30 Maret 2022

JAKARTA — Kemeriahan acara tiga hari tersebut menunjukkan betapa banyak live music yang terlewatkan.

Sekitar dua tahun lalu, industri hiburan Indonesia tidak berdaya ketika pandemi COVID-19 melanda negara ini. Bioskop dan panggung konser tidak mempunyai pemasukan terbesar, yaitu penonton.

Pandemi ini belum berakhir, namun situasi kesehatan saat ini sudah mencapai titik di mana masyarakat merasa lebih aman untuk berkumpul kembali. Oleh karena itu, industri hiburan dan penonton Indonesia menyambut kembalinya acara offline tahun ini dengan gembira.

Namun tampaknya tidak ada kembalinya yang ditunggu-tunggu seperti Festival Musik Joyland Bali 2022. Festival yang berbasis di Jakarta, yang telah ditunda sejak tahun 2020, akhirnya memulai debutnya di Bali pada tanggal 25 hingga 27 Maret dengan menampilkan musisi-musisi papan atas dan beragam hiburan, termasuk pemutaran film dan pertunjukan stand-up. Jakarta Post diundang untuk berpartisipasi dalam perayaan tersebut.

Lokasi Taman Bhagawan yang luas di Nusa Dua, Bali menampilkan pantai Nusa Dua yang tenang sebagai latar belakang dengan arsitektur tradisional Bali yang menonjolkan ruang.

Kegembiraan murni: Grup jazz dan soul Maliq & D’Essentials menghibur penonton yang ikut bernyanyi dengan lagu-lagu terhebat mereka di Joyland Bali 2022 pada 27 Maret. (Atas izin Joyland Bali-@fotokonser @nareend) (Atas izin Joyland Bali/@fotokonser dan @nareend)

Penonton banyak, pertunjukan besar

Hari pertama festival berlangsung meriah berkat grup surf rock The Panturas dan grup elektronik Agrikulture dengan Rock N Roll Mafia di panggung utama. Nama-nama besar musik pop seperti Yura Yunita, Nadin Amizah, dan Danilla juga turut menyenandungkan lagu-lagu dangdut yang membuat para penggemarnya dapat mencicipi lagu-lagu tersebut.

Band indie Lomba Sihir membuat penonton menari dengan keras sebelum pakaian pop retro White Shoes & The Couples Company ditutup pada malam pertama. Dengan stamina tiada habisnya, grup legendaris ini pun sempat bernyanyi bersama di pojok Guinness Booth dua hari kemudian.

“Yang bosan dengan panggung utama, datang ke sini sekarang!” pemain cello Ricky bercanda dan disambut sorak-sorai penonton.

Di hari kedua, berbagai artis pop dan hip-hop seangkatan menjadi lebih personal dengan penonton, dengan para penggemar dengan lantang menyanyikan lagu-lagu solois Kunto Aji.

“Interaksi langsungnya sangat tulus, saya sangat menikmatinya,” kata Kunto kepada Post pada 26 Maret. Ia bersyukur atas kedekatan yang diberikan melalui program luring. “Para penggemar – cerita dan interpretasi mereka – adalah yang membuat lagu-lagu ini menjadi hidup,” tambahnya.

Tenang: Solois Kunto Aji menyanyikan lagu untuk penonton di Joyland Bali 2022 pada 26 Maret. (Atas izin Joyland Bali-@fotokonser @nareend) (Atas izin Joyland Bali/@fotokonser dan @nareend)

Sementara itu, rapper asal Medan, Basboi, pada festival pertamanya, dengan senang hati menjelaskan asal usulnya kepada penonton sebelum terjun ke dalamnya.

“Saya merasa sangat bahagia, sangat diberkati,” kata Basboi kepada Post. “Mudah-mudahan festival sebesar ini bisa menjadi rutinitas, tidak hanya di Bali atau Jakarta, tapi juga di daerah lain di Indonesia,” imbuhnya.

Lapangan dipenuhi ketika diva pop Indonesia Raisa menyanyikan beberapa lagu hits terbesarnya malam itu.

Hari kedua menampilkan beberapa set terliarnya dari band yang bersuara lebih keras. Kelompok eksperimen Yogyakarta Senyawa membawakan jeritan dan geraman apokaliptik dari penyanyi Rully dengan suara industrial dari instrumentalis Wukir. Belakangan, kembalinya band rock ternama asal Bandung The SIGIT membuat penonton terpesona dengan riff gitar yang berat dan vokal teriakan pentolan Rekti.

“Sudah lama sekali, bukan? Bagaimana? (Bagaimana kabarmu?)” kata Rekti. Belakangan, band rock indie tahun 2000-an The Adams naik ke panggung dan membawakan lagu-lagu hits nostalgia untuk penonton.

Langit mendung muncul di hari ketiga Joyland, namun para penampil tetap menjaga energi yang sama, dengan grup musik SoulFood membawakan lagu funk dan dua grup indie pop terkemuka di Indonesia Bedchamber dan Grrrl Gang membuka dengan sorakan meriah dari para penonton.

‘Saya sedikit gugup karena kita masih berada di tengah pandemi, bukan? Angee, vokalis geng Grrrl, mengatakan kepada Post pada 27 Maret. Namun bassist Akbar menambahkan bahwa sangat menyenangkan melihat “orang-orang kembali ke festival”.

Penonton pun memadati saat datang saat solois Isyana Sarasvati tampil di atas panggung. Mengenakan pakaian dan riasan gothic, Isyana membawakan lagu-lagu rock klasik-slash-progresif dari albumnya tahun 2019 LEXICON. Meskipun telah melepaskan kepribadian bonekanya, dia tidak pernah segan-segan bercanda dengan orang banyak, sesuatu yang dia terkenal.

“Saya selalu berusaha memberikan yang terbaik di atas panggung,” kata penyanyi/penulis lagu tersebut kepada Post sebelum pertunjukan. “Setiap penonton mempunyai energi yang berbeda-beda. Dan untungnya saya cepat beradaptasi.”

Operatif: Penyanyi-penulis lagu Isyana Sarasvati menyanyikan lagu terbarunya sambil bermain keyboard di Joyland Bali 2022 pada 27 Maret. (Atas izin Joyland Bali-@fotokonser @nareend). (Atas izin Joyland Bali/@fotokonser dan @nareend)

Sayangnya, hujan mulai turun saat set penyanyi/penulis lagu Pamungkas, membuat penonton terpesona setelah fun set Maliq & D’Essentials. Dan ketika duo disko Diskoria muncul, alirannya deras. Namun banyak yang berani menghadapi hujan dengan payung dan jas hujan. Hampir seluruh lapangan masih dipenuhi orang-orang yang bernyanyi dan menari diiringi lagu-lagu seperti “Berharap Tak Berpisah” karya Reza Artamevia dan “Air dan Api” karya Naif.

Dominasi akar rumput

Bahkan saat penonton berdiri di luar, dentuman suara panggung Ambruk dan set DJ di kawasan Lily Pad masih terdengar sepanjang hari. Mereka yang ingin membuat keributan menuruni tangga Wantilan (paviliun Bali) di sisi kiri taman.

Bekerja sama dengan inisiatif multi-disiplin Ravepasar, gagasan dari duo elektronik Gabber Modus Operandi, panggung bawah tanah Lily Pad dipenuhi dengan musik elektronik dan industri berenergi tinggi yang membuat penonton kehilangan arah.

“Kami ingin melihat talenta akar rumput kami di sini karena mereka adalah bagian dari (gerakan) global,” salah satu anggota Gabber Modus Operandi, Ican Harem, mengatakan kepada Post.

Dan seniman-seniman yang dikurasi Ravepasar telah membuktikan diri mereka seperti itu. Ruang bawah tanah dihidupkan dengan rap yang keren dari rapper Bandung Krowbar, irama dance yang tiada habisnya dari pemain keyboard Herman Barus, dan musik gabber yang memukau dari para pencipta inisiatif itu sendiri. Turut hadir dalam acara Biennale Jogja XVI tahun lalu adalah musisi Wamena Asep Nayak yang membawakan musik wisisi (musik tradisional Papua Barat) untuk menghibur penonton.

“Banyak teman saya yang mempelajari (genre tersebut), tapi mereka tidak ada di sini, jadi saya bertindak sebagai perwakilan mereka,” kata Asep kepada Post pada 25 Maret, berharap teman-temannya bisa diundang di kemudian hari. “Saya tidak ingin sendirian di festival-festival mendatang,” katanya.

Perwakilan Wamena: musisi Asep Nayak membawakan beberapa lagu ‘wisisi’ di panggung Ambruk di Joyland Bali 2022 pada 25 Maret. (Atas izin Joyland Bali-@fotokonser @nareend) (Atas izin Joyland Bali/@fotokonser dan @nareend)

Film dan stand-up

Keseluruhan set Joyland melampaui musik. Di salah satu sisi panggung utama terdapat area Cinerillaz di mana masyarakat dapat menonton film pendek saat jeda antar pemain. Film pendeknya berkisar dari film pemenang festival seperti Dear to Me dan Laut Memanggilku (The Sea is Calling Me) hingga film live-action yang telah lama ditunggu-tunggu dari White Shoes & The Couples Company.

“Film-film ini dibuat untuk menjadi pembuka artis (di panggung utama),” programmer dan kurator film Alexander Matius mengatakan kepada Post pada tanggal 26 Maret, menjelaskan sinergi festival antara musik dan film.

Di sisi lain panggung adalah Shrooms Garden tempat para stand-up comedian tampil. Komedian ternama Marshel Widianto hingga “Cing” Abdel Achrian memamerkan materinya dan membuat penonton tertawa.

Penonton terus bergerak dari satu panggung ke panggung lainnya. Ada yang duduk berhadapan dengan kedai makanan dan minuman, ada pula yang mencoba berbagai keterampilan mulai dari membuat tanah liat hingga menggambar tas-tas di kawasan Merak Putih.

promosi G20

Selain musik, festival ini juga menjadi pengingat akan kepresidenan Indonesia pada pertemuan puncak Forum Antarpemerintah Kelompok 20 (G20) ke-17 yang akan berlangsung di Bali pada November mendatang. Hal itu diperkuat dengan kedatangan Presiden Joko “Jokowi” Widodo beserta tim menteri serta Kapolri Jenderal TNI. Listyo Sigit Prabu.

Jokowi duduk bersama Raisa dan komedian Cak Lontong di panggung mini melingkar dekat kios dan berbicara tentang kembalinya festival musik dan pentingnya G20 bagi Indonesia.

Pembicaraan G20: (kiri ke kanan) Penyanyi pop Raisa, Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo dan komedian Cak Lontong duduk untuk membahas Joyland dan G20 pada 25 Maret. (Atas izin Joyland Bali/@fotokonser @nareend) (Atas izin Joyland Bali) /@fotokonser dan @nareend)

“G20 ini adalah kumpulan negara-negara besar yang produk domestik brutonya besar, sehingga kita patut bangga menjadi anggotanya dan kini menjadi presiden G20,” kata Jokowi.

Perbincangan berlanjut keesokan harinya dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang menyinggung kesiapan Indonesia menghadapi KTT G20.

Namun pejabat pemerintah tidak menghentikan penonton untuk menikmati musik tersebut. Jokowi mengunjungi lokasi tersebut ketika ia tiba pada tanggal 25 Maret dan menikmati musik Yura Yunita bersama para penonton, menunjukkan bahwa ini adalah kembalinya musik live yang luar biasa.

taruhan bola online

By gacor88