9 Desember 2022
JAKARTA – Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan pertama Forum Indonesia-Pasifik untuk Pembangunan (IPFD) di Bali pada hari Rabu, di mana para peserta regional berkomitmen untuk memperkuat ikatan mereka.
Forum dua hari, yang ditutup pada Kamis, dihadiri oleh para menteri, pejabat senior dan perwakilan dari Australia, Selandia Baru, Kepulauan Cook, Fiji, Kiribati, Kepulauan Marshall, Mikronesia, Nauru, Niue, Palau, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Timor Leste, Tonga, Tuvalu dan Vanuatu.
Perwakilan Bank Pembangunan Asia (ADB), Melanesian Spearhead Group (MSG), Forum Kepulauan Pasifik (PIF) dan Forum Pembangunan Kepulauan Pasifik (PIDF) juga termasuk di antara para peserta, sementara pengamat yang mewakili China, Prancis, Jepang, Selatan Korea dan Amerika Serikat juga hadir.
Forum dimulai pada hari Rabu dengan “dialog tingkat tinggi”, yang menghasilkan dokumen 26 paragraf yang disebut “Pesan Bali untuk Kerjasama Pembangunan di Pasifik”, yang menguraikan masalah di kawasan dan langkah-langkah ke depan.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pesan Bali berisi komitmen Indonesia dan negara-negara Pasifik untuk mempererat kemitraan.
“Pesan Bali juga menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk secara konkrit mengimplementasikan visi ‘Pacific Elevation’ melalui bantuan teknis dan bantuan pembangunan yang lebih intensif,” kata Retno dalam konferensi pers usai pertemuan.
Dia merujuk pada strategi diplomatik untuk Pasifik yang diperkenalkan Jakarta pada 2019.
Ia mengatakan, Indonesia telah lama bekerja sama dalam proyek pembangunan dengan negara-negara Pasifik, tercatat sejak 1999 hingga 2021, negara tersebut telah memberikan 211 paket bantuan teknis dan pembangunan kepada negara-negara Pasifik, dengan sekitar 1.900 peserta.
Para peserta forum juga menyadari bahwa kenaikan permukaan laut yang terkait dengan perubahan iklim dapat mengancam mata pencaharian dan kesejahteraan masyarakat di Pasifik.
Para peserta mengakui bahwa garis dasar dan batas luar zona maritim yang ada sesuai dengan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) “tidak akan terpengaruh oleh kenaikan permukaan laut terkait perubahan iklim”.
Menurut dokumen tersebut, para peserta menyambut baik komitmen Indonesia untuk mengembangkan peta jalan kerjasama pembangunan jangka panjang dengan negara-negara Pasifik, serta komitmennya untuk memperkuat keterlibatan dengan organisasi regional seperti PIF dan MSG.
Retno mengatakan, sebagai ketua ASEAN, Indonesia akan mendorong peningkatan keterlibatan blok tersebut dengan negara-negara Pasifik dan kelompok-kelompok kawasan serta mengimplementasikan perspektif ASEAN di Indo-Pasifik.
Dia mengatakan bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah Forum Infrastruktur Indo-Pasifik ASEAN tahun depan dan juga akan mengusulkan agar ASEAN memulai dialog dengan PIF, sesama blok regional.
“Dalam konteks Indo-Pasifik, tidak ada pilihan lain bagi Asia Tenggara selain mempererat kerja sama dengan negara-negara Pasifik,” kata Retno.