Keadaan Darurat Dinyatakan untuk Kebakaran yang Melanjakan TPA Bandung

28 Agustus 2023

JAKARTA – Pemerintah setempat telah menyatakan keadaan darurat menyusul amukan api yang berkobar sejak pekan lalu di TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Kebakaran pertama kali terjadi di TPA pada 19 Agustus. Sejauh ini mereka telah membakar sekitar 15 hektar tumpukan sampah. Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan mengklaim kebakaran tersebut disebabkan suhu udara musim kemarau yang tinggi, namun Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan rokok yang dibuang dari tempat sampah ke TPA menjadi penyebab kebakaran.

Hengky mengumumkan keadaan darurat pada Rabu setelah petugas pemadam kebakaran dari kabupaten dan kota sekitar Bandung Barat tidak berhasil memadamkan api secara tuntas. “Saya telepon gubernur soal status darurat,” katanya dilansir Antara.

Ridwan mengaku meminta Hengky menetapkan status darurat agar pemerintah pusat bisa membantu pemadaman api. “Peralatan yang kami miliki saat ini belum bisa menjangkau seluruh area yang terbakar,” kata Gubernur.

Bupati meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melancarkan operasi bom air dengan pesawat untuk mengendalikan api. Pesawat itu akan mengirimkan air atau bahan kimia untuk memadamkan api.

Membaca Juga: Kalimantan, Jawa mengalami peningkatan risiko kebakaran hutan di tengah kondisi cuaca kering

Menurut pernyataan yang dikeluarkan pada hari Jumat, badan bencana telah menyiapkan satu helikopter untuk operasi pemadaman kebakaran udara, yang berangkat sekitar pukul 15.00 pada hari Jumat. Helikopter tersebut mampu membawa 20 ton air sekali jalan.

Hingga (Jumat) sore, helikopter menyiramkan 200 ton air ke api di TPA tersebut, kata Juru Bicara BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya. “Kami memperkirakan akan melanjutkan pengeboman air selama tiga hari sampai kami tidak menemukan percikan api yang dapat menyebabkan kebakaran.”

Pihak berwenang setempat sebelumnya telah mengirimkan setidaknya tiga mobil pemadam kebakaran ke tempat pembuangan sampah yang terbakar. Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Cianjur yang berdekatan mengirimkan tim dan mobil pemadam kebakaran untuk membantu memadamkan api.

“Kami hanya dapat mengirimkan satu mobil pemadam kebakaran karena kami membutuhkan yang lain untuk tetap waspada terhadap laporan kebakaran di seluruh kabupaten,” kata Hendra Wira Riharja, petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Cianjur. Kabupaten ini telah mencatat 24 kejadian kebakaran sejak awal Agustus, 15 di antaranya merupakan kebakaran lahan.

Masalah mata, telinga, tenggorokan

Asap berdampak pada warga yang tinggal di sekitar TPA. Pihak berwenang segera menghentikan aktivitas di dalam dan sekitar lokasi dan mengevakuasi warga setelah keadaan darurat diberlakukan.

Sebagian besar masyarakat yang tinggal di sekitar TPA adalah pemulung yang mencari nafkah di lokasi tersebut.

Beberapa warga mengeluhkan gangguan pernafasan, seperti batuk dan gangguan pernafasan yang diikuti rasa nyeri di dada, lapor saluran berita Kompas TV. Pihak berwenang juga meminta siswa untuk belajar dari rumah karena asap menyelimuti sekolah di sekitar tempat pembuangan sampah.

“Kami akan menambah jumlah ambulans yang berjaga di tempat pembuangan sampah, sehingga bisa mengangkut warga yang sakit ke rumah sakit terdekat jika gejalanya memburuk,” kata Hengky.

Bandung Barat juga mendirikan pos kesehatan dan dapur umum bagi warga dan petugas pemadam kebakaran yang ditugaskan di TPA.

Setidaknya 41 warga datang ke posko kesehatan sejak Kamis, kata koordinator posko kesehatan, Nuraeni. Mereka semua terdiagnosis infeksi saluran pernapasan akut, meski kasusnya masih ringan.

“Kami menyarankan agar mereka memakai masker, meski mereka juga mulai mengeluhkan rasa sakit pada mata karena terkena asap,” kata Nuraeni seperti dikutip tribunnews.com.

Membaca Juga: Para ahli memperingatkan akan adanya wabah menular dan masalah kesehatan ketika El Niño kembali terjadi

Akibat kebakaran tersebut, Bandung Barat menutup TPA sehingga memaksa hampir 200 truk sampah pengangkut sampah dari Kota Bandung terpaksa putar balik.

TPA seluas 25 ha ini merupakan pusat sampah bagi kota-kota dan wilayah sekitarnya, termasuk Bandung, salah satu kota terpadat di negara ini. Badan Lingkungan Hidup Kota Bandung memperkirakan 80 persen dari 1.500 ton sampah yang dihasilkan kota setiap hari diangkut ke lokasi Sarimukti.

Truk-truk tersebut membuang sampah di tempat pembuangan sampah sementara (TPS) di seluruh kota.

Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung mengimbau warga mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPS, sekaligus mengingatkan warga untuk tidak membakar sampah karena membahayakan lingkungan.

Gubernur Ridwan mengatakan, pihak berwenang berupaya mencegah gangguan terhadap layanan pengumpulan sampah. (terlihat)

online casinos

By gacor88