3 Juli 2023

BANGKOK – Kebijakan baru yang memperbolehkan siswa mengenakan pakaian santai ke sekolah seminggu sekali bertujuan untuk mempromosikan hak asasi manusia, mengurangi beban keuangan orang tua dan meningkatkan kepercayaan diri dan kebersihan pribadi anak-anak, kata Chadchart Sittipunt, gubernur Bangkok, pada hari Rabu.
Pada tanggal 23 Juni, Administrasi Metropolitan Bangkok (BMA) mengeluarkan perintah kepada 437 sekolah di wilayah metropolitan yang menginstruksikan mereka untuk mewajibkan siswanya mengenakan pakaian yang nyaman seminggu sekali.

Sekolah juga telah diminta untuk melonggarkan peraturan terkait gaya rambut siswa, dan BMA bersikeras bahwa gaya dan preferensi setiap orang harus dihormati.

Chadchart mengatakan pemerintah kota akan melakukan evaluasi setelah kebijakan tersebut diberlakukan selama beberapa waktu, untuk menghilangkan kekhawatiran masyarakat bahwa peraturan baru tersebut dapat menimbulkan dampak negatif permanen.

“Kami siap mencoba sesuatu yang baru, sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa dan orang tua untuk menyampaikan idenya. Namun semuanya harus dalam kerangka, dengan aturan dan ketentuan yang jelas,” ujarnya. “Kalau tidak berhasil, kita bisa ganti lagi. BMA menerima semua kritik.”

Wakil Gubernur Sanon Wangsrangboon menambahkan bahwa kebijakan tersebut harus membantu mengurangi beban keuangan orang tua, karena sekolah negeri saat ini hanya menerima subsidi pemerintah untuk dua seragam dalam setahun, yaitu seragam siswa, dan satu lagi untuk gym atau pramuka putra/putri.

“Siswa dapat dengan bebas memutuskan apa yang akan dikenakan setidaknya satu hari dalam seminggu. Aturan ini akan diterapkan pada seluruh sekolah yang berada di bawah BMA,” ujarnya.

Sanon menambahkan, sekolah juga tidak akan membatasi hak siswa untuk memiliki gaya rambut yang diinginkan, asalkan rapi dan sesuai. Namun kisaran gaya rambut yang dapat diterima akan didiskusikan di kalangan orang tua, sekolah, dan siswa, karena bisa berbeda-beda dari satu sekolah ke sekolah yang lain, terutama anak-anak yang berbasis agama, katanya.

“BMA harus beradaptasi dengan era baru. Tidak melakukan apa pun hanya akan menemui perlawanan,” kata Sanon. “Itulah sebabnya kami meminta siswa, orang tua, dan sekolah mendiskusikan masalah ini secara terbuka untuk memastikan saling pengertian.”

Kebijakan baru ini akan tetap mengikuti peraturan Kementerian Pendidikan mengenai seragam siswa, yang memperbolehkan sekolah untuk menetapkan seragam normal dan khusus (pramuka, pelajar militer atau pakaian adat) berdasarkan kesesuaian dan biaya. Disebutkan bahwa siswa diperbolehkan mengenakan pakaian kasual ke sekolah setidaknya satu hari dalam seminggu, sedangkan mereka yang tidak ingin mengenakan pakaian kasual tetap dapat mengenakan seragam pelajar atau olahraga.
Kebijakan baru ini juga melarang sekolah membatasi hak fisik dan mental siswa, serta harus menghormati individualitas siswa, keberagaman, keyakinan agama, dan preferensi gender.

Hongkong Pools

By gacor88