31 Juli 2023
JAKARTA – Kunjungan dua hari Presiden Joko “Jokowi” Widodo ke Tiongkok menghasilkan janji investasi senilai miliaran dolar, kata pemerintah, dengan komitmen terbesar berupa proyek senilai US$11,5 miliar untuk mengembangkan industri kaca dalam negeri.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan kepada The Jakarta Post pada hari Jumat, hari presiden kembali, bahwa Xinyi Group, produsen kaca Tiongkok, telah memberikan komitmen dana untuk mengembangkan industri hilir pasir kuarsa, yang melimpah di Indonesia.
Secara terpisah, ia mengatakan dalam konferensi pers online bahwa Xinyi akan membangun fasilitas manufaktur kaca dan panel surya di Pulau Rempang, Batam, dan 95 persen output fasilitas tersebut akan ditujukan untuk ekspor.
Yang terbaik sejak roti potong adalah hari ini Bapak Presiden menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara pemerintah Indonesia dengan perusahaan bernama Xinyi, kata Bahlil, Jumat.
Membaca Juga: Jokowi terbang lagi ke China
Xinyi menguasai 26 persen pasar kaca global, kata Bahlil, seraya menambahkan bahwa cadangan kuarsa dan silika yang besar di Indonesia dapat menawarkan potensi besar bagi perusahaan.
Ia memperkirakan perjanjian tersebut akan menciptakan sekitar 35.000 lapangan kerja di Indonesia.
Xinyi sebelumnya menginvestasikan sekitar $700 juta untuk membangun pabrik kaca di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), kawasan ekonomi khusus di Gresik, Jawa Timur.
Beijing dan Jakarta juga mencapai kesepakatan mengenai pengembangan Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) di Kalimantan Utara, dengan fokus khusus pada industri petrokimia dan kendaraan listrik (EV). Pemerintah berharap dapat memberi energi pada kawasan industri dengan energi terbarukan dari pembangkit listrik tenaga air di Sungai Kayan.
“Pembangunan komprehensif direncanakan. Mulai Desember tahun ini atau Januari tahun depan,” kata Bahlil.
Muhammad Zulfikar Rakhmat, direktur Pusat Studi Ekonomi dan Hukum (CELIOS), untuk penelitian Indonesia-Tiongkok, mengatakan kepada Post bahwa ia mendukung kontribusi Tiongkok terhadap transisi energi di Indonesia.
Namun, ia mengatakan beberapa investasi Tiongkok telah mengabaikan masalah lingkungan dan sosial, khususnya di industri nikel.
“Sangat disayangkan isu lingkungan dan sosial tidak pernah dibahas dalam pertemuan Tiongkok dan Indonesia,” kata Zulfikar.
Ketika ditanya apakah investasi baru ini akan menguntungkan Indonesia, dia mengatakan hal itu akan bergantung pada ekspor dan lapangan kerja yang dapat diciptakan oleh perusahaan di Indonesia.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan dalam pengarahan yang sama bahwa kesepakatan investasi kaca senilai $11,5 miliar hanyalah salah satu dari banyak komitmen yang diperoleh Indonesia selama kunjungan dua hari tersebut, dan menambahkan bahwa investasi miliaran dolar belum diumumkan.
“Ke depan, prioritas investasi adalah energi terbarukan, industri hilir, kesehatan, penelitian ketahanan pangan, serta pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN),” kata Retno.
Membaca Juga: Jokowi dan Xi tingkatkan hubungan ekonomi dan strategis
Dalam kunjungan dua hari tersebut, Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada hari Kamis dan dengan perwakilan pengusaha Tiongkok serta Kamar Dagang Indonesia di Tiongkok (INACHAM) pada hari Jumat.
Pada pertemuan Jumat, Jokowi mengajukan proposal investasi pada rantai pasokan EV, energi terbarukan, dan proyek ibu kota baru.
Ia juga meminta investor Tiongkok untuk tidak ragu berinvestasi di Indonesia, dengan mengatakan bahwa pemerintah akan membantu mereka mengatasi tantangan bisnis yang mereka hadapi dalam proses tersebut.
“Kalau ada kendala di lapangan, baik pembebasan lahan maupun perizinan, silakan sampaikan (kepada kami). (…) Kami akan menampung dan menyelesaikan semua informasi yang Anda berikan,” kata Presiden.
Dia menambahkan bahwa Indonesia telah menciptakan kebijakan untuk mendukung upaya ekonomi hijau, dengan menyatakan bahwa jika dunia usaha di Indonesia dapat memenuhi standar yang tepat, mereka dapat menghasilkan “produk premium” dengan nilai lebih tinggi di pasar global.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan sebelum perjalanan pada hari Selasa bahwa Indonesia sedang menyelesaikan insentif bagi produsen kendaraan listrik di dalam negeri dan berharap dapat mengamankan investasi dari perusahaan besar seperti BYD dan Tesla.
Ia mengatakan ia berencana bertemu dengan para eksekutif BYD di Chengdu, Tiongkok, pada hari Kamis untuk menindaklanjuti diskusi mengenai investasi di Indonesia.
Masih belum diketahui apakah BYD akan menjadi salah satu sumber investasi tambahan yang dimaksud Menteri Retno.