26 Oktober 2022
JAKARTA – Kementerian Investasi sedang mempertimbangkan rencana untuk membatasi pengiriman batangan timah dalam upaya menarik investasi untuk mengolahnya di dalam negeri, namun para ahli mempertanyakan apakah larangan ekspor benar-benar dapat berdampak positif pada aliran hilir produk logam.
Negara ini memiliki kebijakan serupa untuk bijih nikel. Namun, tidak seperti nikel, Indonesia sudah mengekspor timah olahan dengan kemurnian tinggi, dan telah melarang ekspor bijih timah sejak akhir tahun 2014. Negara ini mengekspor batangan timah, besi solder dan kabel, menurut data dari Kementerian Perdagangan.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Indonesia (IMA) Djoko Widajatno mengatakan pemerintah harus memastikan adanya peraturan yang dapat mengakomodasi perkembangan industri hilir, serta infrastruktur dan permintaan yang memadai.
Produksi timah per tahun meningkat dari 900 menjadi 3.500 ton dalam 10 tahun terakhir, kata Djoko, sedangkan produksinya hanya diserap 5 persen oleh industri dalam negeri.
“Ada kesenjangan besar antara penawaran dan permintaan (…) pemerintah harus memastikan bahwa pasar dalam negeri siap menyerap produk tersebut,” katanya kepada The Jakarta Post pada hari Selasa.
Larangan ini merupakan bagian dari rencana pemerintah yang lebih luas untuk mencadangkan sumber daya mineral seperti nikel, timah, tembaga, dan bauksit untuk pengolahan dalam negeri, serta mengekspor produk dengan nilai tambah lebih tinggi dibandingkan hanya mengirimkan bahan mentah yang murah.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia kepada wartawan di Jakarta, Senin, mengatakan larangan ekspor timah mentah akan berdampak positif terhadap investasi pertambangan dan ekspor produk timah.
“(Mudah-mudahan) kita segera menegakkan (larangan ekspor timah). Sampai saat ini road mapnya sudah kami selesaikan,” ujarnya.
Irwandy Arif, penasihat khusus Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bidang pertambangan, mengatakan pada hari Selasa bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan larangan ekspor timah batangan, atau timah olahan dengan kemurnian tinggi, untuk mendorong produksi produk hilir dalam negeri, seperti solder timah. bahan kimia timah. dan pelat timah.
“Pemerintah telah membentuk kelompok kerja untuk menyarankan jenis produk timah apa saja yang dilarang ekspornya,” ujarnya dalam wawancara yang dipandu CNBC Indonesia. “(Kelompok) juga diharapkan bisa menyampaikan secara detail supply dan demand industri timah dari hulu hingga hilir.”
Timah batang bermutu tinggi memiliki sifat konduktivitas listrik yang sangat baik dan merupakan elemen penting dalam produk penyolderan.
Djoko memperkirakan harga timah akan tetap tertekan karena konsumsi yang rendah akibat kenaikan suku bunga dan ketidakpastian perekonomian global. Apalagi profitabilitasnya cukup berkurang karena harga turun cukup tajam.
Kontrak acuan timah tiga bulan di London Metal Exchange (LME) tercatat sebesar US$9.220 per ton pada tanggal 20 Oktober, turun 50 persen year-to-date (ytd), menjadikan timah sebagai pemain terburuk di kompleks logam dasar LME.