25 Agustus 2023
JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengambil tindakan untuk menghentikan sementara operasional empat perusahaan yang diduga melakukan kegiatan yang menyebabkan pencemaran besar di wilayah Jabodetabek.
Rasio Ridho Sani, Direktur Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian, mengumumkan keputusan tersebut pada hari Rabu, memerintahkan keempat perusahaan tersebut untuk segera menghentikan operasinya.
Keempat perusahaan tersebut adalah PT Wahana Sumber Rezeki dan PT Unitama Makmur Persada keduanya di Marunda, Jakarta Utara, PT Maju Bersama Sejahtera di Cakung, Jakarta Timur, dan PT Pindo Deli 3 di Karajan, Jakarta Barat.
Rasio mengatakan, keputusan itu diambil setelah Kementerian melakukan investigasi dampak aktivitas industri terhadap memburuknya polusi udara di wilayah Jabodetabek.
Hingga 21 Agustus, kementerian mengerahkan 100 personel untuk melakukan survei di enam lokasi di Jabodetabek yang diketahui memiliki konsentrasi aktivitas industri. Kawasan tersebut adalah Marunda, Cakung dan Kelapa Gading di Jakarta Utara, Pulo Gadung di Jakarta Timur, Bekasi, dan Karawang di Jakarta Barat.
Dalam beberapa minggu terakhir, pemerintah bergegas mengambil tindakan untuk mengatasi masalah polusi udara di Jabodetabek di tengah kemarahan masyarakat atas memburuknya kualitas udara di wilayah tersebut.
Jakarta secara konsisten masuk dalam 10 kota paling berpolusi di dunia sejak bulan Mei. Namun minggu lalu, gas ini menduduki puncak tangga lagu global yang disusun oleh perusahaan teknologi kualitas udara Swiss, IQAir, sehingga memicu perdebatan sengit.
Jakarta dan kota-kota sekitarnya merupakan kota metropolitan yang berpenduduk sekitar 30 juta orang, dan konsentrasi partikel kecil di udara yang dikenal sebagai PM 2.5 baru-baru ini melampaui kota-kota lain yang sangat berpolusi seperti Riyadh, Doha, dan Lahore.
Para aktivis menyalahkan kabut asap beracun pada sejumlah pabrik dan pembangkit listrik tenaga batu bara di dekat ibu kota, namun pemerintah menolak klaim tersebut, dengan alasan bahwa polusi udara yang semakin buruk di Jakarta baru-baru ini terutama disebabkan oleh cuaca dan lalu lintas.
Awal bulan ini, Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengadakan rapat terbatas dengan beberapa menteri dan pemimpin daerah untuk membahas strategi jangka pendek dan jangka panjang untuk mengatasi masalah ini.
Dalam jumpa pers Rabu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga mengusulkan cara untuk memerangi pencemaran di wilayah Jabodetabek, termasuk dengan melakukan penyemprotan kabut dari gedung-gedung bertingkat yang ada di wilayah tersebut.
Direktur Jenderal Pencemaran dan Permasalahan Lingkungan Hidup Kementerian, Sigit Reliantoro, mengatakan upaya lebih harus dilakukan, terutama jika upaya cloud seeding yang disponsori pemerintah tidak membuahkan hasil maksimal.
Sigit mengatakan, karena negara ini sudah memasuki pertengahan musim kemarau dan dampak pola cuaca El Niño yang sedang terjadi saat ini, maka akan sulit untuk melakukan percobaan penyemaian awan dalam skala yang lebih besar.
“Teknologi modifikasi cuaca tidak boleh hanya berupa membuang lebih banyak garam ke dalam pesawat. Dalam skala mikro, kami hanya bisa menyemprotkan air dari gedung-gedung tinggi kota,” kata Sigit seperti dikutip Antara.
Sigit mengatakan, saat ini Kementerian sedang menyusun daftar bangunan yang cocok untuk upaya tersebut.
Kementerian juga akan meminta perusahaan minyak dan gas milik negara PT Pertamina untuk melaksanakan rencana tersebut di lapangan, mengingat pengalaman perusahaan tersebut dalam menggunakan metode yang sama untuk membuat fasilitas penyimpanan bahan bakar mereka tahan api.