Indonesia menunda peluncuran rencana investasi JETP untuk ditinjau publik

18 Agustus 2023

JAKARTA – Sekretariat Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP), yang bertugas mengawasi implementasi JETP di Indonesia senilai US$20 miliar, telah menunda peluncuran rencana investasinya yang telah lama ditunggu-tunggu ke “akhir tahun ini”.

Sebuah pernyataan dari kantor yang dikeluarkan pada hari Rabu menyebutkan perlunya lebih banyak waktu untuk merancang “jalur yang secara teknis kredibel untuk transisi sektor ketenagalistrikan di Indonesia” sebagai alasan penundaan tersebut.

Rencana Investasi dan Kebijakan Komprehensif (CIPP) final, yang mendasari perjanjian penting pendanaan iklim yang ditandatangani pada KTT G20 di Bali tahun lalu, diperkirakan akan diumumkan pada hari Rabu.

CIPP adalah cetak biru yang berisi daftar proyek yang akan didanai melalui JETP, dan merupakan kunci bagi Indonesia untuk mengakses pinjaman skema tersebut, yang harus tersedia dalam jangka waktu tiga sampai lima tahun.

Menunda peluncurannya juga akan memberikan periode konsultasi publik yang mendalam sebelum CIPP difinalisasi, menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jenderal Dadan Kusdiana.

“Masyarakat Indonesia berkesempatan untuk mengkaji seluruh rancangan CIPP serta menyampaikan komentar dan masukannya,” kata Dadan dalam keterangannya.

JETP untuk transisi energi Indonesia, yang telah berlangsung selama lebih dari satu tahun, mencakup janji sebesar $10 miliar yang terdiri dari hibah dan pinjaman lunak dari bank pembangunan multilateral serta International Partners Group (IPG), yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang telah diserahkan. .

Sisanya sebesar $10 miliar berasal dari investasi lembaga keuangan swasta yang dikoordinasikan oleh Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ).

Untuk mengakses dana tersebut, Indonesia diharuskan untuk menyampaikan rencana investasi yang komprehensif untuk memenuhi target transisi energi, yang lebih ambisius dibandingkan target sebelumnya.

Hal ini termasuk mencapai batas maksimum emisi karbon tahunan dari sektor ketenagalistrikan sebesar 290 juta ton dan meningkatkan pangsa energi terbarukan hingga setidaknya 34 persen dari total kapasitas pembangkitan, keduanya pada tahun 2030.

Juru bicara Kedutaan Besar AS di Jakarta mengatakan kedutaan besar negara-negara IPG akan terus bekerja sama dengan Sekretariat JETP.

“CIPP akan diluncurkan bersama oleh pemerintah Indonesia dan International Partners Group pada akhir tahun ini setelah adanya periode komentar publik yang kuat,” kata juru bicara tersebut kepada The Jakarta Post pada hari Rabu.

Pernyataan sekretariat JETP juga menyatakan bahwa setelah masukan masyarakat dikumpulkan dan ditangani, pemerintah dan IPG akan bersama-sama meluncurkan rencana tersebut pada akhir tahun ini.

“Konsepnya (CIPP) merupakan hasil proses multipihak yang inklusif dan melibatkan banyak pemangku kepentingan. Mereka (berpartisipasi dalam) diskusi intensif selama lebih dari seratus hari,” kata Edo Mahendra, kepala sekretariat JETP, dalam pernyataannya.

Cegukan di pembangkit listrik yang tertahan

Fabby Tumiwa, direktur eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), mengatakan banyak aspek CIPP yang perlu diselesaikan sebelum dokumen tersebut dapat diluncurkan, termasuk strategi untuk memenuhi target emisi karbon di sektor ketenagalistrikan.

Target puncak emisi sektor ini didasarkan pada laporan bersama yang diterbitkan pada tahun 2022 oleh Badan Energi Internasional (IEA) dan Kementerian Energi Indonesia, Peta Jalan Sektor Energi Menuju Emisi Nol Bersih di Indonesia.

“Ketika baseline (290 juta ton) ditetapkan berdasarkan (laporan bersama), tidak semua pembangkit listrik tenaga batu bara dimasukkan dalam laporan itu,” kata Fabby kepada Post, Rabu.

“Setelah peta jalan diterbitkan, pemerintah memberikan izin untuk membangun pembangkit listrik tenaga batu bara baru,” lanjutnya. Akibatnya, lebih banyak pembangkit listrik captive yang tidak disertakan dalam proyek JETP.

Fabby menggarisbawahi, CIPP harus memuat informasi rinci berapa banyak pembangkit listrik terbarukan yang bisa dibangun dan berapa banyak pembangkit listrik tenaga batubara yang bisa dipensiunkan agar bisa menghitung jumlah pasti investasi yang dibutuhkan.

“Itu bukan hal yang mudah untuk dilakukan (…). Semua detailnya saling berhubungan. Dan kita tahu sekretariat JETP baru dibentuk pada bulan Maret dan kelompok kerja pada bulan April atau Mei,” imbuhnya.

Fabby tidak menganggap penundaan pengumuman rencana tersebut sebagai hal negatif dalam implementasi JETP Indonesia, dengan alasan bahwa perpanjangan waktu akan memberikan peluang untuk mengoptimalkan dokumen tersebut.

“Langkah selanjutnya (bagi pemangku kepentingan) bisa ditentukan lebih detail, sehingga ketika CIPP kami umumkan secara resmi, sudah bisa diterapkan sepenuhnya,” jelasnya.

Menurut Fabby, draf finalnya bisa siap dikaji publik pada akhir September.

“Dua minggu setelah itu, tim internal akan mengkaji dokumen tersebut, kemudian siap untuk dirilis secara resmi,” ujarnya.

Togel Sidney

By gacor88