkok jika memenuhi persyaratan tertentu.
“Inilah yang kami harapkan. Karena produksi nanas dalam negeri Tiongkok sangat terbatas, maka potensi impor nanas sangat besar,” kata Soegiono.
GGP mulai mengekspor nanas segar ke Tiongkok segera setelah mendapat persetujuan. Hingga saat ini, lebih dari 42 kontainer berisi lebih dari 580 metrik ton nanas telah dikirim melalui rantai dingin dari Lampung ke pelabuhan Tiongkok bagian selatan.
Dibutuhkan sekitar delapan hingga 10 hari untuk mengirimkan nanas ke Tiongkok, dengan pemberhentian di negara lain di antaranya. Suhu harus dijaga di bawah 10 C untuk melindungi buah segar dari pembusukan.
Setelah dibongkar, kontainer akan diisi dengan buah-buahan seperti apel, jeruk, dan pir, yang tumbuh subur di Tiongkok tetapi tidak melimpah di Indonesia, dan dibawa pulang.
Perdagangan buah antara Tiongkok dan Indonesia semakin kuat dalam beberapa tahun terakhir.
“Di bawah skema RCEP dan Kawasan Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN, perusahaan dapat mengekspor produk nanas bebas bea ke Tiongkok. Dengan izin yang cepat, nanas Indonesia cepat sampai ke pelanggan, dengan harga yang bagus,” kata Cindyanto Kristian, CEO Buah Segar dan GTM (Go to Market) PT Sewu Segar Nusantara, perusahaan yang bertanggung jawab atas distribusi dan pemasaran buah segar yang bekerja sama. dengan GGP.
“Oleh karena itu, semua ini telah membantu produk kami lebih berdaya saing,” tambahnya.
Riset pasar menunjukkan bahwa konsumen Tiongkok bersedia membayar lebih untuk buah berkualitas, lebih memilih makan segar daripada kalengan, kata Kristian.
“Hal ini mendorong kami untuk meningkatkan standar produksi lokal,” katanya. “Pelanggan dapat langsung melihat kualitas nanas setelah dipotong, sehingga kami harus memastikan nanas yang dikirimkan kepada mereka dalam keadaan segar dan berkualitas tinggi.”
Kini Kristian harus terbang rutin antara China dan Indonesia. Ia tidak hanya mendorong perluasan pasar dari Tiongkok selatan ke utara dan mencari distributor yang dapat diandalkan, tetapi juga memanfaatkan berbagai pameran internasional yang diadakan di Tiongkok untuk mempromosikan nanas Indonesia.