Jangan terburu-buru naik LRT Jabodetabek, kata Jokowi setelah kendala tak terduga

4 Agustus 2023

JAKARTA – Presiden Joko “Jokowi” Widodo menegaskan bahwa pembukaan Light Rail Transit System (LRT) Jabodetabek tidak perlu terburu-buru, dengan alasan keselamatan harus menjadi prioritas.

Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi usai menjajal LRT baru, dan bahkan setelah Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara tidak sengaja mengungkapkan bahwa ada permasalahan yang menghambat perkembangan proyek tersebut, Presiden tetap memuji kereta tersebut karena “lancar” dan “nyaman”. ” adalah setelah dia mengendarainya tiga kali pada hari Senin.

Presiden Jokowi menjelaskan, kereta api tersebut merupakan proyek infrastruktur yang sepenuhnya buatan dalam negeri pertama, sehingga wajar jika ada kendala awal dalam pengoperasiannya.

Ia pun meyakinkan bahwa segala persoalan yang muncul akan terselesaikan, terutama terkait keselamatan.

“Jangan berharap operasinya sempurna. Tidak, harus ada perbaikan sistem dan aspek teknisnya,” kata Jokowi dalam keterangannya, Kamis.

“Itu semua buatan kami. Jadi, kalau ada kekurangan, perlu kita pahami,” imbuhnya seraya menjelaskan, kereta tersebut diproduksi dalam negeri oleh produsen BUMN INKA, sedangkan pembangunannya dilakukan oleh BUMN Adhi Karya.

Presiden mengingatkan semua orang untuk tidak terlalu memikirkan masalah ini, yang mungkin terjadi pada pembangunan sistem LRT pertama di negara mana pun.

Ia yakin seluruh proses perencanaan proyek LRT telah dilakukan secara matang.

“Namun kenyataannya terkadang penyesuaian harus dilakukan. Saya pikir itu normal,” ujarnya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam keterangannya mengatakan pemerintah melibatkan konsultan berpengalaman dan mengikuti standar yang sesuai dalam desain LRT.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga telah menyetujui desain dan konstruksi proyek tersebut, tambahnya.

“Sebagai proyek baru buatan sendiri, ini luar biasa. (kereta api) tanpa masinis dan buatan anak bangsa. Banyak tantangan yang harus kita hadapi untuk membangunnya,” kata Budi.

Usai kunjungan Presiden, dia meyakinkan akan terus dilakukan pembenahan pada proyek LRT tersebut.

Pemerintah juga memutuskan untuk menunda peluncuran hingga akhir Agustus, terutama karena proses uji coba yang sedang dilakukan oleh Siemens, yang bertanggung jawab menyediakan perangkat lunak otomasi untuk kereta api tersebut.

“Kami minta usul dari Presiden, dan beliau bilang sebaiknya (lanjutkan) uji coba. Kalau berhasil, kami akan buka (untuk umum). Bisa sampai 20 Agustus atau 30 Agustus,” kata Budi, Kamis, seperti dikutip Kompas.com.

Sebelumnya, proyek tersebut dijadwalkan akan beroperasi secara komersial pada 18 Agustus, hanya sehari setelah perayaan Hari Kemerdekaan negara tersebut.

Keputusan tersebut menambah beberapa penundaan yang berdampak pada proyek tersebut sejak pertama kali dijadwalkan dimulai tahun lalu, dan kemudian pada bulan Juni tahun ini.

Selain penundaan operasional, perusahaan kereta api negara Kereta Api Indonesia (KAI), yang mengoperasikan LRT, menunda uji coba publik terbatas hanya empat hari setelah dimulai pada 13 Juli untuk melakukan perbaikan perangkat lunak dan memperbaiki bug sistem.

Semula, sidang terbatas tersebut rencananya akan dilanjutkan kembali pada 29 Juli, namun kemudian ditunda hingga 5 Agustus.

Kesalahan desain

Pada hari Senin, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo berbicara dalam sesi internal yang diadakan oleh perusahaan induk pariwisata milik negara InJourney, yang secara tidak sengaja disiarkan oleh perusahaan tersebut di YouTube.

Video tersebut dengan cepat dihapus oleh perusahaan.

Dalam sesi tersebut, Kartika berbagi praktik terbaiknya dalam menangani proyek dan BUMN, termasuk metode untuk melaksanakan proyek meskipun ada tantangan yang menghambatnya, dengan menggunakan LRT Jabodetabek sebagai contoh.

Kartika mengungkapkan, jembatan yang menghubungkan jalur LRT di Kuningan hingga Jalan Gatot Subroto didesain buruk.

Menurut Kartika, Adhi Karya membangun jembatan tersebut tanpa menguji sudut belok kereta sehingga mengakibatkan lintasan menjadi sempit.

“Jadi, seharusnya kereta melaju sangat lambat (melewati jembatan), hanya 20 kilometer per jam. Kalau jembatannya dibangun lebih lebar, kereta bisa berbelok lebih cepat,” ujarnya.

Kesalahan tersebut, kata dia, terjadi karena adanya miskomunikasi antara perusahaan konstruksi tersebut dengan perusahaan lain yang terlibat dalam proyek tersebut.

Ia mengatakan, proyek LRT memiliki enam komponen utama, antara lain pembangunan infrastruktur dari Adhi Karya, kereta api dari INKA, software otomasi dari Siemens, dan sistem persinyalan dari BUMN PT Len Industri.

“Namun, tidak ada sistem integrator (saat saya mulai menangani proyek). Jadi semua komponen proyek berfungsi dengan liar tanpa integrator. Nanti kami buat project management office (PMO) yang bisa menjamin integrasinya,” kata Kartika.

Proyek ini juga menghadapi peningkatan biaya perangkat lunak yang tidak terduga untuk fungsi otomasinya, karena semua kereta yang diproduksi oleh INKA memiliki spesifikasi yang berbeda.

“Siemens menelepon saya untuk rapat. Mereka mengatakan bahwa kereta api berbeda dalam kecepatan dan mekanisme pengeremannya. Semua 31 kereta itu berbeda-beda,” ujarnya.

Karena permasalahan tersebut, Siemens perlu membuat perangkat lunak yang dapat memenuhi beragam spesifikasi, katanya.

Perubahan ini sangat penting karena kereta LRT tidak memiliki pengemudi, dan perangkat lunaknya harus mampu menghentikan kereta di tempat yang tepat sehingga pintu kereta dapat terhubung dengan baik ke gerbang stasiun.

Kementerian BUMN tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Judi Casino

By gacor88