1 Desember 2021
Jakarta – Hari ini, Indonesia secara resmi mengambil alih kepresidenan Kelompok 20 dari Italia, dan Presiden Joko “Jokowi” Widodo akan bertanggung jawab untuk memimpin arah kebijakan klub 20 ekonomi terbesar dunia hingga November mendatang, sebelum menyerahkan kepemimpinan ke India menyerah.
Indonesia bersedia melaksanakan pekerjaan tersebut berkat pengalamannya yang luas dalam memimpin dan menjadi tuan rumah berbagai pertemuan organisasi multilateral.
Dalam pidato penerimaannya, Jokowi menjanjikan “pertumbuhan yang inklusif, berpusat pada manusia, ramah lingkungan, dan berkelanjutan” sebagai komitmen utama Indonesia pada kepemimpinan G20-nya. Di bawah kepresidenan Indonesia, klub ini bertujuan untuk menjadi mesin dalam mengembangkan ekosistem yang mendorong kolaborasi dan inovasi.
Kelompok elite tersebut terdiri dari Argentina, Australia, Brasil, Kanada, China, Uni Eropa, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, dan Inggris. Amerika Serikat, yang ekonomi gabungannya menyumbang 90 persen dari produk domestik bruto (PDB) dunia.
Peringatan terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang dampak global besar dari varian Omicron COVID-19 dan kepanikan global yang menyertainya membenarkan pemilihan tema kepresidenan Indonesia “Sembuh Bersama, Sembuh Lebih Kuat”. Sekaya dan secanggih apapun suatu bangsa, tidak akan pernah bisa memenangkan perang melawan penyakit mematikan itu ketika ada negara yang tertinggal, termasuk dalam program vaksinasi.
Dunia berharap agenda Indonesia tidak berakhir sebagai daftar keinginan yang tidak terpenuhi. Meskipun tidak mudah untuk meyakinkan anggota G20 yang lebih kaya untuk mengalokasikan lebih banyak bantuan vaksin, untuk menciptakan pertumbuhan yang lebih inklusif dan setara, serta ekuitas digital yang lebih adil untuk negara berkembang dan negara kurang berkembang, kami yakin pemerintah dapat bertindak sebagai agen yang baik dan efektif. tuan rumah dan koordinator berbagai forum G20.
Bagi Indonesia, memang suatu kehormatan sekaligus tantangan untuk memimpin G20. Presiden Jokowi tampaknya bersemangat dengan peran barunya setelah menunjukkan sedikit keinginan untuk diplomasi internasional sejak menjabat pada tahun 2014.
Namun, Indonesia tidak dapat memaksakan agendanya sendiri kepada anggota lain, oleh karena itu kepemimpinan Jokowi dalam menciptakan konsensus yang kuat di antara para pemimpin adalah kuncinya.
Dalam pernyataan mereka setelah KTT Oktober di Roma, para pemimpin berkomitmen untuk membantu WHO mempercepat tujuan global untuk memvaksinasi setidaknya 40 persen dari seluruh populasi pada akhir 2021 dan 70 persen pada pertengahan 2022. G20 akan meningkatkan pasokan vaksin dan produk medis dasar lainnya untuk negara-negara miskin.
Warisan Indonesia akan ditentukan oleh kemampuannya untuk membuat kemajuan yang nyata dan substansial di G20. Daripada mencoba mengerjakan terlalu banyak agenda ambisius, lebih baik pemerintah berkonsentrasi pada isu-isu yang paling mendesak, seperti pandemi COVID-19 dan dampak ekonomi dan politiknya yang menghancurkan, serta pemanasan global.
Kami percaya bahwa Indonesia tidak hanya akan menjadi tuan rumah yang baik tetapi juga menjadi jembatan yang berguna dan efisien antara negara kaya dan miskin. Selamat dan sukses untuk pemerintah.