Jadikan ketahanan pangan sebagai prioritas Malaysia

30 Mei 2022

KUALA LUMPUR – KAMI merasakan kesulitan karena harga pangan kami meningkat dalam beberapa minggu terakhir.

Dilaporkan bahwa indeks harga konsumen (CPI) Malaysia naik sebesar 2,2% pada bulan Maret, yang relatif rendah dibandingkan banyak negara lain seperti Inggris (7,0%) dan Amerika Serikat (8,5%). Namun, hal ini tidak memberikan kenyamanan bagi banyak masyarakat awam Malaysia yang mengalami kenaikan tagihan belanjaan, karena persediaan makanan pokok terbatas dan harga-harga meningkat dengan cepat.

Malaysia mengimpor hampir 60% kebutuhan pangannya. Ketergantungannya pada impor mencapai lebih dari R50 miliar setiap tahunnya.

Hal ini berarti kita terkena dampak dari tingginya harga impor, yang diperburuk oleh lemahnya ringgit terhadap dolar AS.

Perang yang sedang berlangsung antara Ukraina dan Rusia – keduanya merupakan produsen gandum dan bahan pangan lainnya – serta kendala rantai pasokan yang ada sebelum perang telah semakin memperburuk harga pangan di seluruh dunia.

Kita disarankan untuk mengurangi konsumsi barang-barang yang tidak penting, beralih ke merek toko, memperhatikan harga, atau bahkan menanam makanan di rumah untuk menghemat anggaran belanjaan kita.

Di sisi lain, pemerintah berupaya mengatur pasokan di pasar dengan memberikan subsidi dan menghapus persyaratan Izin Disetujui (AP) untuk impor pangan.

Pemerintah juga melarang ekspor ayam sampai produksi dan harganya stabil.

Meskipun langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi dampak inflasi, namun langkah-langkah tersebut merupakan langkah-langkah jangka pendek.

Untuk solusi jangka panjang, negara ini memerlukan ketahanan pangan yang lebih baik.

Perlu adanya pendekatan holistik untuk memastikan pasokan pangan kita tercukupi, dengan harga terjangkau.

Malaysia berada di peringkat ke-39 dari 113 negara dalam Indeks Ketahanan Pangan Global (GFSI) oleh The Economist Intelligence Unit (EIU) untuk tahun 2021.

Negara ini termasuk dalam delapan besar negara-negara Asia-Pasifik dan menempati posisi kedua setelah Singapura di Asia Tenggara.

Namun Malaysia harus terus memperkuat ketahanan pangannya.

Pada akhirnya, kita perlu melakukan diversifikasi sumber pangan dan menjadi lebih mandiri dengan meningkatkan produksi pangan dan mengurangi impor.

Pada tahun 2020, pemerintah saat itu mengumumkan Rencana Aksi Kebijakan Ketahanan Pangan Nasional 2021-2025 untuk menjamin keberlanjutan pasokan pangan negara setiap saat, terutama dalam menghadapi situasi yang tidak terduga.

Seperti diberitakan, laporan ini berfokus pada keempat dimensi ketahanan pangan sesuai dengan Organisasi Pangan dan Pertanian: ketersediaan, akses, konsumsi, stabilitas, dan keberlanjutan.

Dengan adanya krisis global saat ini, kebutuhan untuk memastikan produksi pangan kita aman dan berkelanjutan menjadi semakin mendesak.

Inilah saatnya untuk meninjau kembali ketahanan pangan kita dan menjadikannya prioritas kita.

link sbobet

By gacor88